Sekitar pukul 10.30, pesawat
Vietjet dengan flight number VJ 801 yang kami naiki, akhirnya landing dengan
selamat di Suvarnabhumi International Airport di Bangkok, Thailand.. Ini adalah
pertama kalinya, saya mendarat di Suvarnabhumi International Airport (read :
suwanaphum).. Biasanya hanya tahu Don Mueang Airport, karena lebih sering naik
low-cost-carrier.. hehehe.. Kali ini, kami memang harus mendarat di
Suvarnabhumi, karena saya akan langsung naik bus menuju Hua Hin.. Kebetulan
tersedia bus yang melayani rute direct Suvarnabhumi – Hua Hin.. Menurut saya, rute
ini lebih efektif dibandingkan kalau turun di Don Mueang, dan setelah itu
menuju terminal bus dan setelah itu berangkat menuju Hua Hin.. Untuk menuju Hua
Hin, sebenarnya ada beberapa opsi transportasi yang bisa dipilih.. Yang paling
ekonomis, tentu naik bus atau minivan.. Kalau mau yang lebih flexible, bisa
sewa mobil.. Di Klook dan OTA lainnya, banyak kok tersedia paket-paket sewa
mobil yang melayani rute Bangkok – Hua Hin vv ini..
welcome to BKK
Untuk bus menuju Hua Hin, saya
memilih bus yang dioperasikan oleh Bell Travel Service / Roong Reuang Coach..
Jadi Bell Travel ini adalah bus yang sama, yang saya gunakan dari Bangkok
menuju Pattaya 4 tahun yang lalu.. Bell Travel ini convenient banget, karena
tiketnya bisa dipesan secara online.. Mereka juga menyediakan layanan antar
jemput.. Walaupun ada tambahan biayanya, tapi biayanya masih reasonable..
Bahkan lebih murah dibandingkan harus naik tuktuk or taxi menuju terminal bus..
Untuk rute Suvarnabhumi – Hua Hin, mareka ada bus yang berangkat setiap 1 jam..
Selain itu, mereka juga melayani rute Suvarnabhumi – Pattaya.. Untuk rute
Suvarnabhumi – Hua Hin, tiket per orangnya dibandrol seharga 444 THB atau
sekitar 200k iDR.. Ini sudah termasuk biaya pemesanan online dan biaya
pengantaran ke hotel.. Kalau beli on the spot dan tanpa drop-off, harganya
sekitar 294 THB.. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan sewa minivan
atau mobil.. Apalagi buat teman-teman yang traveling sendiri atau berdua..
Kecuali kalau traveling ramai-ramai, jatuhnya bisa lebih murah kalau sewa
minivan.. Kalau saya sih nanggung ya.. Karena kami ber-4, jadinya harus sewa
minivan.. Di Thailand kebanyakan mobil sedan atau mpv itu hanya boleh untuk 3
orang penumpang.. Kalau naik taxi atau grab, masih boleh sih satu mobil ber-4..
Waktu itu saya memilih jam
keberangkatan pukul 12.30.. Jadi kami masih memiliki waktu sekitar 2 jam untuk
menyelesaikan imigrasi dan mengambil bagasi.. Saran saya, jangan ambil jadwal bus
yang terlalu mepet ya.. At least sisakan spare time minimal 90 menit.. Seperti
pengalaman saya waktu itu.. Suvarnabhumi International Airport ini luas dan
ramai banget.. Imigrasi saja ada 3 dan kami waktu itu diarahkan ke imigrasi
yang berada di paling ujung.. Antriannya juga panjang.. Dan ternyata, bagasinya
VJ 801 itu berada di luggage-belt paling ujung, tapi ujung yang paling jauh
dari imigrasi tempat kita mengantri.. Jadi saya sampai harus buru-buru menuju
luggage-belt, karena di monitor sudah tertulis, “last bag”.. Padahal papa,
mama, dan adik saya masih mengantri di imigrasi.. hahaha..
Karena perut belum diisi apa-apa
dari pagi, jadi kami melipir untuk makan terlebih dahulu.. Pilihan
restaurant-nya lumayan banyak di arrival terminal Suvarnabhumi.. Tapi supaya
cepat dan praktis, kami memilih makan di Burger King.. Saya tidak menyarankan
untuk makan di airport, secara harganya tergolong mahal.. 1 paket combo burger
+ fries + minuman itu sekitar 450 THB atau 210k IDR.. 1 porsi fries yang besar
itu harganya 140 THB atau 65k IDR.. Kami waktu itu makan 2 paket combo burger
plus nambah 1 fries dan 1 chicken strips, total bill 1200 THB atau 550k IDR..
Mahal kan.. Kalau dibawa makan di mall, bisa makan kenyang di restaurant
terkenal.. hahaha..
Burger King @ Suvarnabhumi
Kemudian saya juga mampir ke
pharmacy untuk beli obat maag.. Jadi semenjak di Vietnam, maag saya itu kumat..
Saya memang punya penyakit maag dan baru kali ini kumat saat traveling..
Kemarin itu pemicunya adalah stress dan kebanyakan kopi Vietnam.. hahaha.. Saya
bawa obat maag, tapi jumlahnya tidak banyak.. Untungnya saat saya menunjukkan
obat promag sachet yang saya bawa, si apoteker-nya langsung mengerti.. Saya
diberi obat maag yang bagus banget.. Jauh lebih bagus dari si promag.. Harganya
juga murah meriah.. Dan akhirnya borong 5 botol besar untuk dibawa pulang ke
Indonesia.. hahaha..
Next stop adalah 7-Eleven.. If
you’re asking me, what I missed the most about Thailand?? My answer will be
7-Eleven.. Sama seperti Jepang, minimarket di Thailand itu ibaratnya surga bagi
food-lovers macam saya dan keluarga.. Di 7-Eleven ini kita bisa menemukan aneka
makanan, mulai dari snack, roti, kacang, sampai makanan-makanan ready-to-eat
yang hanya perlu dipanaskan di dalam microwave.. Pilihannya ada aneka nasi yang
lengkap banget.. Mulai dari yang khas Thailand seperti Pad Kra Pao dan Thai Curry,
sampai yang international dish seperti Fried Rice dan Pasta.. Ada juga aneka
Sosis, Bakso, Dimsum, Bakpao yang enak-enak.. Kemudian ada juga aneka Sandwich,
Sushi, Toast, Onigiri, dll.. Harganya juga murah meriah, seperti aneka nasi itu
harganya starts from 30 THB atau 14k IDR.. Hebatnya lagi, walaupun
ready-to-eat, rasa makanannya itu enak-enak.. Pernah saya cobain makanan
ready-to-eat di minimarket di Indonesia.. Duhh rasanya tidak enak.. Saya selama
di Thailand kerjaannya keluar masuk 7-Eleven setiap hari.. Jadi tidak heran
kalau di akhir trip, berat badan saya naik sampai 5kg.. hahaha.. Makanan yang
wajib dibeli di 7-Eleven versi saya adalah Le Pan Banana, Sosis, dan Coconut
Water..
7-Eleven @ Suvarnabhumi
my favorite
Sekitar pukul 12.15 kami sudah
standby di depan counter Bell Travel Service, di Level 1 Suvarnabhumi (between
Gate 7-8).. Karena sudah pesan online, jadi saya hanya perlu menukarkan bukti
konfirmasi ke petugas di sana.. Waktu pemesanan online, kita juga bisa langsung
memilih seat.. Tipe bus yang digunakan juga tipe executive.. Jadi dalam 1 row
hanya ada 3 seat dan bisa reclining pula.. Bus-nya baru dan bersih banget..
Penumpang juga mendapat free 1 botol mineral water.. Untuk menuju Hua Hin,
durasi perjalanan yang kami tempuh sekitar 3 jam.. Agak lama karena bus-nya
jalannya santai.. Agak gemas juga sih secara jalanannya highway.. Tapi mungkin
memang standard dari perusahaan tidak boleh mengebut ya.. hahaha.. Setibanya di
kantor Bell Travel Service di Hua Hin, para penumpang yang meminta drop-off service
langsung diarahkan menuju ke minivan untuk diantar ke final destinasi mereka..
Saya kebetulan bareng dengan beberapa wisatawan dan kami diantar paling
terakhir karena hotel kami paling jauh.. Selama 3 hari 2 malam di Hua Hin, kami
memilih menginap di Amari Hua Hin.. As usual, untuk hotel review akan saya
buatkan post terpisah ya..
Bell Travel Service Counter @ Suvarnabhumi
Ada
yang sudah familiar dengan Hua Hin?? Atau malahan baru pertama kali mendengar
nama Hua Hin.. hehehe.. Saya sendiri pertama kali mengenal kota Hua Hin dari
lakorn atau drama Thailand yang saya tonton.. Kemudian saya juga pernah membaca
di sebuah travel-web yang membahas tentang Santorini Park, salah satu atraksi
wisata di kota Hua Hin.. Hua Hin sendiri
adalah sebuat kota atau district yang berada di provinsi Prachuap Khiri Khan,
sekitar 200km dari kota Bangkok.. Hua Hin terkenal sebagai kota wisata pantai
yang terkenal di Thailand, terutama untuk warga Bangkok.. Tourism di Hua Hin
memang belum se-famous Pattaya, terutama bagi para wisatawan manca-negara..
Sekilas, Hua Hin ini lebih tenang dan sepi kotanya.. Ambience-nya itu lebih
laid-back, which I love very much.. Kalau Pattaya kan lebih ramai, crowded, dan
nightlife-nya happening banget.. Kalau di Hua Hin, jam 9 malam saja sudah
sepi.. From what I noticed, kebanyakan yang liburan ke Hua Hin itu family atau
senior couple.. Kalau mau liburan yang relaxing atau santai, lebih cocok ke Hua
Hin daripada ke Pattaya.. I and my family, we personally love this city very
much..
Setelah check-in di Amari Hua
Hin, kami langsung menuju tempat rental scooter atau sepeda motor.. Jadi selama
2 hari di Hua Hin, saya memutuskan untuk sewa scooter.. Jadi sama seperti di
Pattaya, public transportation di Hua Hin itu belum convenient untuk tourists..
Pilihannya terbatas sekali, either sewa mobil, sewa sepeda motor, atau sewa
songthaew (angkotnya Thailand).. Kalau mau traveling in-style and nyaman, tentu
pilihannya adalah sewa mobil.. Minus-nya sih ya biayanya lebih mahal.. Kalau
songthaew, harus pintar-pintar menawar karena harganya sudah pasti bakalan
berbeda untuk para tourists.. Lagian bakalan repot kalau kemana-mana harus
nawar songthaew dulu.. Di Amari Hua Hin sendiri, sebenarnya ada freee shuttle
ke beberapa destinasi di Hua Hin, seperti ke night market atau shopping mall..
Tapi shuttle-nya sudah ada schedule-nya.. Jadi kurang convenient buat kami yang
waktunya terbatas dan itinerary-nya lumayan padat.. That’s why pilihan akhirnya
jatuh ke sewa scooter.. Setelah browsing-browsing, pilihan akhirnya jatuh ke
Skootz.. Untuk rental cost, rata-rata hampir sama sih setelah saya check di
beberapa operator.. Saya pilih sewa di Skootz karena kelihatan paling
professional dan lokasinya berada di seberang Amari Hua Hin.. Jadi bakalan
gampang untuk mengambil dan mengembalikan scooter-nya.. Rental rate untuk
scooter 110 &125 cc seperti Vario & Scoopy, 250 THB per harinya..
Karena saya sewa 2 motor dan untuk durasi 2 hari, jadi total biayanya 1000
THB.. Saya juga harus menyerahkan deposit sebesar 3000 THB (untuk 2 motor),
yang akan dikembalikan di akhir sewa nantinya.. Skootz ini recommended banget..
Scooter-nya dalam kondisi bagus dan terawat.. Disediakan helm juga, dan
helm-nya pun dalam kondisi bersih (penting, lol).. Ownernya, si Chris juga very
friendly and helpful.. Lucunya dia tanya, kami sudah pernah naik motor ga
sebelumnya, karena kalau belum, bakalan di-training sama dia.. Saya jawab, “no
worries, we ride scooters every day back in Indonesia”.. hahaha.. Selain
scooter biasa, di Skootz ini juga tersedia sepeda motor 150cc seperti NMax dan
PCX.. Yang anti main-stream, bisa juga coba sewa yang model Trikes atau
Sidecars.. hehehe.. Oh ya, sewa scooters di Hua Hin itu cukup menunjukkan
passport dan SIM Indonesia ya.. Kalau kata si Chris, Asian driving license bisa
digunakan, asal kita tidak kedapatan melanggar hokum lalu lintas ya.. Naik
motor di Hua Hin juga super gampang.. Jalan utamanya hanya satu dan lebar
banget seperti tol.. Sepi pula.. hahaha.. Challenge-nya hanya satu.. Tempat
wisatanya itu banyak yang jauh-jauh.. Apalagi kalau yang lokasinya di Cha-Am..
Di Google Maps dibilang hanya 45 menit, tapi itu jauh banget kalau ditempuh
naik motor.. Auto tepos dan gosong jadinya.. hahaha..
Skootz (very recommended)
our scooters
Karena kami sudah kesorean tiba
di Hua Hin-nya dan hanya punya 2 hari untuk explore, jadi kami langsung
berangkat menuju our first destination in Hua Hin, which is The Venezia.. Entah
kenapa di Hua Hin itu banyak banget tempat wisata yang menduplikasi tempat
wisata terkenal di dunia.. Kalau sebelumnya saya menyebutkan ada Santorini Park
di Hua Hin, ternyata di Hua Hin juga ada Venezia.. hehehe.. Ya lumayanlah buat
kami yang belum pernah ke Eropa.. Jadi sekarang bisa mengunjungi versi KW-nya
terlebih dahulu.. hahaha.. Jadi The Venezia Hua Hin ini adalah theme park yang
menggabungkan konsep theme shopping dan attraction village, dimana semuanya
di-design semirip mungkin dengan kota Venice atau Venezia di Italia.. Tiket
masuknya sih murah meriah.. Saya beli di Klook seharga 70k per orangnya.. The
Venezia ini buka mulai pukul 11.00 – 20.00 (weekdays) dan pukul 10.00 – 20.00 (weekend
& public holiday)..
The Venezia Hua Hin
Entah karena kesorean, The
Venezia sore itu sepi banget.. Selain saya, hanya ada 4 orang tourists
lainnya.. Banyak resto dan shop-nya yang tutup.. Jadi kesannya itu kurang
terawat dan tidak sebagus foto-foto yang saya lihat di medsos.. Padahal kalau
dibaca di website-nya, atraksi yang ada di The Venezia ini antara lain, Gondola
Ride, Horse Cart Ride, Mini Zoo, Ferris Wheel, 3D Art Gallery, dan masih banyak
lagi.. Sore itu yang beroperasi sepertinya hanya Gondola Ride.. Sayang saya
kurang tertarik untuk mencoba Gondola Ride-nya.. Kami hanya foto-foto sebentar
di sini dan langsung menuju second destination sore itu, yaitu Hua Hin Night
Market..
Salah satu hal yang wajib
dilakukan di Hua Hin adalah mengunjungi night market-nya.. Sebenarnya di dekat
Amari Hua Hin, ada night market yang khusus beroperasi saat weekend (Cicada
Night Market).. Tapi kami lebih memilih mengunjungi Hua Hin Night Market, which
is the oldest and the most popular night market in Hua Hin.. Lokasinya berada
di pusat kota Hua Hin, tak jauh dari Clock Tower yang merupakan landmark
terkenal di kota Hua Hin.. Hua Hin Night Market ini beroperasi setiap hari,
mulai dari pukul 17.00 hingga tengah malam..
Seperti night market di kota dan
negara lain, Hua Hin Night Market ini adalah tempat yang paling pas untuk
shopping dan mencicipi kuliner local.. Selain stall-stall yang menjual makanan
dan souvenirs, di night market ini juga ada banyak seafood restaurant, seperti
the famous Lung Ja Restaurant.. Kemarin sempat tergoda untuk nyobain.. Tapi
akhirnya tidak jadi, karena menurut saya tidak worth it makan lobster 1 ekor
1500 THB.. Lebih baik uangnya dipakai untuk makan yang lainnya.. hehehe..
Jadinya dinner kami malam itu adalah, Pad Thai (Stir-Fried Noodles) dan Hoi Tod
(Oyster Omelette).. Jadi ada satu stall yang ramai banget.. Jualannya hanya 2
menu, Pad Thai dan Hoi Tod.. Kebanyakan orang local yang makan dan yang
take-away pun banyak.. Kami saja harus extra sabar menunggu giliran.. Rasanya
enak dan harganya juga super terjangkau, rata-rata 50 THB per porsi.. Selain
itu, kami juga mencicipi makanan lainnya, seperti Khao Niao Mamuang (Mango
Sticky Rice), Krong Moo Yang (Pork Ribs), Banana Rotee, dan masih banyak lagi..
Kalau ke Hua Hin Night Market, jangan lupa belanja souvenirs juga.. Ternyata
harga souvenirs di Hua Hin ini jauh lebih murah bila dibandingkan dengan harga
di Bangkok.. Jadi lebih baik borong di Hua Hin.. hehehe..
Hua Hin Night Market
Pad Thai
Hoi Tod
Ribs (80 THB)
Banana Rotee (40 THB)
fresh fruits
(1 bag dibandrol seharga 15-20 THB)
aneka souvenirs di Hua Hin Night Market
Dari Hua Hin Night Market, kami
mampir ke Market Village.. Market Village ini adalah shopping mall di kota Hua
Hin.. Selain Market Village, ada juga Bluport Hua Hin Resort Mall yang
lokasinya saling berdekatan.. Kami mampir ke Market Village karena harus
mencari jaket.. Ternyata naik motor di Hua Hin itu berisiko masuk angin,
padahal kami baru ke tempat yang notabene masih tergolong dekat.. Jadi demi
kesehatan bersama, lebih baik keluar uang extra untuk beli jaket.. Daripada
sakit kan ya, terus demam, bisa-bisa dicurigai corona lagi.. wkwkwkw..
Untungnya di Market Village kami ketemu 1 toko yang menjual aneka pakaian sisa
export dengan harga yang cukup affordable.. Jaket-jaket itu dibandrol di
kisaran 200k IDR, jadi auto bungkus.. Buru-buru juga karena mall-nya sudah mau
tutup.. Padahal mall-nya cukup oke, dan ada supermarket di lantai dasarnya.. Kalau
mau yang lebih modern dan banyak tenants-nya, bisa ke Bluport.. Oh ya, hebatnya
di Hua Hin itu, biaya parker itu gratis.. Mau di mall, mau di pinggir jalan,
tetap gratis.. hehehe.. Pulang dari Market Village, maunya mampir ke kedai
kecil di dekat Amari yang katanya menjual noodles dan soup enak.. Sayangnya,
kedainya tutup malam itu dan kami akhirnya melipir masuk ke 7-Eleven.. hahaha..
Bluport Hua Hin Resort Mall
kondisi jalan di Hua Hin ketika malam hari
my favorite "Sewenn"
To be continued…
Suvarnabhumi International Airport
999 Soi Mu Ban Nakhon Thong 1
Bangkok, Thailand
Bell Travel Service
Level 1, Gate Number 8
Suvarnabhumi Intl Airport
Skootz
1/468 Nong Kae
Hua Hin, Thailand
Phone : +66 86 700 6608
Opening Hours : 10.00 - 17.00
The Venezia Hua Hin
1899 Petchkasem Rd, Cha-am
Hua Hin, Thailand
Phone : +66 32 442 823Opening Hours : 10.00 - 20.00
Hua Hin Night Market
72 Hua Hin, Thailand
Opening Hours : 17.00 - 00.00
No comments:
Post a Comment