Tuesday, January 26, 2021

Mamma Mia Bali ~ Italian Restaurant

Mamma Mia ini probably one of the best Italian restaurant in town.. Awalnya iseng order via ojol setelah melihat Instagram Story teman saya.. Ternyata pizza-nya enak padahal sudah dingin karena di-take-away.. Setelah beberapa kali order take away, akhirnya saya mencoba untuk dine-in.. 
 
Mamma Mia saat ini memiliki 3 cabang, yaitu di 2 di Ubud (Jalan Raya Pengosekan dan Jalan Hanoman) dan 1 di Denpasar.. Saya memilih cabang mereka yang paling dekat, yaitu di daerah Renon, tepatnya di Jalan Tukad Jinah..
 
 
 
 
 
 
 
 
Untuk resto-nya, saya suka.. Very cozy and artistic.. Ada 2 lantai dan ada yang indoor plus outdoor.. Di depan pintu masuk bahkan kita bisa melihat langsung proses pengolahan pizza yang menggunakan wood-fired.  Saya selalu prefer pizza yang diolah dengan metode seperti ini, bukan di-oven.. Jadi less-oily, dough-nya juga jadi very crispy.. Very authentic.. 
 
 


 
 
 
 


Untuk pizza-nya sendiri, mereka punya aneka topping yang bisa kita pilih.. My favorite adalah Rustica, yang isinya terdiri dari Tomato Sauce, Mozzarella, Ham, dan Mushroom.. Untuk ukurannya, mereka ada 2 pilihan yaitu Small and Large.. Untuk range harga, mulai dari 24k - 55k.. Super terjangkau kan.. Yang saya suka dari pizza di Mamma Mia ini adalah dough-nya yang tipis dan pinggirannya sedikit crusty.. Untuk topping juga pas, jadi bukan yang over kejunya sampai pas dimakan terasa super greasy (berminyak)..
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Selain pizza, mereka juga punya menu lainnya, seperti Pasta, Soup, Salad, dan Main Dish seperti Beef Steak & Chicken Parmigiana.. Beverages, pilihan cukup banyak including their delicious Mocktails.. Kemudian ada Italian desserts juga, walaupun sayangnya pas saya ke sana, Tiramisu-nya lagi sold-out..
 

 
 
 
 
 
 
Pesanan saya saat itu ada Lentil Soup, Rughetta a Parmigiano, Matriciana Pizza with Extra Olives, Gnocci, Lasagna, dan Fettine alla Pizzaiola.. Minuman pesanan kami, Iced Peach Tea & My Best Sissy (Mocktail) juga enak-enak rasanya..


 Iced Peach Tea (18k) & My Best Sissy (25k)
 
 
For appetizer, we went for Rucola Salad dan Lentil Soup.. Dua menu ini favorit papa saya.. I'm not a big fan or Rucola / Arugula.. Kalau dijadikan topping di pizza sih oke ya, tapi kalau dijadikan salad seperti ini, too strong rasanya.. Lentil soup-nya cukup enak..


Rughetta a Parmigiano (35k)
 
 
 Lentil Soup

 
Kalau untuk pizza-nya, sudah pasti enak, as I mentioned before.. Ini kebetulan lagi coba yang Matriciana dengan tambahan black olives kesukaaan mama saya.. Jadi di sini juga bisa custom mau tambah topping apa or even make your own pizza.. 

 
 Matriciana Pizza with Extra Olives (55k)
 

For the pasta, sudah pasti pesan my favorite Lasagna plus Gnocchi karena dari dulu penasaran dengan jenis pasta yang satu ini.. The Lasagna itself was quite good.. Bakalan lebih enak kalau layernya lebih banyak dan lebih strong herbs-nya.. Gnocchi-nya enak.. Secara tekstur mirip bakso aci.. hahaha.. Kenyal-kenyal gitu.. Kemarin saya pilih yang mushroom sauce.. Untuk Fettine alla Pizzaiol, lumayan enak.. Jadi ini steak yang diatasnya diberi tomato sauce.. Jadi sekilas rasanya mirip Lasagna, cuma beda di pasta dan daging saja.. 

 
 Lasagna (60k)

 
 Gnocchi (50k)

 
Fettine alla Pizzaiola (58k)
 
 
Jadi yang lagi craving Italian food, bisa cobain Mamma Mia ini.. So far salah satu the best Italian Food di Bali, at least untuk range harga yang ditawarkan, makanannya super enak dan berkualitas..
 
 
Mamma Mia Renon
Jl. Tukad Jinah No.5
Renon, Denpasar, Bali
Phone  :  0811 3980 918
Opening Hours  :  11.00  -  21.00
 
 
Mamma Mia Ubud 1
Jl. Hanoman No.36
Ubud, Bali
Phone  :  0361 976 397
Opening Hours  :  11.00  -  23.00
 
Mamma Mia Ubud 2
Jl. Raya Pengosekan
Ubud, Bali
Ubud, Bali
Phone  :  0361 978 475
Opening Hours  :  11.00  -  23.00
 

Taste  : 

Price  :  ✮✮✮ 
Service : ✮✮✮
Place  :  ✮✮✮ 
Recommended  : Pizza & Pasta
 

Sunday, January 3, 2021

Nat's Curhatan ~ Life Updates & Moving to Surabaya



First of all, I would like to say Happy New Year 2021 to each and everyone of you.. May 2021  bring good health, happiness, and prosperity..

Jadi seperti judul post kali ini, yupp, I'm moving to Surabaya.. Salah satu hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.. Apalagi timing-nya itu mendadak banget dan tiba-tiba saja saya sudah hidup di Surabaya.. Hari ini adalah hari ke-52 saya hidup di Surabaya.. Terkadang kalau saya lagi merenung, kayaknya masih antara percaya dan tidak percaya saya tidak lagi di Bali.. Tempat dimana saya menghabiskan 30 tahun hidup saya..

Alasan saya pindah ke Surabaya adalah karena tuntutan pekerjaan.. Jadi flashback sedikit, di bulan September lalu, saya mulai jenuh dengan pekerjaan saya.. Covid-19 sangat berdampak terhadap performance perusahaan tempat saya bekerja.. Jadi sudah beberapa bulan, saya dan rekan kerja lainnya mendapatkan gaji 50%.. Setelah beberapa bulan, saya pun mulai jenuh dan capek.. Gaji 50%, sedangkan tanggung jawab dan tugas bertambah.. Akhirnya di bulan September, saya mulai mencari pekerjaan baru.. Tuhan sungguh baik, karena di waktu orang lain banyak yang di-PHK, saya malah berhasil mendapatkan pekerjaan baru.. Tidak tanggung-tanggung, di perusahaan besar, yang kebetulan dari dulu saya memang sudah berkali-kali melamar, tapi tidak pernah dipanggil.. hahaha.. Jadi ini adalah perusahaan semen nasional.. Kayaknya setiap mereka buka lowongan di Jobstreet, saya pasti apply.. Dan baru kali ini dipanggil.. Setelah melewati proses interview sebanyak 2x dan test 1x, akhirnya saya dinyatakan diterima.. Dari segi gaji, naik sedikit dari gaji saya sebelumnya, dengan jabatan yang cukup oke yaitu Tax Supervisor.. Akhirnya disepakati saya akan mulai masuk di tempat yang baru per tanggal 2 Nov 2020.. Seperti quote favorit saya dari film While You Were Sleeping, "life doesn't always turn out the way you plan".. It happened in my life..

Selang 1 hari setelah saya menerima kabar bahagia bahwa saya diterima, datang kabar duka dari keluarga saya di Surabaya.. Om saya meninggal dunia.. Om saya ini, adalah salah satu keluarga yang cukup dekat bagi saya, karena dulu sewaktu saya SD & SMP, setiap liburan kenaikan kelas, saya pasti "dikirim" papa saya ke rumah Om saya ini.. Ya untuk bantu-bantu karena Om dan Tante saya punya usaha dan supaya saya lebih mandiri.. Jadi saya dari SD sudah terbiasa naik bus malam dan pesawat sendirian.. hehehe.. Bayangkan di masa pandemi, kami harus berangkat ke Surabaya.. Dari kami yang ke tempat keramaian saja masih takut, tiba-tiba harus naik pesawat.. Akhirnya dengan penuh kekhawatiran, kami pun berangkat ke Surabaya untuk mengantar Om saya ke tempat peristirahatan terakhirnya.. Sewaktu di Surabaya, saya juga mampir ke Gua Maria Poh Sarang di Kediri.. Di sana saya berdoa, memohon dilancarkan proses perpindahan saya ke kantor yang baru..
 
Setelah 3 hari di Surabaya, saya pun kembali ke Bali.. Di hari pertama saya bekerja setelah cuti 3 hari, saya dipanggil oleh boss saya, intinya saya ditawari naik gaji dengan nominal yang lebih tinggi daripada gaji yang saya dapatkan di tempat yang baru.. Waktu itu saya diberi waktu untuk berpikir.. Saat itu sebenarnya saya sudah mantap pindah ke kantor baru.. Gaji buat saya penting, tapi lebih penting lagi karier dan masa depan.. Saya sudah 5 tahun di perusahaan ini dan tidak ada jenjang karier yang bisa saya harapkan.. Ternyata Tuhan punya rencana lain untuk saya, keesokan harinya saya dipanggil lagi dan ditawari posisi Branch Manager di Surabaya..
 
Yang lama mengenal saya pasti tahu kalau saya tidak pernah mau menerima tawaran pekerjaan yang lokasinya di luar Bali.. Prinsip saya dari dulu, lebih baik dapat gaji kecil, tapi bisa berkumpul dengan orang tua dan adik saya.. Daripada harus pindah ke luar kota dan berpisah dengan mereka.. Kami sekeluarga memang sangat dekat.. Jangankan kerja di luar kota, kalau misalkan saya lagi liburan bareng teman, dalam sehari bisa telepon-an sama orang tua saya berkali-kali.. hahaha..
 
Saya diberikan waktu 3 hari untuk berpikir.. Jujur, saat itu saya masih 50:50.. Bimbang antara ingin mengambil tawaran tersebut, tetapi harus berpisah dengan keluarga saya.. Ternyata keluarga saya, semuanya mendukung saya untuk mengambil tawaran tersebut.. Menurut mereka, ini adalah kesempatan yang belum tentu bisa datang 2 kali.. Awalnya saya masih ragu, tapi ternyata adik saya bilang, bahwa dia akan ikut pindah ke Surabaya awal tahun 2021.. Orang tua saya juga akan menyusul 1-2 tahun setelahnya..
 
Setelah confirm menerima tawaran tersebut, saya hanya punya waktu sekitar 2 minggu untuk mempersiapkan semuanya.. Yang paling membuat stress adalah masalah akomodasi.. Akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di apartemen saja.. Lokasinya ada di Surabaya Barat, supaya dekat dengan rumah tante dan sepupu saya.. Mendekati hari keberangkatan, saya semakin galau.. Nangisnya jangan ditanya berapa kali, kayaknya hampir setiap hari.. hahaha.. Tanggal 13 Nov 2020, saya berangkat ke Surabaya diantar papa, mama, dan adik saya.. Saya mengambil cuti 3 hari untuk jalan-jalan sekaligus untuk pindahan ke apartemen.. Apartemen-nya jangan ditanya deh.. Jauh dari ekspektasi.. Lebih tepatnya, saya salah pilih agen.. Foto di internet dan realitanya jauh banget bedanya.. Saya sampai harus panggil go-clean saking kotornya.. Padahal slogan mereka, masuk apartemen hanya perlu geret koper.. hahaha.. 
 
Hari pertama setelah ditinggal keluarga saya kembali ke Bali, saya nangis sejadi-jadinya.. Saya pulang dari kantor, masuk ke apartemen kosong.. Tidak ada yang bisa saya ajak bicara.. Biasanya pulang ke rumah, ada yang menyambut, bahkan makanan sudah siap di atas meja makan.. Untungnya kegalauan saya hanya di beberapa minggu di awal saja.. Saya berusaha menyemangati diri saya sendiri dan bilang ke diri saya, hidup saya sekarang ini ibarat jalanan satu arah (one way).. Jadi tidak bisa mundur atau putar balik, hanya bisa tetap jalan maju.. Mau pulang ke Bali, tawaran di tempat baru sudah saya tolak.. Tidak mungkin juga saya kembali ke posisi saya sebelumnya.. Apartemen juga sudah dibayar dan harganya tidak murah.. Saya juga menyemangati diri saya dengan membayangkan dalam waktu 1-2 tahun saya bisa berkumpul dengan keluarga saya di Surabaya.. Somehow, it worked.. Saya jadi lebih bersemangat dan termotivasi.. 

Hari demi hari berlalu, tak terasa saya sudah sampai di hari ke-52.. Sepertinya baru kemarin, saya masih naik motor berangkat kerja ke daerah Kerobokan.. Sekarang saya harus menempuh perjalanan cukup jauh setiap hari dari Surabaya Barat ke kantor saya di Sidoarjo.. Sekarang saya sudah terbiasa kemana-mana sendiri, makan sendiri, melakukan apa-apa sendiri.. Thanks to the technology, saya sama sekali tidak merasa kesepian.. Dalam sehari saya bisa berkali-kali voice call & video call dengan kedua orang tua dan adik saya di Bali.. Jadi jauh di mata, tetap dekat di hati.. hahaha..
 
Banyak hal baru yang saya pelajari dalam 52 hari ini.. Makanya banyak orang bilang, the power of "kepepet".. hahaha.. Saya belajar nyetir mobil matic hanya dalam waktu 10 menit.. Karena masih asing dengan tuas transmisi di mobil matic, saya buat note kecil dan saya tempel di dashboard mobil.. Jadi P misalkan untuk Parkir, R untuk mundur, dan seterusnya.. hahaha.. Sekarang mah jadi keenakan nyetir mobil matic.. hehehe.. Dulu saya mana bisa pasang or ganti gas elpiji.. Sekarang jadi bisa dong.. Soalnya kalau keterusan ga bisa ganti, nanti mau makan apa saya.. hahaha..
 
So far, life in Surabaya is not as hard as I think before.. Kalau ditanya happy atau tidak, I'm happy.. I'm super blessed to be surrounded by many good people.. Keluarga di Bali, keluarga di Surabaya, dan rekan kerja yang baik dan supportive.. Palingan hanya kangen dengan keluarga dan anjing saya di Bali.. Sama satu hal yang masih sering bikin bete adalah sewaktu dine-in.. Saya orang yang oke-oke saja makan sendirian.. Saya dulu kalau liburan di Surabaya, sudah terbiasa naik bemo sendirian, terus makan sendirian dan nonton bioskop juga sendirian.. Tapi saya jadi "sensi" kalau ada mbak waitress yang tanya "berapa orang?" dan saya jawab "satu", terus mbak-nya langsung bengong dan menatap heran.. Dan kalau lagi apes, bakalan ada om-om dan tante-tante yang menatap saya dengan tatapan iba karena saya makan sendirian.. hahaha.. 
 
Anyway, karena sekarang saya hidup di Surabaya, jadi bakalan lebih banyak review tempat makan di Surabaya ya..  Thanks for reading another Nat's Curhatan.. 
 
 
Surabaya ~ 03 Jan 2021 

Lots of Love ~ Nat