Keluar dari Huangsha Metro Station,
kami sedikit kebingungan menemukan lokasi tempat tujuan kami selanjutnya..
Padahal di salah satu blog yang saya baca, dikatakan dari Huangsha Metro
Station – Exit C hanya perlu jalan ke arah kiri untuk menemukan jembatan
penyeberangan (pedestrian bridge).. Akhirnya kami nekat bertanya ke seorang
uncle yang sedang menyapu di dekat pintu masuk mall.. Ternyata yang dimaksud jalan ke arah kiri di blog itu, kita harus muterin satu shopping mall yang
namanya Metropolitan Plaza.. Sama si uncle kita disuruh masuk ke dalam mall
saja karena bakalan lebih dekat.. Bahkan saat di dalam mall, kita kebingungan
mau belok kemana, eh si uncle teriak-teriak bilang “belok kanan, belok kanan”
tentunya dalam Bahasa Mandarin.. hahaha.. Bersyukur banget kami selalu
dipertemukan dengan orang-orang baik..
Huangsha Metro
Station – Exit C
Di Metropolitan Plaza kami juga mampir
sebentar untuk ke toilet (penting, lol) dan beli minum + snack di Tous Les
Jours-nya.. Kami sengaja jauh-jauh ke daerah Liwan District ini, semata-mata
demi mengunjungi dua tempat terkenal di Guangzhou.. Karena letaknya yang
berdekatan, jadi sengaja deh sore itu memang saya khusus agendakan untuk
mengunjungi dua tempat ini.. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Shamian
Island, salah satu tempat wisata paling terkenal yang ada di kota Guangzhou.. Jadi persis di depan Metropolitan Plaza, ada
pedestrian bridge yang langsung menuju Shamian Island..
Tous Les
Jours @ Metropolitan Plaza
Metropolitan Plaza from pedestrian bridge
Shamian (沙面) Island merupakan sebuah sandbank island
yang terletak di Liwan District.. Kata “shamian” sendiri berarti “sandy
surface” atau “permukaan berpasir”.. Shamian Island ini sarat akan sejarah karena
dulunya wilayah ini dibagi menjadi dua konsesi yang diberikan kepada negara Prancis
dan Inggris pada abad ke-19.. Kini Shamian Island menjelma menjadi tempat
wisata yang terkenal, tidak hanya bagi para wisatawan, tetapi juga bagi para warga
local kota Guangzhou..
Di sini kita bisa menikmati keindahan aristektur pada masa kolonial Eropa.. Di tengah pulau yang luasnya hanya 900 meter x 300 meter ini juga terdapat taman dengan pohon-pohon yang rindang dan bunga-bunga yang cantik, menjadikan Shamian Island ini sebagai tempat yang pas untuk jalan-jalan santai.. Berhubung sore itu adalah weekend, jadi Shamian Island juga diserbu oleh warga local, bahkan banyak yang foto pre-wedding juga di sini.. Selain tamannya yang cantik, di Shamian Island juga terdapat hotel, toko, restaurant, café, dll..
Di sini kita bisa menikmati keindahan aristektur pada masa kolonial Eropa.. Di tengah pulau yang luasnya hanya 900 meter x 300 meter ini juga terdapat taman dengan pohon-pohon yang rindang dan bunga-bunga yang cantik, menjadikan Shamian Island ini sebagai tempat yang pas untuk jalan-jalan santai.. Berhubung sore itu adalah weekend, jadi Shamian Island juga diserbu oleh warga local, bahkan banyak yang foto pre-wedding juga di sini.. Selain tamannya yang cantik, di Shamian Island juga terdapat hotel, toko, restaurant, café, dll..
Starbucks @ Shamian Island
Di Shamian Island juga terdapat satu
Gereja Katolik.. Nama gerejanya adalah Shamian Church of Our Lady of Lourdes..
Gerejanya mungil tapi bagus dan sangat bersejarah karena dibangun pada abad
ke-16.. Awalnya kami berencana untuk ngopi-ngopi di Shamian Island.. Masuk ke
Starbucks yang cantik banget bangunannya, eh full dan antriannya sudah panjang
banget.. Sebenarnya saya ingin nyobain Kafelaku Coffee, salah satu coffee-chain
terkenal di China.. Apa daya kaki sudah tidak bisa diajak kompromi, apalagi mengingat
Kafelaku Coffee ini lokasinya di ujung Shamian Island.. hehehe..
Shamian Church of Our Lady of Lourdes
Dari Shamian Island, kami melanjutkan
perjalanan ke destinasi kedua sore itu, yaitu Shangxiajiu Pedestrian Street (or
simply Shangxiajiu).. Shangxiajiu (上下九) ini merupakan sebuah shopping area terkenal di
Liwan District.. Namanya memang tidak setenar Beijing Lu (Beijing Road)
Pedestrian Street.. Alasan utamanya mungkin karena Shangxiajiu ini lokasinya
rada jauh dari pusat kota Guangzhou.. Berhubung kami naik metro dan punya tiket
yang unlimited, jadi biar jauh tetap saja didatangi.. hehehe.. Shangxiajiu ini
memang lebih terkenal di kalangan warga local, tapi good side-nya adalah harga
barang di sini jauh lebih murah dibandingkan di Beijing Lu..
Dari Metropolitan Plaza, untuk mencapai
Shangxiajiu, kami berjalan kaki sekitar 800 meter.. Tapi sebelum ke
Shangxiajiu-nya, kami mampir dulu Bǎo Huá Miàn Diàn.. Bǎo Huá Miàn Diàn ini
adalah salah satu noodles shop yang terkenal di kota Guangzhou.. Makanya saya
cukup penasaran seenak apa sih mie di sini.. Berhubung lokasinya di seputaran
Shangxiajiu, jadi kami bisa sekalian mampir.. Kami beruntung datang sebelum jam
dinner, jadi kami masih mendapatkan meja tanpa perlu mengantri.. Sedangkan saat
kami keluar, sudah ada antrian di depan restaurant.. Menunya mostly noodles (ya
iyalah), dimana ada 4 jenis noodles yang bisa dipilih.. Mie-nya juga ada yang versi
kering dan versi berkuahnya.. Varians topping-nya juga banyak banget, dari yang
halal sampai yang non-halal.. Berhubung kami sama sekali tidak bisa membaca
tulisan di menu, jadi pilihnya pun asal tunjuk mana yang di fotonya kelihatan
enak.. hahaha.. Akhirnya pas makanan diantar ke meja, lha kok yang dipesan
mirip semua.. hahaha..
Bǎo Huá Miàn Diàn
Jadi tiga jenis mie yang kami pesan
ternyata sama semua jenis dan rasanya.. Yang membedakan hanya topping-nya..
Saya memilih topping shrimp wonton, adik saya pork + mushroom wonton, dan papa
saya pig feet.. Mama saya malahan ikut-ikutan memesan fish wonton tanpa mie,
yang tentu saja rasanya sama plekk dengan pesanan saya dan adik saya.. hahaha..
To be honest, rasa mie-nya oke sih, tapi tidak seenak yang dibilang orang,
apalagi sampai dinobatkan menjadi “the best noodles in Guangzhou”.. Saya suka
tekstur mie-nya yang springy.. Kuahnya juga aromatic dan gurih, mengingatkan
saya dengan kuah tekwan buatan teman kantor saya.. Wonton-nya sih biasa saja..
Tapi mie di sini memang porsinya besar dan harganya juga masih terjangkau..
Untuk 3 mie, 1 wonton, 1 sayuran, dan minuman, kami membayar sekitar 120 RMB..
Wonton Noodles (@ 20 RMB)
Selesai makan, bukannya lanjut ke
Shangxiajiu, kami malah asyik jajan dan belanja di sekitar Bao Hua Mian Dian..
Walapun belum di Shangxiajiu-nya, tapi di sepanjang Baohua Lu (Baohua Road) ini
berjejer toko-toko dan tempat makan.. Alasannya karena Metro Station terdekat
dari Shangxiajiu, Changshou Lu Metro Station, berada di Baohua Lu.. Apalagi
sore itu weekend, jadi Baohua Lu juga sedang ramai-ramainya..
Baohua Lu
Urusan per-shopping-an, harga barang
di Baohua Lu ini memang yang paling murah dibandingkan dengan tempat lain yang pernah
saya kunjungi di Guangzhou.. Di sini baju-baju modis dibandrol mulai dari 29
RMB atau 62k IDR saja.. Akhirnya di sini ada yang berhasil belanja juga.. Adik
saya “terpaksa” membeli baju karena baju-baju yang dibawa dari Bali ternyata kalah
oleh udara dingin kota Guangzhou.. hahaha..
Adik saya sibuk memilih baju, saya dan
yang lainnya asyik kuliner-an.. Beberapa yang kami coba antara lain Sate Cumi
yang ternyata kalah jauh dengan yang di Dongmen (Shenzhen) dan Garlic Steamed Oyster
yang masih lebih enakan yang saya makan di Sanming.. Harganya sih murah meriah,
20 RMB dapat 5 tusuk sate cumi dan 5 pcs kerang oyster mini.. Gara-gara banyak
orang yang jalan sambil ngemil Shēng
Jiān Bāo, akhirnya kami ikutan ngantri dan beli.. Shēng Jiān Bāo ini adalah pan-fried pork bun..
Sekilas bentuk dan rasanya mirip dengan Gyoza-nya
Jepang.. Pantas saja banyak yang beli, ternyata rasanya enak banget.. Seporsi
harganya 10 RMB dan isinya ada 4 pcs.. Pas banget dimakan panas-panas dan
dicocol ke chili oil-nya..
Saya dan adik saya juga mampir ke The Alley.. The Alley di Guangzhou mah ada dimana-mana.. Kagak pakai antri-antri pula seperti di Singapore dan Malaysia.. hahaha.. Of course kami memesan signature drink mereka, Brown Sugar Deerioca Milk.. Dibandingkan Tiger Sugar, saya lebih suka versi The Alley.. Bobba-nya chewy banget dan milk-nya juga refreshing dan creamy banget..
penjual Sate Cumi
penjual Garlic Steamed Oyster
Garlic Steamed Oyster (10 RMB)
Shēng Jiān Bāo in the making
Shēng Jiān Bāo (10 RMB)
Saya dan adik saya juga mampir ke The Alley.. The Alley di Guangzhou mah ada dimana-mana.. Kagak pakai antri-antri pula seperti di Singapore dan Malaysia.. hahaha.. Of course kami memesan signature drink mereka, Brown Sugar Deerioca Milk.. Dibandingkan Tiger Sugar, saya lebih suka versi The Alley.. Bobba-nya chewy banget dan milk-nya juga refreshing dan creamy banget..
The Alley @ Baohua Lu
Brown Sugar Deerioca Milk (@ 22 RMB)
Hari
sudah semakin gelap ketika kami mulai merasa kecapekan.. Kaki rasanya sudah
semakin berat dipakai melangkah.. Adik saya malahan sudah masuk angin dan
menggigil gara-gara hanya pakai dress dan stocking tipis.. Akhirnya kami
memilih untuk berjalan ke Changshou Lu Metro Station dan naik Metro kembali ke
hotel.. Jadi ceritanya kami gagal ke Shangxiajiu Pedestrian Street.. hahaha..
Kalau dipikir-pikir sekarang, menyesal banget lah.. Tapi setidaknya ini bisa
dijadikan motivasi untuk kembali lagi ke Guangzhou suatu hari nanti.. hahaha..
Tianhe District @ night
Beberapa
jam kemudian setelah mengistirahatkan kaki yang sudah mulai bengkak, kami
keluar hotel lagi.. Kami cuek saja pakai daster dan baju tidur, toh perginya
cuma ke 7-Eleven dan restaurant noodles di dekat hotel.. hehehe.. Oh ya,
7-Eleven di China lumayan banyak lho makanan-makanannya.. Walaupun tidak ada
yang mengalahkan 7-Eleven di Thailand.. Malahan kalau diperhatikan, saat jam
makan siang, banyak pegawai kantoran yang memilih untuk lunch di 7-Eleven..
Selesai belanja di 7-Eleven, kami mampir ke Liǔ Jié Hú Niúròu Fěn yang terletak
tidak jauh dari hotel tempat kami menginap..
Liǔ Jié Hú Niúròu Fěn
Liǔ
Jié Hú Niúròu Fěn ini masih ramai lho walaupun malam sudah larut, malahan kalau
siang harinya sampai pada ngantri segala.. Menu yang dijual kebanyakan mie dan
ada beberapa snack juga.. Sayang mie di sini rasanya kurang cocok di lidah
kami.. Rasanya itu hambar-hambar gimana gitu.. hahaha.. Persis seperti mie yang
kami makan di Tianma tadi siang.. Pokoknya urusan mie, tidak ada yang
mengalahkan kelezatan mie-nya Qīng Xīn di Shenzhen.. Kalau dari segi harga, masih cukup terjangkau dimana 1 porsi mie harganya berkisar antara 16-22 RMB.. Saya juga memesan Stinky
Tofu yang akhirnya tidak bisa kami habiskan.. Membicarakan soal Stinky Tofu,
makanan yang satu ini mirip banget seperti jengkol dan durian.. People either
love it or hate it.. hahaha.. Btw, untuk Stinky Tofu di Liǔ Jié Hú Niúròu Fěn
ini, saya hanya bisa memakan satu gigitan.. Stinky Tofu-nya beneran bau
banget.. hahaha.. Perasaan dulu makan di Malaysia tidak sebau ini.. Nah
besoknya saat ke Beijing Lu, saya melewati tempat yang menjual Stinky Tofu yang
terkenal di Guangzhou, sayang saya sudah keder duluan melihat antriannya yang
panjang..
Shamian Island (沙面)
Liwan Qu,
Guangzhou, Guangdong, China
Closest Metro
Station : Huangsha Metro Station
Shangxiajiu
Pedestrian Street (上下九)
Shangxiajiu, Liwan
Qu
Guangzhou,
Guangdong, China
Closest Metro
Station : Changshou Lu Metro Station
Bǎo Huá Miàn
Diàn (宝华面电)
117 Baohua Road,
Liwan Qu
Guangzhou,
Guangdong, China
Opening Hours
: 06.00 - 02.00
Liǔ Jié Hú
Niúròu Fěn (柳杰湖牛肉粉)
1st
Floor Metropolitan Huating
366 Tianhe North
Guangzhou,
Guangdong, China
No comments:
Post a Comment