Showing posts with label Malaysia. Show all posts
Showing posts with label Malaysia. Show all posts

Monday, February 13, 2023

Thailand Trip 2022 ~ Part 1 ~ From Surabaya to Krabi (finally)

Setelah hiatus traveling selama hampir 2.5 tahun dikarenakan pandemi, akhirnya saya dan keluarga memberanikan diri untuk traveling lagi.. Destinasi kami kali ini masih ke negara tetangga saja, Thailand, yang juga merupakan salah satu negara favorit kami.. Alasan kenapa Thailand jadi destinasi favorit kami sekeluarga adalah karena kulinernya yang enak-enak dan pilihan destinasi wisatanya yang banyak dan lengkap.. Thailang tidak hanya seputaran Bangkok saja, atau yang sekarang berubah nama menjadi Krung Thep Maha Nakhon.. Saya sendiri biasanya menyebutnya Krung Thep kalau lagi berkomunikasi dengan orang local.. Masih banyak destinasi selain Bangkok yang bagus banget dan recommended.. Kalau prefer destinasi yang ada pantainya, cobain deh visit Hua Hin, Phuket, dan Krabi.. Kalau prefer yang pegunungan, bisa cobain Khao Yai, Chiang Mai, dan Kanchanaburi.. Ada tiga kota yang kami kunjungi dalam trip kali ini.. Total kami menghabiskan sekitar 11 hari di Thailand.. Our first destination was Krabi.. Tahun 2019 kemarin sebenarnya sudah berencana pergi ke Krabi.. Tiket pesawat sudah dibeli dan hotel sudah dibooked, tapi last minutes akhirnya kami memutuskan pergi ke China saja.. Untung saja tiketnya beli promo jadi ga sampai nangis karena tiketnya hangus.. hehehe..

Sekilas tentang Krabi..  Krabi adalah satu provinsi di daerah selatan Thailand.. Berbeda dengan Phuket yang terletak di pulau terpisah, Krabi masih terletak di mainland, hanya saja lokasinya memang di daerah pesisir.. Phuket dan Krabi itu ibarat Bali dan Lombok. Kalau prefer yang lebih ramai dan happening, please go to Phuket.. Kalau seperti saya suka yang lebih laid-back, lebih baik ke Krabi.. Krabi terkenal akan keindahan wisata bawah lautnya yang cantik banget.. Kemudian terkenal juga akan limestone cliff dan gua-guanya yang dipenuhi stalaktit dan stalagmit.. The famous Phi Phi Island bisa juga diakses dari Krabi.. Beberapa famous places di Krabi, antara lain Railay Beach, Tiger Cave Temple, Phi Phi Island, Koh Poda, Thung Teao Forest Natural Park, etc.. Dikarenakan traveling bareng orang tua saya yang kurang doyan water activities, tujuan kami ke Krabi lebih ke healing dan relaxing saja.. Jadi pulau-pulau dan Tiger Cave Temple terpaksa di-skip.. Ga mungkin kan mama saya naik ke Tiger Cave Temple yang anak tangganya saja jumlahya hampir 1300 anak tangga saja.. hahaha..

Kami berangkat dari Surabaya dengan Air Asia dan harus transit di KLIA di Kuala Lumpur terlebih dahulu.. Saat ini belum tersedia rute direct ke Krabi dari Indonesia.. Tapi menurut saya flight-nya Air Asia ini sudah yang paling oke dan dengan transit time paling singkat (sekitar 4 jam).. Kami mengambil first flight SUB-KUL yang mana berangkat pukul 05.00 dari Juanda International Airport.. Ini pertama kalinya kami terbang rute internasional dari Surabaya.. Kaget juga lihat kondisi Terminal 2 Juanda Airport.. Kalau dulu sering mengeluh dengan kondisi Ngurah Rai International Airport, sekarang dikasih Tuhan merasakan yang lebih buruk supaya ingat untuk bersyukur dan ga terus mengeluh.. hahaha.. Seriously T2 ini parah banget.. Kamar mandi kotor dan jumlahnya sedikit banget.. Cuma ada 1 store seperti minimarket.. Padahal pagi itu hanya ada 2 flights.. Kebayang bagimana kalau siang hari sewaktu banyak flight yang mau berangkat ya.. 

 


 



Sekitar pukul 08.00 kami touched-down di KLIA2.. Pertama kali menginjakkan kaki di airport ini setelah 2.5 tahun rasanya sedikit terharu.. Buat yang sering membaca traveling diary saya, pasti tahu kalau KLIA2 ini ibarat markas besar-nya saya dan keluarga, karena saking seringnya kami transit di airport ini.. Bahkan sering kali sampai menginap alias ngemper juga.. Jadi dulu ketika masih kuat-kuatnya (sekarang sudah tua, lol), kami suka ambil last flight dari Bali, yang mana tiba di KLIA2 itu sekitar pukul 23.00.. Connecting fligthnya kami ambil yang paling pagi sekitar jam 05.00 atau jam 06.00 gitu.. Ini menghemat waktu sih, tapi otomatis kami jadi tidur di transit area.. Ga heran kalau kami sampai hafal layout-nya KLIA2 ini.. Bahkan kami tahu toilet mana yang bersih dan sepi atau cafe yang buka 24 jam.. hahaha.. 

Kali ini karena ada spare waktu cukup banyak, kami memilih untuk keluar dari transit area.. Kalau ga mau repot, sebenarnya lebih baik tetap di transit area.. Sewaktu booking flight, pilihnya yang connecting, jadi jangan beli terpisah antara SUB-KUL dan KUL-KBV-nya.. Kalau anti main-stream seperti saya, lebih baik keluar karena lumayan nambah cap imigrasi di passport.. hahaha.. Ga sih, alasan utamanya karena bisa melipir ke mall Gateway @ KLIA2 untuk beli Auntie Anne's yang somehow lebih enak di luar dibandingkan yang di Surabaya atau beli Garrett Popcorn.. Untungnya pagi itu antrian imigrasi tidak panjang dan kami bisa langsung menuju Gateway @ KLIA2.. Kondisi Gateway @ KLIA2 saat ini masih banyak store dan resto yang tutup, jadi tidak seramai sebelum pandemi.. Tapi untuk tempat makan, masih banyak pilihannya.. Pagi itu kami mencoba breakfast di salah satu resto yang belum pernah kami coba sebelumnya, Nanyang Cafe.. Kami pesan Fish Noodle Soup, Fish & Chip, Half-Boiled Egg, Coffee and Soy Milk.. Fish & Chip of course untuk si mami yang picky-eater.. hahaha.. Overall rasanya enak, cocok untuk tempat breakfast.. Papa saya bahkan request pulangnya makan di sini lagi.. hehehe.. 


 

 

 

 

 

 

 

    

 



Setelah breakfast, kami langsung menuju Departure Hall untuk berangkat menuju Krabi.. Karena tanpa check-in baggage, kami bisa langsung menuju Imigrasi dan langsung ke Gate.. Lama perjalanan dari KUL menuju KBV ditempuh sekitar 1 jam saja..

 

 


Flight kami AK 868 landing dengan sempurna di Krabi International Airport sekitar pukul 13.45 waktu setempat.. Krabi International Airport ini sekilas cukup modern walaupun dari segi size memang kecil.. Airport paling kecil dan berkesan yang pernah saya datangi masih dipegang U-Tapao International Airport di Rayong, Thailand.. Airportnya kecil dan tua.. Plus airport militer juga, jadi petugasnya super galak dan strict banget.. Kayaknya di airport ini saya baru melihat banyak barang yang disita sama petugas.. Setelah lolos dari Imigrasi, saya langsung menuju counter Payless Krabi.. Jadi selama 3 hari di Krabi, saya dan keluarga memutuskan untuk sewa mobil saja.. Di Krabi, Grab dan public transport seperti bus itu belum available.. Jadi tourist benar-benar harus mengandalkan mobil sewaan dan taxi.. Kalau saya lebih memilih sewa mobil dan nyetir sendiri.. Tenang saja, di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, SIM Indonesia berlaku kok.. Untuk mobil sewaan, saya booking via Traveloka dan operatornya Payless Krabi.. Untuk mobil tipe Toyota Yaris jenis automatic, rate-nya sekitar IDR 300 ribuan per harinya.. Ini untuk pick-up dan drop-off di airport ya.. Payless Krabi ini recommended banget.. Ratenya termasuk murah dan kondisi mobilnya juga bagus dan bersih.. Mereka juga ada branch di Phuket, Bangkok, dan kota lainnya di Thailand.. Sewaktu serah terima kunci jangan lupa tanya jenis bensin yang dipakai ya.. Karena di Thailand ada beberapa jenis.. Untuk mobil saya ini, memakai tipe 95.. Jadi setiap ke SPBU, saya hanya menyebutkan "kao sip ha" (artinya 95) dan kata "full".. Works everytime.. hahaha.. Harga bensin di Thailand juga super affordable.. Untuk pemakaian 3 hari dan seharian dipakai keliling dengan jarak yang cukup jauh, hanya habis sekitar 200 ribu saja kalau dirupiahkan.. 

 

 

 

 



Dengan mobil sewaan, kami langsung menuju hotel.. Jalanan di Krabi sendiri cukup "friendly" buat tourist seperti kami.. Jalannya lebar dan lurus saja.. Sayang kalau malam, lampu jalan sangat kurang.. Jadi harus extra hati-hati, apalagi kanan kiri full hutan dan perbukitan.. Lama perjalanan dari airport yang terletak di Krabi Town menuju hotel kami di daerah Ao Nang sekitar 45 menit.. Untuk hotel akan saya review secara terpisah ya.. 

 


 

Setelah check-in, kami langsung menuju 7-Eleven yang kebetulan ada di samping hotel.. Kalau ditanya makanan apa yang paling saya kangenin di Thailand, jawabannya adalah makanannya 7-Eleven.. Minimarket di Thailand adalah salah satu yang terbaik yang ada di dunia.. Bisa disandingkan dengan minimarket di Jepang dan Korea.. Pilihannya banyak banget.. Dan walaupun makanan minimarket atau dalam keadaan frozen/dingin, tapi dari segi rasa tetap enak.. Bahkan kalau saya dan adik saya bercanda, ke Thailand bisa tuh setiap hari makan pagi, makan siang, dan makan malam di 7-Eleven.. Jadi hemat biaya makan.. hahaha.. Makanan 7-Eleven yang wajib dicoba versi saya adalah Grilled Pork Sticky Rice Burger, Pad Kra Pao, Sausages, Sandwiches, Rujak Buah, dan masih banyak lagi.. One thing I also noticed, di Thailand banyak banget dijual minuman kesehatan dan kecantikan.. Kalau di sini minuman suplemen vitamin C hanya sampai 1000mg, di Thailand sampai 2000mg.. Kemudian banyak minuman yang mengandung collagen dan vitamin yang bagus untuk kulit.. Ga heran ya cewek Thailand cantik-cantik bahkan transgendernya juga bening-bening.. hehehe..

 

 

 

 

 

Setelah beristirahat, malam harinya kami menuju Ao Nang Beach untuk makan malam di salah satu restaurant yang direkomendasikan banyak orang.. Nama resto-nya Kodam Kitchen.. Karena bukan weekend, jadi saya pede saja datang tanpa reservasi.. Ternyata resto-nya ramai banget dan kami beruntung masih mendapatkan meja kosong.. Setelah kami, banyak orang yang sudah harus mengantri.. Kodam Kitchen ini famous karena makanannya yang enak dan authentic.. Menunya didominasi oleh olahan seafood dan makanan khas Thailand.. Saya memesan beberapa menu favorit di sini seperti Pineapple Fried Rice, Chicken Satay, Shrimp Paste Vegetable Dip, Pad Thai, Raw Shrimp with Nam Pla, Ground Pork Salad, dan Mango Sticky Rice.. Turnerd out semua menu yang kami pesan enak-enak.. Ga heran sih kenapa orang rela antri.. Seafoodnya fresh, herbs dan spices-nya juga pas.. Authentic tapi masih bisa dinikmati oleh lidah tourists seperti kami.. Dari segi harga juga masih reasonable.. Menu sebanyak ini plus kelapa mudah utuh dan beer Singha, total bill sekitar 500 ribuan rupiah saja.. 

 

 

 

 


 

Sehabis makan, kami jalan kaki di seputaran Ao Nang Beach.. Ao Nang at night memang ga se-crowded Pattaya atau Phuket.. Tapi saya justru suka yang seperti ini.. Calm and relaxing.. Di sini kami beli beberapa souvenirs sebagai kenang-kenangan.. Another fun facts about me, saya selalu membeli tempelan kulkas setiap kali saya mengunjungi tempat baru.. Jadi kalau buka kulkas, bisa teringat sudah pernah kemana saja selama ini.. Oh ya, kalau ke Thailand saja juga puas-puasin minum Coconut Smoothie yang entah kenapa di Indonesia ga pernah ada yang rasanya bisa menyamai yang di Thailand ini.. Kemudian beli Banana Roti khas Thailand.. Ini menu kesukaan mama saya.. Kalau saya cuma bisa ngiler saja dan save the calories for other food.. hahaha.. Sebelum balik hotel, kami mampir ke KFC di Ao Nang Landmark.. Ke KFC cuma untuk beli Shrimp Donut-nya yang ngangenin.. Entah kenapa KFC di negara lain tidak ada yang menjual menu yang satu ini.. Kalau ke Thailand dan melewati KFC, you guys can try this one.. #recommended

 

 

 

 

Paginya setelah breakfast, kami berangkat menuju salah satu cafe di daerah Khao Thong.. Nama cafenya Into The Forest.. Sesuai namanya cafe ini memang letaknya di tengah-tengah hutan.. Tapi justru ini yang membuat cafe ini special dan bagus banget.. Sayang Krabi pagi itu sedang diguyur hujan.. Kalau ga bakalan cantik banget pemandangan dari cafe ini.. Jadi selain di tengah hutan, background cafe ini adalah bukit bebatuan yang mana Krabi memang terkenal akan keindahan limestone cliff-nya..

Di Into The Forest, selain memesan cake-nya yang kata orang recommended, kami juga memesan beberapa menu untuk di-shared.. Overall, rasanya sama sekali ga mengecewakan.. Kadang saya suka heran dengan cafe-cafe di Thailand.. Mereka benar-benar all-out dari segi design, rasa makanan, service, tapi harganya masih reasonable.. Bandingkan dengan cafe-cafe di Surabaya yang harganya mahal tapi kualitas makanannya masih di bawah standard.. Nicoise Salad, walaupun saya kurang suka dengan dressing Dijon Mustard versi mereka (too sweet).. Juaranya adalah Pork Knuckle.. Dagingnya lembut dan kulitnya crispy.. Side-dish-nya juga berlimpah.. Porsinya jumbo, tapi herannya kami berempat bisa menghabiskan juga.. hahaha.. Untuk cake kami pilih Blueberry Cheese Cake dan Chocolate Mousse Cake.. Keduanya oke, tapi bukan yang wow banget..  Servicenya di sini juga oke banget, walaupun kami harus beberapa kali pakai Google Translate.. hehehe.. Buat yang suka foto-foto, Into The Forest ini juga Instagram-able banget.. Sayang kemarin lagi hujan, jadi ga bisa banyak explore cafe-nya.. 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

Next dari Into The Forest, kami menuju another tempat makan yang saya temukan tanpa sengaja di Google Maps.. Nama tempatnya Hnum Nairai dan awalnya kami kayak skeptis gitu.. Lha gimana ga skeptis, pas sampai tempatnya kayak kebun gitu, bukan kayak resto.. hahaha.. Mana akses jalan masuknya juga belum beraspal, masih tanah..  Ternyata setelah turun dan disambut staff-nya, memang konsepnya mereka yang ala-ala pedesaan dan alam gitu.. Menu yang ditawarkan juga menu tradisional Thailand.. Makanannya simple tapi semuanya top-notch.. Ownernya juga baik banget.. Jadi kami diajak keliling kebunnya dan disuruh nyobain buah markisa Thailand, jahe muda, cabai warna ungu, sampai disuruh makan daun jambu yang dijadikan lalapan.. hahaha.. My favorite menu di Hnum Nairai ini adalah Yum Kanom Jeen (salad noodle) dan Khao Niao Gai Thod (sticky rice with fried chicken).. Ada juga seperti nasi campur yang isinya shredded fish, irisan sayuran mentah, irisan daun jeruk dan saus khas Thailand.. Lebih kaget lagi pas terima bill-nya.. Makanan sebanyak ini hanya dibandrol  THB 300 atau sekitar IDR 120,000.. Saya speechless dong.. Ownernya ini surprisingly Englishnya juga oke dan ternyata beliau dulu pernah kerja di hotel dan pernah ke Indonesia juga.. Btw, mereka juga buka stand di Ao Nang Night Market, tapi menu yang dijual lebih ke Western food.. Enak juga, tapi saya lebih prefer traditional food mereka di Hnum Nairai.. Btw, Hnum Nairai ini pork-free ya karena Ibunya yang masak Muslim dan berhijab juga.. Another place worth to visit while in Krabi.. 

 






 

To be continued..

 

Nanyang Cafe @ KLIA2

L2- 94-95 Gateway @ KLIA2

Opening Hours  :  08.00 - 20.00

Instagram  :  @nanyang.cafe

 

Payless Krabi

Arrival Terminal Krabi International Airport

Website  :  https://payless-thailand.com/

 

Kodam Kitchen

155/7 Khlong Hang Road, Ao Nang, Krabi

Phone  :  +66 62 723 1234

Opening Hours  :  11.00  -  22.00

Website  :  https://kodamkitchen.com/


 

Into The Forest

1 359 Khao Thong, Mueang Krabi

Phone  :  +66 82 669 6662

Opening Hours  :  09.00  -  18.00

Website  :  https://kodamkitchen.com/

Instagram  :  @into_the_forest_krabi

 

Hnum Nairai

หนำในไร่ - บ้านในไร่ ถนน หนองทะเล

Tambon Nong Thale, Krabi (better use Google Map)

Phone  :  +66 83 770 8849

Opening Hours  :  06.00  -  17.00 (closed on Friday)


Thursday, October 1, 2020

2020 Trip ~ Ho Chi Minh City ~ Hello Saigon, We're Back


I’m back with another #NatTravelDiaries.. Jadi saya cukup beruntung di awal tahun 2020 masih sempat traveling.. Tujuh bulan kemudian, akhirnya mood untuk menulis pengalaman trip bulan Februari kemarin datang juga.. hahaha.. Trip kali ini sukses menjadi trip yang paling menegangkan, membuat stress, dan menghabiskan isi kantong.. Bagaimana tidak, trip yang sudah dirancang 1 tahun sebelumnya, gagal di detik-detik terakhir.. Tersangkanya ya si mpok corona.. hahaha.. Jadi sampai akhir Januari, destinasi trip kali ini masih China.. Kami tahu kok di China waktu itu wabah virus lagi parah-parahnya.. Tapi pikir saya, toh kami bukan ke Wuhan.. Flight masih tetap jalan saat itu dan tidak ada travel warning.. Jadi kami tetap berniat untuk berangkat.. Sampai-sampai kami beli masker ber-box-box untuk dibawa pergi.. hahaha..

Tepat 2 minggu sebelum hari keberangkatan, kami mulai ragu.. Akhirnya kami coba cari informasi.. Saya akhirnya kenalan dengan seseorang di Instagram.. Jadi dia ini tinggal di kota yang menjadi destinasi kami.. Jadi saya tanya-tanya tentang kondisi saat itu.. Dari dia saya tahu bahwa ternyata tempat-tempat wisata pada ditutup semua.. Public transportation seperti bus pun banyak yang tidak beroperasi.. Lha terus kalau tempat wisata ditutup, kami ngapain dong ke sana.. hahaha.. Akhirnya dengan berat hati, kami terpaksa membatalkan trip ke China.. Untungnya semua tiket pesawat, hotel, tiket kereta, dll, itu bisa di-refund.. Walaupun perlu proses, tapi setidaknya semua dikembalikan utuh.. Bahkan hotel yang saya booking dalam kondisi “non-refundable” pun mereka berikan full-refund lho.. Satu-satunya yang tidak bisa di-refund adalah biaya pembuatan Chinese Visa plus ongkos kami ke Surabaya untuk interview visa.. Duh kalau diingat-ingat part ini, sedih banget rasanya.. Belasan juta menghilang.. Belum lagi waktu yang kami korbankan untuk interview ke Surabaya..

Malam itu saat memutuskan untuk tidak jadi ke China, kami berempat tidak tidur sampai dini hari.. Karena kami harus segera memutuskan destinasi yang baru.. Kami masih punya tiket Bali-Kuala Lumpur vv dan hotel di Kuala Lumpur.. Mana jaraknya ada 8 hari.. Jadi tidak mungkin hanya 1 destinasi.. Jadi total durasi trip kami kali ini adalah 12 hari.. Kami sampai voting lho malam itu.. Tentunya dengan mempertimbangkan biayanya juga.. Maklum budget kan terbatas.. hehehe.. Akhirnya setelah voting, destinasi kami berubah menjadi Singapore, Hua Hin, Bangkok, dan Kuala Lumpur.. Malam itu juga kami langsung pesan tiket pesawat dan hotel.. Untungnya kami sudah punya hotel incaran karena memang berniat untuk traveling ke Thailand akhir tahun 2020..

Semuanya berjalan lancar, sampai 3 hari sebelum keberangkatan.. Waktu itu Singapore level waspada covid-19-nya naik menjadi orange.. Paniklah kami, karena walaupun level-nya menjadi orange, Singapore tidak menutup border-nya.. Jadi flight tetap jalan, dan kami pun tidak bisa mengajukan full refund.. Jadi pilihan kami saat itu hanya berangkat atau tidak berangkat tapi dengan konsekuensi tiket hangus.. Akhirnya setelah diskusi panjang, sampai bertengkar juga lho (lol), akhirnya diputuskan untuk tidak jadi berangkat.. Hotel untungnya masih bisa refundable.. Yang tidak bisa adalah tiket Kuala Lumpur – Singapore dan Singapore – Bangkok sama tiket Garden by The Bay.. Rugi lagi sekitar 8 jutaan.. Tapi untuk tiket KUL-SIN, karena pakai Air Asia, kami masih bisa refund tax airport-nya.. Sedangkan untuk SIN-BKK kami naik Jetstar.. Padahal kami tidak beli tiket promo lho, tapi tetap saja kami tidak bisa refund sama sekali..

Jadi 3 hari sebelum keberangkatan, destinasi trip akhirnya berganti lagi.. Sesuai judul posting-an ini, yupp, our first destination was Ho Chi Minh City aka Saigon.. Kenapa HCMCM yang dipilih?? Ini sih request tuan dan nyonya besar..  Kata mereka, stock kopi Vietnam di rumah sudah lama habis.. Jadi sudah saatnya balik ke Vietnam.. hahaha.. Untungnya tahun 2018 sudah pernah ke Ho Chi Minh City.. Jadi dalam beberapa jam saja, itinerary sudah jadi.. hahaha..

Malam itu, tepatnya tanggal 13 Februari 2020, kami pun berangkat menuju Ngurah Rai International Airport.. Kondisi airport cukup ramai, walaupun tidak seramai biasanya.. Dan mayoritas pun tidak menggunakan masker.. Mungkin memang karena saat itu di Indonesia masih belum pandemi.. Saya jadi berpikir, mungkin kalau traveling di saat pandemi begini, bakalan ribet dan bikin stress kayaknya.. Hand sanitizer kayaknya bisa habis berbotol-botol deh.. hahaha.. Malam itu kami berangkat menuju Kuala Lumpur, tetap dengan maskapai kesayangan, apalagi kalau bukan si merah Air Asia.. Tiketnya beli 1 tahun sebelumnya dan di harga 1.1 juta pp per orangnya.. Kalau tiket Kuala Lumpur – Ho Chi Minh City saya beli di harga 870k per orangnya.. Masih tergolong murah untuk tiket yang saya beli 3 hari sebelum keberangkatan.. hehehe..

 
 Ngurah Rai International Airport


 

 

onboard flight AK 375


Kami tiba di KLIA2 sekitar pukul 01.00 dini hari.. Kami punya waktu sekitar 6 jam transit di KLIA2.. Karena kelaparan, kami langsung menuju McDonalds.. Satu-satunya restaurant yang buka sampai dini hari di transit area KLIA2.. Setelah mengganjal perut dengan Nasi Lemak dan Bubur Ayam, kami pun beristirahat di spot yang memang menjadi favorit kami kalau transit di KLIA2.. Pagi itu, kondisi KLIA2 juga ramai seperti biasanya.. 

 

landed @ KLIA2
 

 

 

McDonalds @ KLIA2's Transit Hall
 

Nasi Lemak 
 



Pukul 07.00, kami sudah bersiap untuk boarding.. Flight kami adalah AK 520 dengan tujuan Ho Chi Minh City.. Karena bertepatan dengan waktu breakfast, kami juga memesan pre-booked meals.. Pilihan kami ada Nasi Lemak Goreng, Prawn & Chicken Wonton, Napoletana Chicken with Fried Rice, Bibimbap, dan Roasted Chicken with Black Pepper Sauce.. Yang paling juara adalah Bibimbap dan Roasted Chicken-nya.. Kalau lagi pengen ngemil di pesawat, bisa cobain Almond Chocolate-nya Air Asia.. Enak dan murmer pula.. Saya selalu borong.. hehehe.. Butter Cake-nya pun enak.. 

 

 

our in-flight meals


Tepat pukul 09.00, kami pun mendarat dengan selamat di Tan Son Nhat International Airport.. Ini adalah pertama kalinya saya mendarat di airport ini.. Di trip sebelumnya, saya masuk ke Vietnam melalui jalur darat.. Jadi dari Phnom Penh, Cambodia, saya naik bus selama 6 jam menuju Ho Chi Minh City.. Di Tan Son Nhat International Airport (IATA Code : SGN), kondisinya lumayan sepi, mungkin juga karena masih pagi ya.. Tapi yang jelas sudah banyak dipasang thermal scanner.. Imigrasi lancar jaya, walaupun petugas imigrasinya ga ada ramah-ramahnya.. Petugas imigrasi ter-ramah masih dipegang oleh petugas imigrasi di Johor Bahru.. hahaha..

 
landed @ Tan Son Nhat International Airport
 
 
Tan Son Nhat International Airport
 
 
 

welcome to HCMC ~ Independence Palace


Ben Tanh Market


Dari airport, kami naik Grab menuju hotel kami di dekat Ben Tanh Market.. Kalau ke Vietnam, bisa banget mengandalkan Grab.. Selain banyak, harganya juga murah meriah.. Dari airport ke daerah Ben Tanh tidak sampai 100 ribu kalau dalam IDR.. Untuk trip kali ini, kami kembali menginap di Avanti Hotel Saigon.. Review lengkapnya sudah pernah saya tulis di sini ya..

Avanti Hotel Saigon ini menurut saya hotel yang paling strategis lokasinya di HCMC.. Rate-nya terjangkau dan hotelnya pun bersih banget.. Untuk hotel bintang 3, Avanti Hotel ini sudah oke banget.. Kali ini saya upgrade sedikit, mengambil yang Deluxe Room.. Rate-nya masih di kisaran 550k dan sudah include breakfast pula.. Lucky us, pagi itu kami diperbolehkan untuk early check-in.. Oh ya, saat check-in kami juga diharuskan mengisi form khusus.. Intinya menyatakan bahwa kita dalam kondisi sehat dan tidak baru pulang dari China.. Di HCMC ini saya juga baru sadar, perbedaan mencolok negara-negara seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia bila dibandingkan Indonesia dalam hal penanganan penyebaran virus Covid-19.. Memang sih bulan Feb itu kan masih early stages, jadi belum yang pandemic.. Tapi di HCMC, saat itu, dimana-mana sudah di-check suhu tubuh.. Hand-sanitizer tersedia dimana-mana.. Masker juga berlimpah dan ada yang dibagikan gratis pula..


Avanti Hotel Saigon
 

Deluxe Room
 

 

 

 



Setelah beristirahat, kami langsung menuju Saigon Center, or locally known as Takashimaya.. Maklum, papa saya sudah tidak sabar berburu Onitsuka Tiger.. Jadi buat pecinta brand ini, Vietnam adalah surganya.. Karena memang banyak produk dari brand ini yang diproduksi di Vietnam dan harganya pun jauh lebih murah.. Mungkin karena pengaruh nilai tukar juga ya.. Yang jelas kalau dibandingkan di 4 negara, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, yang paling murah ya di Vietnam..

 

 

 

Saigon Center / Takashimaya
 

 
 
 
Di Saigon Center, kami juga sempat berkuliner ria.. Yang pasti tidak terlewatkan adalah ice cream favorit kami, Azabu Sabo.. Sebelumnya sih maunya makan ice cream ini di Orchard Road, eh malah jadinya makan di Saigon Center.. Terkadang memang tidak semuanya berjalan sesuai yang kita rencanakan ya.. hahaha.. Di Saigon Center ini juga ada satu supermarket favorit saya.. Namanya Annam Gourmet Market.. Ini lebih cocok kalau mau beli produk-produk import sih.. Karena nilai VND lebih rendah dibandingkan IDR, jadi banyak produk importnya yang jatuhnya murah di sini.. Kalau untuk beli produk local, seperti kopi atau teh mendingan beli di Ben Tanh Market, atau supermarket local seperti Vinmart dan Coopmart..
 

Bee Cheng Hiang @ Saigon Center
sayang variansnya kurang lengkap
 

Mochi Sweets @ Saigon Center
 

Mochi-nya enak dan di dalamnya ada ice cream
 

Azabu Sabo @ Saigon Center
 

 

 

pilihan ice cream-nya
yg wajib dipesan adl si Matcha alias Green Tea-nya
 

Dark Green Tea & Chocolate (95k VND)
 

Coconut & Blueberry (95k VND)
 

Annam Gourmet Market @ Saigon Center
 



Dari Saigon Center, kami kembali ke hotel, tapi sebelumnya mampir untuk makan siang di Pho 2000 atau yang lebih dikenal sebagai Pho President.. Kalau 2 tahun lalu, kami makan di lokasi asalnya, di dekat Ben Tanh Market juga.. Kali ini kami makan di outlet mereka yang lebih baru yang berada persis di samping Avanti Hotel.. Yang wajib dipesan di Pho 2000 adalah Pho Bo atau Beef Noodle Soup.. Ada 2 ukuran yang ditawarkan, yaitu regular dan large.. Harganya memang slightly higher dibandinkan Pho lainnya.. Tapi untuk rasa, memang yang paling juara adalah Pho 2000 ini.. Untuk yang regular, dibandrol seharga 80k VND atau sekitar 51k IDR.. Kalau kurang doyan Pho, di sini juga ada menu khas Vietnam lainnya.. Kemarin saya juga mencoba Grilled Meat & Rice dan Spring Rolls.. 

 

 

Pho 2000 @ Lê Thánh Tôn
 
 
 

 

Hot Tea (5k VND) & Coconut (35k VND)
 

 

Pho Bo / Beef Noodle Soup (80k VND)
 

Grilled Meat & Rice (80k VND)
 

Spring Rolls (80k VND)


Malam harinya, kami makan malam di Dao Place.. Restaurant ini juga berada di sebelah Avanti Hotel dan 2 tahun lalu kami juga makan di sini.. Jadi trip kali kebanyakan nostalgia-nya.. hahaha.. Dao Place ini salah satu Vietnamese Restaurant di District 1 yang bisa dikunjungi kalau ingin mencoba Vietnamese food yang authentic.. Pesanan kami malam itu antara lain Fresh Spring Roll, Grilled Beef (Bo La Lot), Deep Fried Soft-Shell Crab, Lotus Salad, Braised Chicken, Spring Rolls with Vermicelli (Bun Cha Gio), Sauteed Glass Noodle (Mien Xao Cua).. Total bill malam itu di 1.2 juta VND atau 750k IDR.. Soal harga relatif sih ya, tapi somehow rasa makanannya tidak seenak 2 tahun yang lalu, apalagi mengingat porsi makanannya yang kecil-kecil.. Dari menu-menu tersebut, yang paling juara adalah Lotus Salad-nya.. Kalau makanan Vietnam sendiri, menurut saya variansnya tidak terlalu banyak.. Kebanyakan ya di seputaran spring roll, atau spring roll yang dimakan dengan bihun, bahn mi (sandwich ala Vietnam), dan pho (noodle soup).. That’s why di hari kedua, kami sampai kebingungan mau makan apa.. hahaha.. 

 
 

Dao Place
 

 

Fresh Spring Roll (109k VND)
 

Spring Rolls with Vermicelli (99k VND)
 

Lotus Salad (159k VND)
 

Grilled Beef / Bo La Lot (129k VND)
 

Deep Fried Soft-Shelled Crab (139k VND)
 

Sauteed Glass Noodle (179k VND)
 

Braised Chicken (129k VND)
 



Sehabis makan malam, kami berjalan-jalan di seputaran Ben Tanh Market yang menjelma menjadi pasar malam.. Ben Tanh Night Market ini buka mulai dari pukul 18.00 hingga tengah malam.. Belanja di Vietnam itu rada tricky, apalagi buat yang tidak jago nawar.. Jadi lebih baik, mencari toko atau penjual yang menawarkan harga yang fix price.. Kalau di Vietnam, biasanya papa saya borong sports apparel seperti t-shirt dan celana.. Karena walaupun KW, tapi kualitasnya bagus banget.. Yang cewek-cewek cukup cuci mata saja.. hahaha.. Oh ya, untuk masalah VND, seperti trip sebelumnya, saya hanya tukar sedikit di KLIA2.. Untuk ongkos Grab saja.. Begitu sampai hotel, langsung melipir ke Ha Tam.. Ha Tam ini adalah money changer paling ramai dan lokasinya berada di seberang Ben Tanh Market.. Memang kurs-nya paling bagus dan IDR pun diterima di sini.. 

 
Ben Tanh Night Market
 

 

 

 

 

 



Sehabis belanja, kami mampir ke Phuc Long.. Phuc Long ini adalah famous tea & coffee shop di Vietnam.. Selain minuman yang ready-to-drink, di sini juga dijual aneka kopi dan teh yang sudah dikemas dengan cantik.. Jadi cocok untuk dijadikan oleh-oleh.. Harganya juga masih terjangkau.. Sebagai gambaran, 1 kotak teh yang isinya 25 bag, dibandrol mulai 29k VND atau 19k IDR.. Varians rasa teh-nya pun banyak, dari yang jasmine tea, green tea, lychee, peach, strawberry, lotus, dll.. Untuk kopi, harganya starts from 70k VND atau 45k IDR per 200 gram-nya.. Kopinya itu bakalan di-grounded saat itu juga.. Jadi benar-benar fresh.. 

 

Phuc Long near Ben Tanh Market
 

 

 

 

 




to be continued..



My 2018's HCMC Travel Diaries :
 
 
 
Avanti Hotel Saigon
188, 186 Lê Thánh Tôn, Bến Thành
District 1, Ho Chi Minh City, Vietnam
Phone  :  (+84) 8 3822 8066 
Email  :  info@avantihotel.vn


Saigon Center (Takashimaya)
65 Lê Lợi, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours  :  09.30 - 21.30
http://www.saigoncentre.com.vn/
 
 
Pho 2000
Lê Thánh Tôn, Bến Thành 
District 1, HCMC, Vietnam
Phone  :  +84 28 3822 2788 
Opening Hours  :  07.00 - 22.00
 
 
Ben Thanh Market
Chợ, Lê Lợi, Phường Bến Thành
Quận 1, Hồ Chí Minh 700000, Vietnam
Opening Hours  :  06.00 - 18.00 
Night Market  :  18.00 - 23.00
 
 
Phuc Long Coffee & Tea
122 Đ. Lê Lợi, Phường Bến Thành
Quận 1, Hồ Chí Minh 700000, Vietnam
Opening Hours  :  07.00 - 22.30
https://phuclong.com.vn/