It’s our second day in
Guangzhou.. Hari ini rencananya kami akan meng-explore beberapa tempat shopping
di Tianhe District dan di malam harinya mengunjungi Beijing Road (Beijing Lu)
Pedestrian Street.. Berhubung saya memesan kamar hotel tanpa breakfast, jadi
pagi itu kami mampir dulu ke Subway yang lokasinya tidak jauh dari Aloft
Guangzhou Tianhe, hotel tempat kami menginap..
gloomy & cold day in Guangzhou
Subway @ Tiyu Donglu
Lagi-lagi karena kendala bahasa,
jadi kami hanya tunjuk-tunjuk gambar di menu, yang untungnya dimengerti oleh
mas-masnya.. hehehe.. Harganya berkisar antara 20 RMB untuk ala carte-nya dan
sekitar 30-40 RMB untuk menu paketnya.. Dari segi rasa, Subway di China rasanya
sama saja seperti Subway di negara lain.. Saya lebih prefer nyobain fast food
restaurant seperti KFC dan McDonalds, karena setiap negara pasti punya menu
tambahan yang berbeda-beda..
paket Subway yang include minum + chicken wings
Setelah sarapan Subway, kami
lanjut jalan kaki menuju Sports Center Metro Station.. Kali ini kami naik Metro
Line 1 (Yellow) dan turun di Tiyu Xilu Metro Station dan keluar via Exit E..
Exit E di Tiyu Xilu Metro Station ini akan tembus langsung ke Tianhe Festival
Walk atau dalam bahasa local disebut Tiānhé Yòu Yī Chéng..
Tiyu Xilu Metro Station
Jadi Tianhe Festival Walk ini
adalah underground shopping center dimana isinya didominasi oleh toko-toko kecil yang menjual baju,
accessories, kosmetik, dan makanan.. Anyway, saya dan adik saya sudah penasaran banget
pengen shopping-shopping di Tianhe Festival Walk ini, secara lihat fotonya di
Instagram, barangnya banyak yang discount dan pengunjungnya ramai banget.. Eh
pas sampai di sana lha kok ya sepi-sepi wae.. Barang-barangnya juga kurang
menarik.. Kami lho sampe muterin Tianhe Festival Walk ini berkali-kali,
takutnya kami salah tempat.. hahaha..
Tianhe Festival Walk
Gagal shopping tidak jadi masalah sih, yang
penting kami masih bisa kuliner-an.. Pokoknya kalau ada stall yang ramai, pasti kami
mampirin.. hehehe.. Pertama-tama, kami mampir beli sosis setelah melihat
beberapa remaja lagi asyik jalan sambil makan sosis.. Sosisnya enak lho,
harganya murah meriah tapi berasa dagingya..
Kemudian lanjut beli snack seafood.. Jadi ada satu toko yang namanya Zì Yóu
Rén dan apparently cabangnya juga banyak di Guangzhou (termasuk di Beijing Road)..
Jualannya aneka seafood yang diolah menjadi cemilan, seperti kripik, dendeng,
abon, dll.. Favorit saya adalah cumi yang dikeringkan yang mirip juhi kalau di
Indonesia, kepala cumi yang dibumbui manis pedas, dan tulang ikan yang digoreng
crispy.. Enak-enak semua walapun harganya sedikit pricey.. Tulang ikan saja
seplastik harganya hampir 150k IDR.. hahaha.. Sedangkan yang lainnya, harganya
mulai dari 10 RMB per 100 gram-nya..
sosisnya enak
Zì Yóu
Rén @ Tianhe Festival Walk
Walaupun lagi di China, bukan di
Jepang, kami tetap tergoda untuk mencoba Takoyaki di Tianhe Festival Walk..
Takoyaki di sini ukurannya besar-besar, isian tako (gurita)-nya dan katsuobushi-nya
juga banyak.. Kagak pelit seperti di Indonesia.. hahaha.. Seporsi isinya 6 pcs
dan dibandrol seharga 16 RMB.. Kemudian papa saya kepincut dengan aneka sate
(skewers) yang banyak banget dijual di seantero Guangzhou.. Pilihan jenis satenya
sendiri ada banyak banget pilihannya.. Ada sayuran, daging, seafood, bakso,
dll.. Sate-sate ini nantinya akan diberi chili oil yang dari bau dan warnanya
saja sudah bisa ketebak pedasnya.. Anehnya sate ini disajikan dalam keadaan
dingin, bukannya panas, jadi rasanya agak aneh buat lidah orang Indonesia..
Belum lagi bumbunya yang banyak mengandung Szechuan Peppercorn yang terkenal
akan sensasi numbing dan tingling-nya.. Jadi setelah makan, yang terasa itu
lidah menjadi sedikit kebas atau mati rasa.. Saya hanya mampu makan satu tusuk
dan semenjak itu kami suka heran kalau melihat orang-orang makan sate ini
dengan lahap.. hahaha..
Takoyaki (16 RMB)
aneka skewers (25 RMB)
Dari Tianhe Festival Walk kami
lanjut menuju Victory Plaza.. Hebatnya Tianhe Festival Walk ini langsung
connect ke beberapa shopping mall di sekitarnya termasuk Victory Plaza dan Tee
Mall.. Di Victory Plaza kami hanya mampir ke Uniqlo secara saya penasaran dong
ya dengan Uniqlo di Victory Plaza yang luasnya 6 lantai ini.. Sayangnya saya
keluar dari Uniqlo dengan tangan hampa.. Di sini harganya mirip seperti di
Indonesia, 299, 399, 599, dll, tapi di belakangnya bukan “k” atau ribuan Rupiah,
tapi RMB which is 1 RMB sama dengan 2.150 IDR (kurs Jan 2019).. Bisa
dibayangkan kan harganya jadi 2x lipat.. Kalau begini sih masih enakan belanja
di Indonesia.. hahaha..
Victory Plaza
Uniqlo @ Victory Plaza
Dari Victory Plaza kami lanjut ke
Tee Mall.. Tee Mall ini merupakan salah satu mall terbesar dan ter-modern di
kota Guangzhou.. Sekilas isinya sama saja dengan shopping mall pada umumnya dan
didominasi oleh brand-brand high-end dan terkenal.. Saya lebih tertarik main ke
Aeon Department Store-nya.. Berhubung Chinese New Year was around the corner,
jadinya banyak barang-barang keperluan CNY yang dijual di sini.. Banyak
pernak-pernik lucu berbentuk babi juga lho.. Bahkan untuk underwear saja,
semuanya serba warna merah menyala.. hahaha..
Tee Mall
Yang sudah sering membaca
#NatTravelDiaries sudah pasti tahu dong kalau saya tidak akan melewatkan acara
belanja di supermarket.. Kebetulan di AEON ini ada supermarket-nya juga, jadi
sekalian deh belanja.. Salah satu yang menggiurkan kalau belanja di supermarket
di China adalah fruit section-nya.. Buah-buahan di China itu besar-besar dan
beberapa juga tidak ada di Indonesia.. Apel saja di sini lebih banyak
varians-nya.. Harganya mulai dari 8 RMB per 500 gram-nya.. Tapi mungkin kalau
beli di pasar tradisional bakalan lebih murah.. Durian di sini juga jumbo-jumbo
lho ukurannya.. Penggemar durian pasti bakalan doyan..
AEON Supermarket @ Tee Mall
durian vs apple
ada yang tahu tiga jenis buah ini???
Selain buah-buahan, saya juga
membeli beberapa makanan untuk dibawa pulang ke Bali dan dijadikan oleh-oleh..
Beberapa yang saya rekomendasikan adalah kacang-kacangan yang super besar dan
empuk, kuaci (di China disebut Guā Zǐ) aneka rasa, permen & manisan buah,
dan masih banyak lagi.. Oh ya, satu makanan yang wajib banget saya beli adalah
sosis.. Jadi sosis di China itu ada yang dijual dalam kemasan satuan dan bisa
langsung dimakan.. Mirip seperti yang di Indonesia, tapi dengan rasa yang jauh
lebih enak.. Sepupu saya yang sekolah di China saja bahkan cerita kalau
sehari-hari dia suka makan sosis ini dengan mie instant.. hehehe.. Variansnya
juga banyak, mulai dari yang terbuat dari daging babi, sapi, ayam, ikan, dan
ada juga yang dicampur dengan jagung manis dan bumbu pedas.. Kalau ke China,
wajib cobain dan borong yang banyak ya.. hehehe.. Anyway, saking banyaknya
belanjaan kami, kasirnya sampai bingung dan nyeletuk “kalian kok banyak sekali
beli makanan”.. hahaha.. Kayaknya tangannya pegel deh, scan-in barang satu per satu,
belum lagi setiap barang harus ditempel sticker AEON.. wkwkwk..
sosis favorit (lol)
(pict taken from alibaba.com)
Kelar belanja di AEON
Supermarket, kami baru sadar kalau kami belum makan siang.. Paginya pun kami
hanya makan Subway yang satu porsinya dibagi berdua.. hahaha.. Berhubung sudah
di Tiyu Xilu Metro Station yang connect langsung dengan Tee Mall, kami
memutuskan makan di sekitar hotel saja.. Kebetulan kemarin malamnya kami melewati
satu gedung yang isinya beberapa restaurant gitu.. Sayangnya saya lupa dimana
letak persis gedung tersebut, jadi yang harusnya kami belok kiri ketika keluar
dari Sports Center Metro Station, kami malah belok kanan ke arah hotel..
Makanya kami heran sendiri, sudah mau dekat hotel, tapi gedungnya tidak
ketemu-ketemu.. hahaha.. Akhirnya papa saya bertanya ke salah satu orang local dimana tempat makan terdekat,
dan kami disuruh berjalan ke arah belakang gedung perkantoran.. Kebetulan dari
kejauhan, tempat makan yang pertama kali kami lihat adalah Jīn Zhāng Barbeque..
Bisa dibayangkan kan perasaan kami saat itu, kami lagi kelaparan berat
tiba-tiba melihat rak kaca yang isinya full dengan aneka bbq meat.. hahaha..
Jīn Zhāng Barbeque
Sekarang kalau dipikir-pikir,
kami beruntung menemukan Jīn Zhāng Barbeque ini.. Lăobăn-nya ramah banget..
Jadi kata auntie-nya kami boleh pilih 2 macam meat.. Satu porsi harganya 16 RMB
dan itu sudah include nasi, sayuran, dan sambal.. Ada juga yang harganya 13
RMB, tapi mungkin cuma dapat 1 macam meat.. Dan yang buat amazed adalah si
sambal.. Sambalnya itu mirip dengan sambal
di Indonesia.. Enak banget lah pokoknya.. Kami saja sampai berkali-kali nambah.. Maklum lama tidak ketemu nasi dan sambal.. hahaha.. Pilihan dagingnya
juga banyak, mulai dari ayam, bebek, angsa (goose), dan babi.. Selain rasanya
yang enak, porsinya juga jumbo banget.. Dijamin bakalan kenyang sampai malam..
hahaha.. Kalau saya perhatikan, kebanyakan orang local pada take away gitu..
Bahkan ada yang tidak turun dari sepedanya, jadi mirip drive-thru.. hahaha..
Tapi berhubung kami mau makan di tempat, laoban-nya berbaik hati menyiapkan
meja + kursi buat kami.. Oh ya, menu favorit saya dan adik saya adalah iga
panggangnya.. Belinya boleh berapa saja, misalnya 10 RMB atau 20 RMB.. Kemarin
20 RMB dapat iga satu kotak full lho.. hahaha.. Next time kalau ke
Guangzhou lagi, saya pasti bakalan balik ke Jīn Zhāng Barbeque ini.. Oh ya, Jīn
Zhāng Barbeque ini berlokasi di Huasheng Street, tak jauh dari Ping’an Mansion
di Huayang Street dan Subway tempat kami sarapan tadi pagi..
Rice + BBQ Meat (16 RMB)
#recommended
Sehabis makan, kami kembali ke
hotel untuk beristirahat dan baru keluar hotel lagi setelah hari mulai gelap..
Agenda kami malam itu adalah Pearl River Night Cruise dan Beijing Road (Beijing Lu) Pedestrian Street.. Untuk Pearl River Night Cruise akan saya ceritakan di
post selanjutnya ya.. Lets now talk about Beijing Road Pedestrian Street, the
most famous shopping area in Guangzhou..
Jadi selama di Guangzhou, kami
sempat dua kali jalan-jalan di Beijing Road ini, malam itu dan keesokan harinya
sebelum pulang.. Beijing Road ini lokasinya pas banget di
tengah kota Guangzhou, jadi tak heran menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan dan
orang local.. Di sekitar Beijing Road juga terdapat beberapa hotel yang bisa dijadikan
referensi kalau memang ingin menginap di seputaran Beijing Road, salah satunya
adalah Guangzhou Lido.. Kalau dari Aloft Hotel Tianhe sendiri, bisa naik Metro
atau naik taxi yang tarifnya sekitar 35 RMB.. Kalau naik Metro menuju Beijing Road, ada dua stations yang bisa dituju, yaitu Gongyuanqian Metro Station atau Beijing Lu Metro Station.. Ini nih yang menjadi kesalahan saya.. Berhubung kami
selalu ke Beijing Road dari arah Beijing Lu Metro Station, jadinya kami selalu
meng-explore kawasan Beijing Road di satu sisinya saja.. Beijing Road ini panjang
banget, jadi perlu betis yang kuat untuk bisa jalan dari ujung ke ujung..
Padahal Beijing Road yang diakses dari Gongyuanqian Metro Station dan Zhongshan
Lu itu tidak kalah ramai lho, malahan ada beberapa shopping mall yang bisa
sekaligus dikunjungi..
Beijing Road Pedestrian Street
Beijing Road ini sebenarnya sama saja
dengan pedestrian street dan shopping area lainnya.. 11-12 lah dengan Dongmen Pedestrian Street
dan Shangxiajiu Pedestrian Street.. Isinya shopping mall, cafe & restaurant, serta toko-toko yang menjual baju, tas,
accessories, dan makanan.. Untuk harga, ada beberapa yang murah, contohnya
jaket winter tebal yang harganya hanya 100k IDR.. Tapi kalau saya beli, kapan
dipakainya kan ya.. hahaha.. Papa saya beli kemeja di salah satu toko.. Dari segi bahan cukup bagus sih, tapi dari segi harga sama saja dengan kalau beli di shopping mall
di Indonesia..
Anyway, ada yang tahu brand Dusto
ga?? Jadi ceritanya saya dan adik saya tidak sengaja masuk ke store-nya Dusto sewaktu kami pergi ke Sanming (read here)..
Awalnya kami hanya menemani sepupu kami yang tidak bawa sepatu dan terpaksa
harus beli sepatu di Sanming.. Eh keesokan harinya kami balik lagi ke store-nya
yang dekat banget dengan hotel tempat kami menginap, dan sukses borong tas-tas Dusto
yang lagi discount.. Ternyata menurut Lǎoshī (dosen) yang menemani kami pergi
ke Sanming, brand Dusto itu lumayan terkenal kalau di China.. Turned out,
kualitasnya juga bagus banget mengingat harganya yang murah meriah.. Sepatu-nya
Dusto juga nyaman banget lho dipakai.. Jadi kali ini pergi ke China, kami juga
punya misi untuk borong lagi di Dusto.. hahaha.. Begitu tahu di Dongmen
Pedestrian Street di Shenzhen juga ada store-nya Dusto, kami langsung semangat
mencari store-nya yang awalnya tidak ketemu-ketemu itu.. Sudah pakai Google
Maps dan hasilnya nihil.. Alhasil kami malah mampir ke Minisoo dan pas di kasir
saya tidak sengaja melihat seorang cewek yang lagi nenteng kotak sepatunya
Dusto yang berwarna pink itu.. Akhirnya saya memberanikan diri bertanya,
walaupun bertanyanya pun dengan Bahasa Mandarin seadanya dicampur dengan bahasa
tubuh.. Kira-kira saya bilang seperti ini, “bù hǎoyìsi, qǐngwèn,
(tunjuk-tunjuk box sepatu), nǐ
mǎi zhège zài nǎlǐ?”.. Kalau
“bù hǎoyìsi”, qǐngwèn” artinya permisi.. Kalau
“nǐ mǎi zhège zài nǎlǐ” artinya kamu beli ini dimana.. Yang penting sih
bagian tunjuk-tunjuk kotak sepatunya.. hahaha.. Untungnya sih ceweknya ngerti
dan langsung nunjukin letak store-nya dimana..
Nah di Beijing Road ini tidak beda
jauh.. Kebetulan saya lagi duduk-duduk di bangku yang memang banyak disediakan
di sepanjang Beijing Road, sedangkan yang lainnya pada asyik milih-milih baju..
Nah saya tidak sengaja melihat emak (nenek) yang lagi nenteng kotak
sepatunya Dusto.. Si emak juga kebetulan masuk ke toko yang sama dimana papa
saya lagi pilih-pilih baju.. Langsung deh saya paksa papa saya bertanya dimana
lokasi store-nya Dusto ke emak itu.. Ternyata hanya selang beberapa toko dari
tempat saya duduk dan store Dusto di Beijing Road ini juga besar banget, tidak
kecil seperti yang di Dongmen.. Kami beruntung saat itu sedang ada sale
besar-besaran.. Alhasil borong lagi deh.. hahaha..
Dusto @ Beijing Lu
Di Beijing Lu ini juga ada toko makanan yang mirip seperti Ban Heang kalau di Malaysia atau Kartika Sari kalau di Bandung.. Nama tokonya Lián Xiāng Lóu dan selain toko makanan, mereka juga ada restaurant-nya.. Brand “Lián Xiāng Lóu” ini sangat terkenal lho karena sudah memproduksi Chinese pastries & biscuits sejak tahun 1889.. Cabangnya sudah banyak tersebar di kota Guangzhou dan di Beijing Road sendiri, ada 2 stores Lián Xiāng Lóu.. Di Lián Xiāng Lóu dijual aneka makanan yang sudah dikemas dengan cantik sehingga pas banget kalau dijadikan oleh-oleh.. Ada aneka cookies seperti Xing Ren Bing (almond cookies), mooncake, lotus-seed biscuits, egg-rolls, rice cakes, dll..
Lián Xiāng Lóu @ Beijing Road
Di Beijing Road ini juga terdapat
banyak tempat jajan lho.. Beberapa bahkan sangat terkenal dilihat dari
antriannya yang panjang mengular.. Salah satu yang menjadi favorit saya dan
keluarga adalah Mihimihi.. Jadi Mihimihi ini adalah sejenis French pastry, dimana crispy puff dengan taburan almond dipadukan dengan mascarpone custard.. Crunchy yet melts in our mouths.. Filling custard-nya sendiri ada 6 macam, yaitu Original, Strawberry, Chocolate, Green Tea, Mango, dan Durian.. Mihimihi ini kalau menurut saya must-try lah.. Rasanya enak banget.. Custard-nya juga homemade dan memakai natural ingredients sehingga terasa light dan tidak terlalu manis.. Dijamin makan satu ga bakalan cukup.. hahaha..
The Alley @ Beijing Lu
Mihimihi @ I-Club
Mihimihi @ Beijing Lu
Mihimihi (@ 12 RMB)
Oh ya, kalau ke Beijing Road, kami juga selalu mampir ke Yuèhǎi Yǎngzhōnghuì (I-Club).. Yuèhǎi Yǎngzhōnghuì
ini adalah sebuah shopping mall yang berada persis di seberang Beijing Lu Metro
Station & Beijing Road Pedestrian Street.. Di mall ini biasanya kami numpang
ke toilet karena toiletnya bersih.. hahaha.. Kami juga sempat duduk-duduk
sambil minum Gong Cha dan mampir belanja ke Minisoo-nya.. Anyway, yang rada
parno urusan per-toilet-an, tips dari saya adalah mencari toilet di dalam mall
yang besar dan modern.. Dijamin bakalan lebih bersih dibandingkan di
tempat-tempat wisata.. So far sih saya belum menemukan yang kotornya
kebangetan, kecuali mama saya dan itupun hanya di satu tempat kok.. wkwkwk..
Yuèhǎi Yǎngzhōnghuì (I-Club)
Gong Cha
Setelah keluar dari Dusto, kami
mulai kelaparan.. Akhirnya kami berjalan ke arah McDonalds di dekat Guangzhou
Lido Hotel.. Di sana memang ada beberapa tempat makan.. Pilihan akhirnya jatuh
ke Tài Xìng Jiǔlóng Bīng Shì.. Restaurant-nya kecil saja, tapi walaupun sudah malam, pengunjungnya
masih ramai lho.. Untungnya buku menu di Tài Xìng Jiǔlóng Bīng Shì ini dilengkapi dengan foto dan
terjemahan dalam Bahasa Inggris-nya, jadi urusan pesan-memesan aman terkendali..
hehehe.. Dari segi menu pun, makanan di sini banyak banget varians-nya, tidak
hanya Chinese Food, tapi ada Western Food juga.. Untuk harga masih reasonable
mengingat lokasinya yang berada di Beijing Road.. Makan berempat dengan menu berlimpah, total bill-nya berkisar antara 150-200 RMB saja..
Tài Xìng Jiǔlóng Bīng Shì
Semua makanan yang kami coba,
rasanya enak-enak lho.. Cocok banget di lidah Indonesia kami.. hahaha.. Yang
paling enak adalah Bite Size Toast-nya.. Kayaknya hampir semua meja pasti pesan
menu yang satu ini.. Jadi ini roti biasa yang dipanggang.. Tapi butter-nya wangi banget, di
luarnya crispy, dan di dalamnya super lembut.. Dimakannya hanya dengan susu
kental manis (condensed milk).. Saking enaknya, di hari terakhir kami take away
Bite Size Toast ini untuk dimakan di airport.. hahaha.. Harganya sih lumayan
ya, 20 RMB per porsi, tapi kalau enak begini dijamin tidak bakalan menyesal
sewaktu bayar bill-nya..
Bite Sized Toast (20 RMB)
Lychee Tea & Broccoli w/ Garlic (20 RMB)
Selain Bite Sized Toast, yang
menjadi favorit kami adalah Black Pepper Beef-nya.. Menu yang satu ini sebenarnya
sama saja dengan Black Pepper Beef di restaurant Chinese Food di Indonesia..
Tapi yang buat enak itu adalah tambahan batang jamur King Oyster.. Duh dimakan
hangat-hangat dengan nasi putih, rasanya top banget.. Last but not least,
adalah si Sweet & Sour Ribs.. Iganya super empuk dan bumbunya juga enak.. Menu yang
satu ini juga banyak yang pesan lho.. Fried Rice-nya juga enak, begitu juga dengan menu lainnya yang kami pesan..
Shrimp Wonton w/ Noodle Soup (23
RMB)
Seafood Fried Rice (38 RMB)
Fried Rice w/ Roasted Pork &
Shrimp (32 RMB)
Fried Spaghetti with Beef (28 RMB)
Black Pepper Beef
Sweet & Sour Ribs
Dikarenakan malam sudah larut
ketika kami selesai makan, jadi kami memilih naik taxi untuk pulang ke hotel..
Tarif yang harus kami bayar sekitar 35 RMB dengan lama perjalanan sekitar 20
menit.. Malam itu adalah pertama kalinya kami mencoba naik taxi di Guangzhou.. Ini sih gara-gara cerita adik saya.. Katanya taxi di China itu mirip taxi di
Vietnam, banyak yang “nakal” dan harus bayar pakai uang pas karena mereka tidak
mau memberikan uang kembaliannya.. Turned out, beberapa taxi driver yang kami
temui malah baik-baik lho.. Ketika saya sengaja melebihkan uang tarif taxi,
mereka malah sibuk mau memberikan uang kembalian.. hahaha.. Beberapa juga super
ramah dan baik seperti taxi driver yang mengantar kami ke Guangzhou Baiyun Airport..
Untuk mempermudah proses komunikasi, biasanya saya langsung menunjukkan map atau nama
tempat berserta alamatnya dalam Chinese character kepada taxi driver.. Eh, tapi
kami sempat ketemu dengan satu taxi driver yang super menyebalkan.. Jadi
sebelum ke airport, kami sempat jalan-jalan lagi ke Beijing Road dan makan di Tài Xìng Jiǔlóng Bīng Shì lagi.. Seperti biasa kami langsung menyetop taxi di depan restaurant dan langsung saya
tunjukkan alamat hotel di handphone saya.. Drivernya pertamanya bilang “oke” dan
langsung mengaktifkan GPS-nya.. Setelah itu dia ngomong sesuatu ke kami sambil
menunjukkan layar handphone-nya.. Saya mengerti maksudnya, dia bilang jalan ke hotel
itu ada yang macet.. Terus dia ketik di layar handphone-nya, angka 70, yang
maksudnya dia minta 70 RMB.. Saya waktu itu sudah mau keluar dari taxi saja..
Bayangkan kemarin bayar 35 RMB, sekarang dia minta 70 RMB.. Tapi adik saya
bilang, sudah nanti dia yang bayar 70 RMB-nya.. Terpaksa deh saya bilang “ok”
ke taxi driver-nya.. Memang sih sempat macet sebentar, bukan macet model di
Jakarta yang tidak gerak ya.. Ini mah jalan tapi pelan gitu, dan macetnya pun hanya berapa ratus meter.. Memang sore
itu bertepatan dengan jam orang pulang kantor, jadi di sepanjang perjalanan banyak yang
nunggu taxi di pinggir jalan.. Tapi yang buat sebal, selain tarifnya yang dua
kali lipat, si taxi driver ini menggerutu dan ngomel sepanjang
perjalanan.. Sebenarnya kalau dia tidak mau ngangkut kami, ya ditolak dari awal
dong.. Lagian kami sudah bayar tarif double.. Untungnya kami hanya sekali doang
ketemu sama taxi driver model begini..hahaha..
To be continued..
Tianhe Festival Walk
Tiānhé Yòu Yī Chéng (天河又一城)
Tiyu Xilu Metro Station
Guangzhou, Guangdong, China
Opening Hours : 10.00 - 22.00
Closest Metro Station : Tiyu Xilu (Exit E)
Zì Yóu Rén (自鱿人)
@ Tianhe Festival Walk
@ Beijing Road Pedestrian Street
Victory Plaza
101 Tiyu Xilu, Tianhe
Guangzhou, Guangdong, China
Opening Hours : 10.00 - 22.00
Closest Metro Station : Tiyu Xilu
Tee Mall
208 Tiyu Xilu, Tianhe
Guangzhou, Guangdong, China
Opening Hours : 10.00 - 22.00
Closest Metro Station : Tiyu Xilu
Website : http://www.teemall.com.cn/
Jīn Zhāng Barbeque
Huasheng Street, Tiyu Dong Road, Tianhe
Guangzhou, Guangdong, China
Beijing Road Pedestrian Street
Běijīng Lù (北京路)
Beijing Road, Yuexiu
Guangzhou, Guangdong, China
Closest Metro Station : Gongyuanqian / Beijing Lu
Lián Xiāng Lóu (莲香楼)
@ Beijing Road / Beijing Lu
@ 67 Shipu Road, Liwan
Guangzhou, Guangdong, China
Yuèhǎi
Yǎngzhōnghuì (I-Club)
102 - 168 Beijing Road , Yuexiu
Guangzhou, Guangdong, China
Opening Hours : 10.00 - 22.00
Website : https://www.iclub.net.cn/
Tài Xìng Jiǔlóng Bīng Shì (
太兴九龙冰室)
(beside McDonalds & Guangzhou Lido Hotel)
Wenming Road, Beijing Road, Yuexiu
Guangzhou, Guangdong, China
No comments:
Post a Comment