Showing posts with label Curhat. Show all posts
Showing posts with label Curhat. Show all posts

Wednesday, December 28, 2022

Pengalaman Kerja di Perusahaan Freight Forwarding

Ada yang familiar dengan istilah "freight forwarding"?? To be honest, selama ini kalau saya ditanya kerja di perusahaan apa, saya lebih prefer menjawab bekerja di perusahaan logistik.. Ga salah sih, tapi sebenarnya istilah yang lebih tepat adalah freight forwarding.. Tapi sayangnya banyak yang kurang paham dengan istilah ini.. Jadi daripada harus menjelaskan panjang lebar, lebih baik saya pakai istilah logistik, cargo, atau ekspedisi.. hehehe..

Tidak terasa sudah lebih dari 7 tahun saya bekerja di bidang freight forwarding ini.. Dulu sama sekali ga kebayang bakal kerja di industri ini.. Apalagi kalau melihat background pendidikan dan pengalaman kerja saya sebelumnya yang sangat jauh dari bidang ini.. Terakhir sebelum masuk ke perusahaan ini, saya justru bekerja di perusahaan FMCG (fast moving consumer goods).. Jadi benar-benar berbeda 180 derajat dari segi industri, main business, budaya dan cara kerja, dll.. 

Sekilas tentang freight forwarding buat yang masih awam dengan istilah ini.. Freight forwarding dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Perusahaan Pengurusan Jasa Transportasi.. Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan, PPJT diartikan sebagai "kegiatan yang ditujukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui angkutan darat, kereta api, laut, dan udara'.. Jadi kami adalah perusahaan yang mengatur pengiriman dan penerimaan barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan berbagai mode transportasi, baik untuk domestik, maupun internasional..

Secara khusus untuk perusahaan tempat saya bekerja, kami lebih banyak meng-handle shipment atau pengiriman ekspor dan impor.. Untuk mode transportasinya didominasi oleh via udara dan laut.. Ketika mengajar atau training karyawan baru, saya suka mengkategorikan scope pekerjaan perusahaan freight forwarding itu ke 3 sub-bagian.. Yang pertama adalah Freight Forwarder, kedua PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan), dan EMKL/EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara).. Perusahaan freight forwarder secara global dapat diartikan sebagai perusahaan yang menyambungkan antara pemilik atau penerima barang dengan pihak pengangkut (airlines atau shipping lines).. Misalkan seorang eksportir, dia tidak akan bisa langsung booking ke airlines untuk pengiriman barang miliknya.. Booking harus dilakukan oleh perusahaan freight forwarder yang sudah terdaftar sebagai agent dari airlines tersebut..

Berbeda dengan PPJK.. PPJK adalah perusahaan yang sudah memiliki ijin khusus untuk mengurus dokumen-dokumen kepabeanan yang berkaitan dengan Bea Cukai (Customs).. Secara resmi, definisi PPJK adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusan kewajiban pabean untuk dan atas kuasa Eksportir atau Importir.. 

Terakhir adalah EMKL/EMKU, dimana ini adalah perusahaan di bidang logistik yang memiliki ijin legalitas dari pemerintah untuk melakukan layanan pengiriman barang melalui kapal laut atau kapal udara.. 

Jadi kalau mau dikaitkan, sebenarnya tiga hal ini adalah suatu kesatuan rangkaian kegiatan yang kembali lagi ke definisi apa itu perusahaan freight forwarding.. Tidak semua perusahaan freight forwarding bisa atau memiliki legalitas untuk menjalankan ketiga peran ini.. Perusahaan tempat saya bekerja, kebetulan sudah lengkap legalitasnya dan bisa menawarkan tiga jasa ini.. Tapi justru hal ini yang membuat pekerjaan saya challenging..

Selama 7 tahun berkarya, pasti banyak suka dukanya, ups and downs-nya, tantangan, dan permasalahannya.. Dulu awal-awal yang masuk ke industri ini, saya benar-benar blank dan ga ngerti apa-apa.. Paling yang saya paham hanya kode-kode airlines dan kode-kode airport.. Itupun karena sering traveling saja.. Makanya materi pertama kalau saya lagi training staff baru, pasti soal IATA code ini.. Karena walaupun simple, tapi crucial.. Ada yang familiar dengan airlines code seperti GA, SQ, CX, TG, LH, EK, dll?? Atau kode-kode airport seperti KUL, SIN, BKK, DXB, HAM, AMS, dll?? Kenapa crucial, karena kode ini yang akan dicantumkan sebagai airport asal dan airport tujuan di dokumen AWB.. Salah memasukkan kode, maka cargo akan dibawa ke airport tujuan yang salah.. Pernah sekali kejadian, AOD (airport of destination) seharusnya CGK (Soekarno Hatta / Cengkareng).. Tapi oleh agent di luar negeri, diinput CKG (Chongqing / China).. Cargo akhirnya terbang ke China bukan ke Jakarta.. Dan itu prosesnya ribet dan lama banget untuk mengeluarkan barang dari China dan akhirnya dikirim ke Jakarta.. 

Salah satu "suka"-nya kerja di dunia freight forwarding itu adalah industri dan ruang lingkup pekerjaannya yang dinamis dan challenging.. Jadi ga ada yang namanya bosan atau kerjanya itu-itu saja.. Setiap barang atau komoditas memiliki aturan yang berbeda-beda dan kita juga dituntut untuk mengikuti peraturan yang selalu di-update, baik peraturan dari Carrier maupun dari Bea Cukai.. Misalkan kalau mau kirim binatang hidup atau abu jenazah, dokumen yang diperlukan apa saja dan treatmentnya ketika di origin dan di destinasi seperti apa.. Bekerja di dunia freight forwarding juga seru karena bisa menjalin relasi dengan banyak pihak.. Tidak hanya customer kita yang didominasi oleh importir dan eksportir, tetapi juga dari pihak Airlines, Shipping Lines (pelyaran), Bea Cukai, Agent atau Forwarder dari banyak negara.. Dulu sebelum pandemi, rutin diadakan conference-conferenceantar sesama perusahaan forwarder.. Conference ini seru karena bisa ketemu banyak orang di industri yang sama dari berbagai negara.. Hal positif lainnya adalah bisa "jalan-jalan".. Karena saya in-charge di cabang Surabaya, jadi kalau saya market atau visit customer, tidak hanya di dalam kota Surabaya.. Tapi bisa sampai ke Pasuruan, Malang, Gresik, Mojokerto, dll.. Selain itu karena Head Office perusahaan tempat saya bekerja ada di Bali, jadi otomatis kalau ada meeting, pasti diadakan di Bali..

Kalau "suka"-nya sudah, sekarang giliran "duka"-nya.. To be honest, dukanya kerja di dunia freight forwarding itu tidak sedikit.. Yang pertama, harus siap dicomplain.. Dulu awal-awal in-charge sebagai Branh Manager, saya stress karena menerima complain-an dari sana sini.. Tapi saya ingat kata-kata seorang staff saya yang sudah senior.. Kata beliau, kalau kerja di dunia freight forwarding, complain-an dari customer jangan diambil hati.. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.. hehehe.. Complain-an akan selalu ada karena kita sebagai freight forwarder merupakan "perantara" antara eksportir / importir dan carrier (airlines & shipping lines).. Kalau flight delayed atau cargo offload (tidak terangkut), yang dicomplain customer adalah freight forwarder-nya.. Padahal yang delay airlines atau shipping lines-nya dan ini semua di luar kendali kami.. Apalagi kalau kaitannya sudah dengan cuaca yang bukan sesuatu yang bisa kami control atau prediksi.. Contoh misalkan kapal Inessa seharusnya berangkat dari port Surabaya (Tanjung Perak) tanggal 25 Des, tapi ternyata karena congestion (antri sandar & bongkar) di port sebelumnya, maka baru berangkat dari Surabaya tanggal 28 Des.. Otomatis tanggal tiba di port tujuan akan mundur juga.. Ketika cargonya urgent atau ada deadline, pasti kami sebagai freight forwarder yang kena caci maki customer.. Pernah juga flightnya cancel karena bad weather di China.. Tapi customer ga mau tahu, dan minta cargo harus berangkat juga hari itu.. Sedangkan cargo sudah melewati customs.. Berbeda dnegan penumpang yang bisa pindah pesawat hanya dengan membeli tiket baru.. Tidak semua customer seperti ini sih, tapi banyak juga yang seperti ini dan dari sekian ribuan shipment, tidak mungkin lancar-lancar saja kan.. Sesekali pasti saja ada yang bermasalah.. Jadi mau kerja di dunia freight forwarder, harus siap mental dulu.. hahaha..

"Duka" lainnya adalah harus stand-by 24 jam.. Jadi jangan heran kalau saya bawa laptop kemana-mana.. Bahkan ketika liburan 2 minggu ke Thailand pun, laptop saya tenteng kemana-mana.. Kerjanya bisa dimana saja, di airport, di hotel, di bus, dll.. hahaha.. Kalau shipment by sea ritme kerjanya masih tidak secepat by air.. Karena traveling timenya yang berhari-hari bahkan berbulan-bulan.. Kalau by air kan cepat ya, hanya hitungan jam atau hari.. Jadi kita juga kejar-kejaran waktu dan harus memonitor terus apakah shipment sudah berangkat atau tiba sesuai dengan fight schedulenya.. Lalai atau tidak bisa mengejar deadline atau memenuhi peraturan Bea Cukai, tentu kita dihadapkan pada potensi denda yang nilainya bisa puluhan bahkan ratusan juta.. Ketelitian sangat diperlukan di industri ini, apalagi yang kaitannya dengan dokumen kepabeanan.. Salah satu huruf saja, bisa mengakibatkan denda pajak yang nilainya bisa fantastis karena mengikuti nilai barang.. 

Kemudian karena kita kerja samanya dengan sesama forwarder dari berbagai negara, kadang kendalanya ada di zona waktu.. Kalau komunikasi dengan agent di Europe sih masih oke ya.. Masih bisa sore atau malam harinya.. Nah kalau sama agent di US, siap-siap saja begadang.. Apalagi kalau ada shipment yang urgent, saya bisa pasang alarm sampai berlapis-lapis, misal jam 23.00, 00.00, 01.00, 02.00, dst.. hahaha.. Karena untuk mempersingkat waktu dan mengejar deadline, jadi satu-satunya cara agar efektif dalam komunikasi, ya kita kerjanya mengikuti jam kerja di US..  Sebagai seorang Branch Manager, saya juga dituntut untuk memonitor dan bertanggung jawab mulai dari sales, operasional, dan finance + accounting.. Sayangnya karena customer kebanyakan contactnya dengan saya, jadi terkadang saya keteteran juga menghadapi berbagai macam request, pertanyaaan, dan complain-an customer.. Dari urusan posisi trucking sekarang ada dimana, kapalnya sudah berangkat belum, invoicenya sudah dikirim belum, sampai permintaan rate, semuanya ke saya.. Ada hari-hari dimana Whatsapp saya ada puluhan message belum terbaca atau saya sedang online di telepon kantor dan handphone saya juga bunyi ada telepon masuk.. Jadi terkadang overwhelming juga.. hahaha..

Semoga apa yang saya sharingkan bisa sedikit menambah pengetahuan dan memberikan sedikit gambaran tentang industri freight forwarding ini.. Siapa tahu setelah membaca tulisan ini jadi banyak yang tertarik untuk terjun dan berkarier di industri ini.. hahaha..

Wednesday, November 30, 2022

10 Things You Might Not Know About NatInBali

Another random topic to post yang akhirnya di-publish juga setelah sekian lama diam di folder drafts.. hahaha.. Here it is, 10 things you might not know about NatInBali : 
 

1. Lahir di Surabaya

Di KTP saya memang tertulis tempat kelahirannya di Surabaya.. Tapi sebenarnya saya lahir di Denpasar, Bali.. Dikarenakan urusan administrasi yang hanya kedua orang tua saya yang bisa menjelaskan, akhirnya yang tercatat di Akta Lahir saya adalah Surabaya.. Tiga puluh satu tahun kemudian, akhirnya saya beneran pindah dan tinggal di Surabaya..

 

2. Penakut

Saya orangnya penakut banget untuk urusan yang berbau mistis.. Jangankan nonton film horror, nonton film yang berbau misteri atau pembunuhan, malamnya saya pasti ga bisa tidur.. Kalau pun terpaksa diseret oleh sahabat saya nonton film horror di bioskop, saya bakalan pakai headset, pasang lagu dengan volume yang keras dan tutup mata.. hahaha.. Bahkan dulu sewaktu saya sekolah, kebetulan lagi populer komik Detective Conan dan Detective Kindaichi.. Setiap baca komik ini, pasti malamnya susah tidur, tapi herannya tetap saja saya baca.. hahaha.. Pernah juga suatu kali, saya dan adik saya bertekad mau nyobain wahana Haunted House di Jatim Park.. Sudah ditekadin banget dan waktu itu ngantrinya juga panjang banget, mungkin sekitar 30 menit.. Pas giliran masuk, ga sampai 10 langkah, kita sudah lari kabur cari pintu keluar.. hahaha..


3. Kecoa?? Siapa Takut

Kalau saya takut banget dengan hal-hal yang berbau mistis, kebalikannya saya justru tidak takut dengan serangga, ular, tikus, dll.. Nah adik saya kan takut banget dengan yang namanya kecoa.. Pernah suatu hari, dengan sengaja saya ambil kecoa yang masih hidup dan saya bawa ke adik saya yang otomatis langsung menjerit dan lari ketakutan.. hahaha.. 


4. I Can Eat Almost Everything

Kalau banyak yang mengira saya pemakan segala, well tunggu dulu.. Untuk urusan makanan, secara umum saya memang suka semuanya dan tidak pilih-pilih makanan.. Dari sekian banyak makanan di dunia, saya kurang suka dengan Indian Food dan Middle East Food.. Kemudian saya juga hanya makan daging ayam, daging sapi, daging babi, dan seafood.. Jadi saya tidak bisa makan bebek, daging kambing, burung dara, kalkun (turkey), dll.. Makanya banyak yang kaget pas saya bilang saya ga bisa makan bebek, padahal di Surabaya terkenal akan bebeknya yang enak-enak.. Pernah saking penasarannya, saya beli lah Nasi Bebek 1 porsi.. Eh suapan pertama saja, sudah ga bisa tertelan.. Kalau daging kambing, saya hanya bisa makan sewaktu di Solo.. Jadi ada satu rumah makan sate langganan papa saya, nah ini saya masih bisa makan walaupun hanya satu potong kecil.. hehehe..


5. Always Iced

Untuk minuman, saya juga tidak bisa minum minuman hangat / panas.. Jadi walau sedang batuk pun, saya pasti pesannya less ice ataupun kalau sudah diomelin papa mama saya, baru deh tobat pesan yang tanpa es.. 


6. Bisa Bahasa Thailand

Akibat dari seringnya saya menonton Lakorn atau drama Thailand, secara otomatis saya jadi bisa berbahasa Thailand.. Awalnya hanya mengerti beberapa kosa kata, kemudian lama kelamaan jadi bisa.. Selain nonton Lakorn, saya juga suka belajar dari Youtube.. Setiap kali ke Thailand, kemampuan Bahasa Thai saya juga semakin terasah.. Walaupun sampai sekarang saya belum bisa membaca tulisan Thai yang sulitnya sudah melampaui Hanzi (汉字).. Tapi paling tidak Bahasa Thai ini berguna banget kalau lagi shopping di Thailand karena bisa dapat harga local.. Apalagi dari tampilan, juga sangat mendukung jadi seringkali saya dikira orang Thailand..


7. My Heaviest was at 128 kgs

Bagi yang sudah pernah membaca post ini, pasti sudah tahu kalau saya berhasil menurunkan berat badan saya sekitar 45 kg dalam waktu kurang lebih 2 tahun.. Berat badan saya terberat itu mencapai angka 128 kg dan itu di masa-masa saya kuliah dan awal-awal bekerja.. Sebenarnya berat badan saya sekarang pun masih jauh dari ideal.. Apalagi dalam waktu hampir 2 tahun di Surabaya, berat badan saya sudah naik 10 kg.. hahaha..

 

8. Tidak Bisa Tidur Dalam Perjalanan

Saya adalah orang yang tidak bisa tidur dalam perjalanan, mau itu naik mobil, naik bus, naik pesawat, naik kereta, dll.. Untuk menyiasatinya, apalagi untuk perjalanan dengan durasi yang lama, saya selalu minum obat tidur.. Itu pun kalau ada turbulence atau pas serving makanan di pesawat, saya pasti kebangun dan ga bisa tidur lagi.. 


9. Pernah Kerja di Restaurant

Selepas lulus kuliah, saya bekerja selama 6 bulan di salah satu restaurant yang cukup terkenal di Bali.. Cabangnya ada 4 dan tersebar di daerah Kuta, Sanur, Seminyak, dan Denpasar.. Ownernya teman papa saya, dan dari semenjak saya belum lulus kuliah, sudah diwanti-wanti kalau lulus nanti, harus kerja di restaurantnya.. Selama 6 bulan itu saya belajar banyak.. Mulai dari masuk freezer yang ukurannya sudah seperti kamar tidur saking besarnya.. Kemudian bagaimana cara mengoperasikan coffee machine dan cara membuat Latte, Cappucino, Americano, Espresso, etc.. Kemudian bagaimana membedakan belasan macam lettuce / selada, seperti Iceberg, Butterhead, Frisee, Romaine, Arugula, dll.. Termasuk bagaimana menghadapi berbagai karakteristik pelanggan, dari om-om genit sampai tante-tante yang cerewet.. hahaha.. 

 

10. Mantan Penggila Sepak Bola

Yup, saya adalah penggila sepak bola yang sudah tobat.. hahaha.. Kalau diingat-ingat, kok bisa ya dulu sewaktu SMA dan kuliah bela-belain begadang untuk nonton team kesayangan main.. Dulu saya penggemar berat Chelsea.. Bahkan dulu di kamar saya banyak tertempel posternya The Blues dan Frank Lampard.. Kalau team nasional, saya suka Brazil dan Jerman.. Dulu bahkan saya sering bertengkar dengan mantan pacar saya karena bola.. Alasannya adalah karena saya penggemar Chelsea dan dia penggemar Liverpool.. Bahkan dulu saya juga berjanji ke diri saya sendiri, saya tidak mau punya pacar yang penggemar MU dan Barcelona.. Jadi kalau ada cowok yang pdkt, harus tanya dulu team favoritnya dia apa.. hahaha.. Kalau sekarang, sesekali saja nontonnya, terutama sewaktu Piala Dunia atau final match..

Monday, October 17, 2022

Nat's Curhatan ~ Kapan Nikah???

Tulisan ini terinpirasi dari obrolan singkat saya dengan seorang teman beberapa waktu yang lalu.. Jadi teman saya ini, sebut saja si A, tiba-tiba curhat kenapa sampai sekarang belum menemukan pasangan hidup.. Padahal sudah lama menanti-nanti.. Saat itu saya bilang ke teman saya,"berarti memang belum waktunya, karena jodoh di tangan Tuhan, datangnya di saat yang tepat dan kadang tidak terduga"..

Dalam perjalanan pulang setelah obrolan singkat tersebut, saya pun berpikir, apakah hanya saya yang tidak kepikiran untuk mencari pasangan atau menikah ya.. Nyatanya teman saya yang usianya di bawah saya ternyata lagi galau memikirkan jodohnya yang tak kunjung datang.. To be honest, jangankan menikah ya, untuk pacaran saja tidak pernah terlintas di pikiran saya.. Biasanya pikiran untuk ingin punya pacar hanya muncul ketika Valentines Day.. Alasannya karena saya ingin dapat kiriman bunga & coklat ke kantor.. Biar dilihat oleh team saya, Ibu-nya ini punya pacar.. Karena sering kali saya disindir "Bu, pacarnya jangan disembunyikan, sesekali disuruh main ke kantor dan dikenalkan".. hahaha.. Sebenarnya kalau dipikir lagi, mungkin bukan tidak ingin punya pasangan ya.. Tapi hal tersebut bukanlah prioritas saya untuk saat ini.. Dan saya merasa fine-fine saja sendirian.. Mungkin benar kata sahabat saya, terlalu lama sendiri, jadi sudah merasa terlalu nyaman sendiri..

Seiring dengan bertambahnya usia saya, semakin sering pertanyaan yang satu ini, "kapan nikah???", mampir ke telinga saya.. Semenjak memasuki usia 30 tahun, semakin banyak orang yang bertanya kapan nikah dan sering kali saya bingung harus menjawab apa.. Jawaban yang paling sering saya gunakan adalah "yang diajak nikah belum ada" atau kalau lagi sensitif, saya jawab dengan "kapan-kapan".. hahaha.. Lucunya, pertanyaan ini bukan datang dari orang tua saya, tapi justru dari saudara/keluarga, teman, rekan kerja, atau bahkan orang yang baru pertama kali berjumpa dengan saya.. Mungkin benar kalau ada jokes yang mengatakan Indonesia memang negara "KEPO-lauan".. hahaha.. Orang tua saya justru dari dulu sama sekali tidak memaksa anaknya (saya dan adik saya) untuk cari pasangan.. Palingan hanya sebatas curhat, misalkan kalau mama saya habis reuni-an sama teman SMA-nya dan ditanya sudah punya cucu berapa..

Yang buat sedih adalah ketika pertanyaan "kapan nikah???" ini kemudian diikuti dengan sindiran dan comment seperti :

"jangan terlalu memilih"

"standard-nya jangan ketinggian"

"jangan keasyikan cari duit"

"nanti semakin tua, ga ada yang mau"

"kalau ga menikah, bukan wanita sempurna"

"siapa yang mau ngurus nanti kalau sudah tua"

and so on

 

Kalau dibilang memilih, menurut saya namanya cari pasangan ya memang harus memilih.. Apalagi untuk ke jenjang pernikahan, which is sekali untuk seumur hidup.. To be honest, saya tidak ada kriteria khusus, malah sejujurnya saya suka yang biasa-biasa saja.. Ga perlu yang putih dan ganteng karena nanti skin care-nya lebih banyak dari saya dan ga bisa diajak jalan-jalan ke pantai.. Ga perlu yang six-pack, karena nanti ga bisa diajak makan nasi padang malam-malam.. hahaha.. #justjoking 

Kalau boleh memilih, physically saya prefer yang lebih tinggi dan lebih tua (age gap > 5 tahun) dari saya.. Dari personality-nya, seiman, takut akan Tuhan, sayang orang tua, dan bisa bikin nyaman sudah cukup untuk saya.. Pengennya sih seseorang yang childish enough untuk nemenin saya main basket di Timezone, but mature & wise enough to have a meaningful conversation with.. Seseorang yang adventurous enough untuk diajak hiking atau backpacker-an, but religious enough untuk pergi misa harian dan doa bareng.. Seseorang yang mau diajak makan di warung tenda pinggir jalan, tetapi bisa juga menikmati ketika makan di fine-dining restaurant.. Seseorang yang bisa diajak masak bareng, kemudian cuddling di sofa sambil nonton Netflix.. Kok jadi banyak kriterianya ya.. hahaha.. Ini kan kalau boleh memilih.. Seringkali yang didapat malah jauh dari kriteria.. Sometimes we fall in love with the most unexpected person at the most unexpected time..

Masalah cari duit, saya rasa sah-sah saja.. Malah saya tidak mau jadi wanita yang bergantung pada pasangan saya.. Tetapi tentu prioritas akan berubah ketika sudah memutuskan untuk menikah dan berkeluarga.. Masalah semakin tua, tidak ada yang mau lagi, saya pikir jodoh tidak mengenal usia.. Banyak orang yang menikah di usia yang sudah tidak muda lagi dan bisa bahagia..

Selain sindiran dan comment, biasanya akan berujung pada niat baik untuk mencarikan jodoh buat kita.. Kadang ini yang sulit.. Ditolak nanti dikira sombong, diiyakan tapi membuat kita tidak nyaman.. Bahkan ada customer saya, yang sampai mengenalkan saudara dan teman-temannya yang masih single ke saya.. hahaha.. Ironis memang.. Niatnya baik tetapi mereka tidak sadar, terkadang ada beberapa orang yang memang menikmati kesendirian mereka dan belum berpikir untuk settle down.. Walaupun banyak yang dapat pasangan karena dijodohkan, saya prefer cara yang konvensional.. Makanya kalau ada yang dikenalkan atau ngajak kenalan atau PDKT, biasanya tidak saya ladeni.. Saya bukan orang yang gampang jatuh cinta dan kalau dari awal memang tidak ada chemistry atau sparks-nya, mau dikejar bagaimana pun, saya tidak akan luluh.. On the contrary, once in a while saya bisa tertarik kepada seseorang yang baru pertama kali saya temui.. Di awal mungkin lebih ke attraction, being intrigued and drawn to that person.. Feels like you've known him forever.. Sayangnya, ketika saya suka atau tertarik dengan seseorang, saya bukan orang yang bisa mengekspresikan perasaan saya.. Jadi ketika saya bisa dekat atau bercandaan dengan seorang pria, it means I don't have any special feelings for him.. Tapi justru dengan pria yang saya suka, saya akan bersikap cuek, dingin, dan menghindar.. Don't ask why, it's just my personality.. hahaha..

Back to our topic.. Single doesn't mean being lonely or alone.. Apalagi dalam case saya, saya ga pernah kesepian karena saya punya orang tua dan adik, dimana kami berempat dekat banget.. Kemudian ada sahabat dan rekan kerja juga.. Justru as an introvert, saya enjoy being alone.. Ada saatnya ketika saya ingin sendirian atau istilah sekarang "me time".. Biasanya saya jalan-jalan ke mall sendirian atau nonton bioskop sendirian atau naik mobil tanpa tujuan sambil mendengarkan musik.. 

Satu hal yang membuat saya tidak menjadikan mencari pasangan sebagai prioritas hidup saya adalah karena ada prioritas lain yang lebih urgent di dalam hidup saya.. Misalkan orang tua dan pekerjaan saya.. Semakin bertambahnya usia orang tua, maka semakin banyak perhatian yang perlu kita berikan untuk mereka.. Saya bersyukur karena saya belum berkeluarga, jadi saya masih ada waktu untuk merawat dan memperhatikan kedua orang tua saya.. Bukan berarti ketika sudah berkeluarga tidak bisa merawat orang tua ya.. Tetapi prioritas kita akan berbeda dan salah satunya suatu saat harus kita korbankan.. Honestly, untuk saat ini bahkan saya merasa 24 jam itu kurang.. Jadi boro-boro mau meluangkan waktu untuk cari pasangan, saya sudah kehabisan waktu untuk juggling 24 jam saya untuk keluarga, pekerjaan, dan kegiatan lainnya.. 

Kembali lagi ke soal pernikahan, karena bukan prioritas saya saat ini, maka bukan berarti saya tidak mau menikah.. Mau, tapi tidak saat ini.. Mungkin beberapa tahun lagi, di saat saya sudah siap dan memang sudah waktu-Nya.. Menikah menurut saya bukanlah target yang harus kita capai dalam hidup ini.. Menikah juga bukan perlombaan.. Menikah juga bukan jaminan akan kebahagiaan.. Banyak orang yang saya kenal, yang menikah hanya karena usianya sudah melebihi standard usia menikah pada umumnya.. Ada yang menikah dalam waktu yang singkat, kemudian bercerai.. Ada yang baru beberapa tahun menikah, tetapi suaminya meninggal.. Ada yang menikah, tetapi menyesal karena merasa tidak bahagia ..

Jadi jangan pernah memutuskan untuk menikah hanya karena dikejar usia.. Jangan ingin menikah hanya karena didesak orang tua atau karena omongan orang lain.. Jangan menikah hanya karena cinta sesaat.. Dan jangan menikah hanya karena merasa kesepian.. Menikahlah ketika kita sudah benar-benar siap, dengan niat dan tujuan yang baik pula.. 

Buat yang lagi galau menunggu jodoh atau mungkin bertanya-tanya kenapa belum mendapatkan pasangan hidup, tidak usah galau or desperate.. Tetap berusaha dan bertekun di dalam doa.. Lebih baik menunggu, tetapi menunggu untuk orang yang tepat.. Yang belum berkeinginan untuk mencari pasangan hidup, tidak perlu mendengarkan omongan orang lain.. You can not please everyone and that's ok.. It's your life not theirs.. Menikah atau tidak menikah, sama-sama bisa bahagia kok.. Pilihlah prioritas yang benar dalam hidup ini dan serahkan segala sesuatunya ke tangan Tuhan, biarlah Dia yang bekerja dalam hidup kita.. 


Just writing my random thoughts and sending my love to all of you from this beautiful place..
 

Wednesday, September 21, 2022

Happy 10th Blog Anniversary

Siapa yang menyangka blog Natinbali ini usianya ternyata sudah melewati angka 10 tahun.. Saya bahkan lupa, seharusnya anniversary ke-10 itu jatuh di tanggal 15 Januari 2022 kemarin.. Sadarnya ketika iseng lihat-lihat daftar postingan dan baru sadar 10 tahun telah berlalu semenjak tulisan pertama saya ter-posting di blog ini.. 

Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat dan blog ini secara tidak langsung telah menjadi bagian dari hidup saya.. Tempat saya membagikan pengalaman dan pemikiran saya lewat tulisan-tulisan yang terkadang topic-nya random banget.. hahaha.. Harapan saya adalah apa yang saya bagikan bisa menjadi referensi dan inspirasi buat teman-teman yang membaca blog ini.. 

Banyak suka dan duka yang saya alami selama 10 tahun menulis lebih dari 690 posts.. Mood untuk menulis itu tidak serta merta selalu ada, terkadang banyak postingan yang lama diam di folder draft karena saya kehilangan mood untuk menulis.. Yang paling sulit tentu soal konsistensi.. Konsisten misalnya untuk update setiap 1-2 minggu sekali.. Konsisten untuk tidak menerima endorsement.. Karena menurut saya ketika menerima endorsement, ada beban dan obligation yang juga kita terima sehingga kita tidak bisa lagi memberikan 100% honest review.. 

Blog Natinbali ini dari awal memang saya tulis dengan konsep anonymously.. Jadi kalian tidak akan menemukan 1 foto pun di blog ini yang menampilkan wajah saya.. Kalau pun ada yang terjepret kamera, pasti sudah saya blur atau tutup dengan sticker/emoticon.. hehehe.. Alasannya tentu soal privacy.. Hanya beberapa orang keluarga dan teman dekat saya yang tahu tentang blog ini.. Tapi dari blog ini, saya justru mendapatkan banyak kenalan baru, baik sesama blogger maupun pembaca blog ini.. Walaupun sudah anonymous, ada lho beberapa yang berhasil menemukan saya di Instagram, LinkedIn, medsos lainnya and that's fine.. Justru saya salut kalian bisa menemukan saya.. hehehe.. Downside-nya dari blogging anonymously adalah saya kerap dipanggil "Mas" dan "Pak" di kolom comment.. Padahal di bagian profile sudah jelas-jelas tertulis saya ini wanita.. hahaha.. Panggil Nat saja sudah oke.. Ada yang panggil "Kak Natin" juga, padahal blog ini seharusnya bernama "Nat-In-Bali" atau Nat di Bali.. Jadi nama saya bukan Natin ya, tetapi Nat.. Saya pernah juga beberapa kali menerima email dan comment, yang isinya mereka penasaran dengan sosok di balik blog ini.. hahaha..  Padahal saya merasa I'm not interesting enough to be curious about.. hahaha..

Buat yang baru pertama kali mampir di blog ini, nama saya Nat.. Saya berasal dari Bali dan sekarang tinggal di Surabaya.. Saya bekerja di perusahaan freight forwarding.. Hobby saya traveling dan memasak.. An introvert and a Capricorn.. Blue is my favorite color.. A dog person (i have 3 dogs).. Prefer tea to coffee, beer to wine, savory to sweet, text to call, and sunrise to sunset.. Di blog ini saya lebih banyak menulis dan me-review tentang kuliner, travel, dan beberapa hal random lainnya.. Untuk kuliner, kebanyakan yang saya review di seputaran Surabaya & Bali.. Untuk travel, tergantung destinasi liburan saya dan saya sebenarnya masih ada 1 pending travel diary tahun 2020 kemarin yang terhenti di kota Hua Hin dan belum saya lanjutkan lagi.. Semenjak pandemi, saya belum traveling lagi kecuali mondar-mandir Surabaya-Bali dan sempat ke pulau sebelah, Lombok (ditunggu ya travel diary-nya).. My current travel bucket lists are Xiamen and Kanchanaburi..  Dikarenakan China's border belum sepenuhnya dibuka, maka destinasi yang ingin saya kunjungi dalam waktu dekat adalah Kanchanburi di Thailand.. Kanchanaburi memang namanya tidak se-famous Krung Thep (Bangkok), Pattaya, dan Phuket.. Tapi saya justru suka dengan kota-kota kecil seperti ini yang suasananya laid-back, tidak crowded, dan jauh dari hustle-bustle kota besar.. Semoga bisa terwujud dalam waktu dekat.. Sudah terbayang bakalan menyenangkan jalan-jalan sore bersama orang-orang tercinta di tepi sungai Khwae Yai dan mengunjungi taman bunga matahari di Baan Rai Nai Rung..


Happy belated 10th Blog Anniversary to NatInBali

Here's to many more years of blogging

 

With Love ~ Nat


Wednesday, September 7, 2022

Suka Duka Tinggal di Apartemen

Siapa yang menyangka setelah 31 tahun hidup di Bali, tiba-tiba harus pindah ke Surabaya.. Siapa yang menyangka pula, biasanya tinggal di rumah dengan halaman yang luas, tiba-tiba harus tinggal di apartemen.. Jadi sewaktu proses perpindahan ke Surabaya, saya hanya diberi waktu 2 minggu dari kantor untuk prepare.. Yang terbesit di pikiran saya saat itu, saya tinggal di apartemen saja, supaya lebih convenient.. Apartemen pilihan saya berada di daerah Pakuwon dengan pertimbangan sepupu saya ada yang tinggal di lokasi yang sama dan dekat dengan juga dengan keluarga saya yang lain, yang juga tinggal di Surabaya Barat..

Awal-awal tinggal di apartemen, tentu banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dan harus proses adaptasi juga.. Bagi yang penasaran tinggal di apartemen itu seperti apa, saya mau sharing suka dan duka tinggal di apartemen versi saya..


 



 

***PROS / SUKA***

 

1. CONVENIENT

Salah satu nilai positif tinggal di apartemen itu adalah convenient atau kemudahannya.. Biasanya apartemen pasti lokasinya di tempat yang strategis (pusat kota) dan connect dengan shopping mall.. Begitu pula dengan apartemen pilihan saya ini.. Lokasinya persis di atas Pakuwon Mall, which is one of the biggest mall in Indonesia.. Jadi kalau lagi perlu sesuatu, tinggal turun ke bawah.. Mau masak, tapi minyak goreng habis, bisa turun ke supermarket.. Skincare habis, di mall banyak store yang jual.. Handphone rusak, di bawah banyak tempat servicenya.. Untuk urusan perbankan, di bawah ada beberapa bank yang punya kantor cabang dan pilihan ATM juga lengkap.. Sabtu malam saatnya ke Gereja, juga tinggal turun ke bawah.. Jadi sudah ga perlu kemana-mana lagi.. Super duper convenient..


2. AMAN

Apartemen rata-rata sangat aman karena menggunakan Lift Access Control.. Jadi untuk naik ke unit, perlu kartu access yang sudah diprogram sesuai dengan lantai tempat unit kita berada.. Jadi misalkan saya tinggal di lantai 17, ya hanya bisa naik ke lantai 17.. Mau ke lantai lainnya tidak bisa, kecuali ke lantai-lantai yang memang dibuka untuk semua penghuni seperti kolam renang, mail room, parkir, dll.. Security officer juga banyak dan berjaga di tempat parkir, lobby, dan akan patroli ke tiap lantai pada jam-jam tertentu.. 


3. FASILITAS LENGKAP

Hampir setiap apartemen pastinya dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh para penghuninya.. Beberapa fasilitas yang disediakan seperti swimming pool, fitness center, kids playground, laundry, library, dll..  

 

 

 


 

4. TIDAK KEHUJANAN & KEBANJIRAN

Nah ini juga penting dan salah satu nilai plus dari tinggal di apartemen.. Karena bangunananya tinggi, jadi ga bakalan ada yang namanya banjir.. Selain itu karena tempat parkirnya juga di dalam gedung, jadi ga bakalan kehujanan.. 

 

5. FULL SERVICE

Kebetulan di apartemen saya ini, servicenya cukup oke.. Securitynya ramah-ramah.. Receptionist juga oke.. Cleaning servicenya rajin-rajin.. Sehari bisa 2-3x, lorong, lift, dan garbage room dibersihkan.. Kalau kita ada paket or pesanan makanan, sudah ada yang terima di lobby, jadi nanti kita tinggal ambil ke bawah.. Kalau unit ada keluhan, seperti bocor, kita bisa lapor ke receptionist dan tidak lama akan ada teknisi yang datang untuk memeriksa..


 


***CONS / DUKA***

1. RIBET

Satu kata yang menggambarkan perasaan saya ketika awal-awal pindah ke apartemen adalah RIBET.. hahaha.. Gimana tidak ribet, mau turun ke lobby atau parkiran harus naik lift.. Mobil harus diparkir di parkiran gedung yang kalau pulangnya kemalaman, bakalan dapat yang paling atas (which is sepi dan spooky).. Kalau beli barang yang sizenya cukup besar, harus pakai lift barang, mengajukan ijin terlebih dahulu, dan harus di jam tertentu saja.. Bandingkan saja dengan tinggal di rumah.. Mobil langsung dimasukkan ke garasi / halaman rumah.. Ga perlu jalan jauh dan naik lift segala.. Mau beli barang sebesar apa, bebas, yang penting bisa melewati pintu rumah saja.. hehehe..


2. ANTRI LIFT

Salah satu "duka"-nya tinggal di apartemen ya soal lift.. Dulu awal-awal pindah ke sini, penghuninya masih sedikit, jadi lift-nya ga terlalu antri.. Akhir-akhir ini, dikarenakan penghuni semakin ramai, mostly karena banyak unit yang disewakan harian, jadi kalau mau naik lift, harus antri cukup lama.. At least 5 menit gitu.. Kalau rush hours, seperti jam pulang kerja or Sabtu Minggu, bisa 15 menit terbuang hanya untuk menunggu lift..  


3. BOROS

Kalau yang ini sih personal ya, tapi buat saya tinggal di apartemen itu boros.. Mungkin karena saya tinggalnya di atas Pakuwon Mall ya.. Kalau lagi bosan, biasanya langsung turun ke bawah.. Ga mungkin dong jalan doang di bawah, pasti beli ini itu.. Belum lagi kalau ada tenant baru buka, langsung kepo pengen nyobain.. Atau lagi ada bazaar / diskonan, langsung turun ke bawah karena penasaran.. Alhasil boros deh.. hahaha.. Btw, tinggal di apartemen juga membuat angka timbangan saya bergeser ke kanan terus.. Susah menahan godaaan, ketika makanan-makanan enak hanya terpisah beberapa lantai di bawah kita.. hahaha.. 


4. LIMITED SPACE & NO PETS

Unit saya ini termasuk yang tidak besar, luasnya sekitar 65 M2.. Untuk saya yang terbiasa tinggal di rumah dengan halaman yang luas, awal-awal lumayan kagok juga.. Jadi sering nabrak sana sini.. hahaha.. Tapi lama-lama terbiasa kok.. Yang paling disayangkan adalah di apartemen tidak boleh pelihara binatang.. Jadi saya tidak bisa membawa anjing-anjing saya.. Ada beberapa yang secara sembunyi-sembunyi membawa anjing/kucing ke dalam apartemen, tapi kalau ketahuan ada dendanya.. Beberapa binatang seperti ikan, kura-kura, hamster masih diperbolehkan.. 


5. NOISE & PRIVACY

Sama seperti kalau kita menginap di hotel, jadi kalau ada orang yang sedang jalan di hall/lorong, bakalan kedengaran dari dalam unit.. Parahnya lagi tetangga sebelah kalau buka pintu lemari atau ngobrol agak keras, bakalan kedengaran juga.. Yang paling parah itu kalau dari lantai atas.. Mereka geser kursi, kita bakalan dengar juga.. Pernah suatu hari, penghuni atas kayaknya ada acara dan karaoke-an.. Sampai jam 22.30 ga berhenti-henti.. Mending kalau suaranya bagus, lha ini kagak.. Saya langsung telepon ke receptionist mengajukan complain dan 15 menit kemudian langsung sunyi senyap.. Soal masak memasak pun jadi kendala.. Jadi kalau ada tetangga yang masak, baunya bakalan sampai ke unit kita.. Kalau pas masaknya enak sih gak papa ya.. Kalau tetangga pas masak ikan asin or terasi, langsung auto semprot2 ruangan pakai pewangi ruangan.. Dan celakanya baunya itu bakalan lama hilangnya, kecuali kita buka jendela di balkon.. hahaha.. 


Jadi ini semua pros dan cons living in apartement versi Nat ya.. Mungkin bisa memberikan gambaran dan referensi buat kalian yang kepengen tinggal di apartemen atau dalam waktu dekat akan pindah ke apartemen.. Trust me, tinggal di rumah itu tetap jauh lebih enak dan lebih nyaman.. ^_^

 



Sunday, January 3, 2021

Nat's Curhatan ~ Life Updates & Moving to Surabaya



First of all, I would like to say Happy New Year 2021 to each and everyone of you.. May 2021  bring good health, happiness, and prosperity..

Jadi seperti judul post kali ini, yupp, I'm moving to Surabaya.. Salah satu hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.. Apalagi timing-nya itu mendadak banget dan tiba-tiba saja saya sudah hidup di Surabaya.. Hari ini adalah hari ke-52 saya hidup di Surabaya.. Terkadang kalau saya lagi merenung, kayaknya masih antara percaya dan tidak percaya saya tidak lagi di Bali.. Tempat dimana saya menghabiskan 30 tahun hidup saya..

Alasan saya pindah ke Surabaya adalah karena tuntutan pekerjaan.. Jadi flashback sedikit, di bulan September lalu, saya mulai jenuh dengan pekerjaan saya.. Covid-19 sangat berdampak terhadap performance perusahaan tempat saya bekerja.. Jadi sudah beberapa bulan, saya dan rekan kerja lainnya mendapatkan gaji 50%.. Setelah beberapa bulan, saya pun mulai jenuh dan capek.. Gaji 50%, sedangkan tanggung jawab dan tugas bertambah.. Akhirnya di bulan September, saya mulai mencari pekerjaan baru.. Tuhan sungguh baik, karena di waktu orang lain banyak yang di-PHK, saya malah berhasil mendapatkan pekerjaan baru.. Tidak tanggung-tanggung, di perusahaan besar, yang kebetulan dari dulu saya memang sudah berkali-kali melamar, tapi tidak pernah dipanggil.. hahaha.. Jadi ini adalah perusahaan semen nasional.. Kayaknya setiap mereka buka lowongan di Jobstreet, saya pasti apply.. Dan baru kali ini dipanggil.. Setelah melewati proses interview sebanyak 2x dan test 1x, akhirnya saya dinyatakan diterima.. Dari segi gaji, naik sedikit dari gaji saya sebelumnya, dengan jabatan yang cukup oke yaitu Tax Supervisor.. Akhirnya disepakati saya akan mulai masuk di tempat yang baru per tanggal 2 Nov 2020.. Seperti quote favorit saya dari film While You Were Sleeping, "life doesn't always turn out the way you plan".. It happened in my life..

Selang 1 hari setelah saya menerima kabar bahagia bahwa saya diterima, datang kabar duka dari keluarga saya di Surabaya.. Om saya meninggal dunia.. Om saya ini, adalah salah satu keluarga yang cukup dekat bagi saya, karena dulu sewaktu saya SD & SMP, setiap liburan kenaikan kelas, saya pasti "dikirim" papa saya ke rumah Om saya ini.. Ya untuk bantu-bantu karena Om dan Tante saya punya usaha dan supaya saya lebih mandiri.. Jadi saya dari SD sudah terbiasa naik bus malam dan pesawat sendirian.. hehehe.. Bayangkan di masa pandemi, kami harus berangkat ke Surabaya.. Dari kami yang ke tempat keramaian saja masih takut, tiba-tiba harus naik pesawat.. Akhirnya dengan penuh kekhawatiran, kami pun berangkat ke Surabaya untuk mengantar Om saya ke tempat peristirahatan terakhirnya.. Sewaktu di Surabaya, saya juga mampir ke Gua Maria Poh Sarang di Kediri.. Di sana saya berdoa, memohon dilancarkan proses perpindahan saya ke kantor yang baru..
 
Setelah 3 hari di Surabaya, saya pun kembali ke Bali.. Di hari pertama saya bekerja setelah cuti 3 hari, saya dipanggil oleh boss saya, intinya saya ditawari naik gaji dengan nominal yang lebih tinggi daripada gaji yang saya dapatkan di tempat yang baru.. Waktu itu saya diberi waktu untuk berpikir.. Saat itu sebenarnya saya sudah mantap pindah ke kantor baru.. Gaji buat saya penting, tapi lebih penting lagi karier dan masa depan.. Saya sudah 5 tahun di perusahaan ini dan tidak ada jenjang karier yang bisa saya harapkan.. Ternyata Tuhan punya rencana lain untuk saya, keesokan harinya saya dipanggil lagi dan ditawari posisi Branch Manager di Surabaya..
 
Yang lama mengenal saya pasti tahu kalau saya tidak pernah mau menerima tawaran pekerjaan yang lokasinya di luar Bali.. Prinsip saya dari dulu, lebih baik dapat gaji kecil, tapi bisa berkumpul dengan orang tua dan adik saya.. Daripada harus pindah ke luar kota dan berpisah dengan mereka.. Kami sekeluarga memang sangat dekat.. Jangankan kerja di luar kota, kalau misalkan saya lagi liburan bareng teman, dalam sehari bisa telepon-an sama orang tua saya berkali-kali.. hahaha..
 
Saya diberikan waktu 3 hari untuk berpikir.. Jujur, saat itu saya masih 50:50.. Bimbang antara ingin mengambil tawaran tersebut, tetapi harus berpisah dengan keluarga saya.. Ternyata keluarga saya, semuanya mendukung saya untuk mengambil tawaran tersebut.. Menurut mereka, ini adalah kesempatan yang belum tentu bisa datang 2 kali.. Awalnya saya masih ragu, tapi ternyata adik saya bilang, bahwa dia akan ikut pindah ke Surabaya awal tahun 2021.. Orang tua saya juga akan menyusul 1-2 tahun setelahnya..
 
Setelah confirm menerima tawaran tersebut, saya hanya punya waktu sekitar 2 minggu untuk mempersiapkan semuanya.. Yang paling membuat stress adalah masalah akomodasi.. Akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di apartemen saja.. Lokasinya ada di Surabaya Barat, supaya dekat dengan rumah tante dan sepupu saya.. Mendekati hari keberangkatan, saya semakin galau.. Nangisnya jangan ditanya berapa kali, kayaknya hampir setiap hari.. hahaha.. Tanggal 13 Nov 2020, saya berangkat ke Surabaya diantar papa, mama, dan adik saya.. Saya mengambil cuti 3 hari untuk jalan-jalan sekaligus untuk pindahan ke apartemen.. Apartemen-nya jangan ditanya deh.. Jauh dari ekspektasi.. Lebih tepatnya, saya salah pilih agen.. Foto di internet dan realitanya jauh banget bedanya.. Saya sampai harus panggil go-clean saking kotornya.. Padahal slogan mereka, masuk apartemen hanya perlu geret koper.. hahaha.. 
 
Hari pertama setelah ditinggal keluarga saya kembali ke Bali, saya nangis sejadi-jadinya.. Saya pulang dari kantor, masuk ke apartemen kosong.. Tidak ada yang bisa saya ajak bicara.. Biasanya pulang ke rumah, ada yang menyambut, bahkan makanan sudah siap di atas meja makan.. Untungnya kegalauan saya hanya di beberapa minggu di awal saja.. Saya berusaha menyemangati diri saya sendiri dan bilang ke diri saya, hidup saya sekarang ini ibarat jalanan satu arah (one way).. Jadi tidak bisa mundur atau putar balik, hanya bisa tetap jalan maju.. Mau pulang ke Bali, tawaran di tempat baru sudah saya tolak.. Tidak mungkin juga saya kembali ke posisi saya sebelumnya.. Apartemen juga sudah dibayar dan harganya tidak murah.. Saya juga menyemangati diri saya dengan membayangkan dalam waktu 1-2 tahun saya bisa berkumpul dengan keluarga saya di Surabaya.. Somehow, it worked.. Saya jadi lebih bersemangat dan termotivasi.. 

Hari demi hari berlalu, tak terasa saya sudah sampai di hari ke-52.. Sepertinya baru kemarin, saya masih naik motor berangkat kerja ke daerah Kerobokan.. Sekarang saya harus menempuh perjalanan cukup jauh setiap hari dari Surabaya Barat ke kantor saya di Sidoarjo.. Sekarang saya sudah terbiasa kemana-mana sendiri, makan sendiri, melakukan apa-apa sendiri.. Thanks to the technology, saya sama sekali tidak merasa kesepian.. Dalam sehari saya bisa berkali-kali voice call & video call dengan kedua orang tua dan adik saya di Bali.. Jadi jauh di mata, tetap dekat di hati.. hahaha..
 
Banyak hal baru yang saya pelajari dalam 52 hari ini.. Makanya banyak orang bilang, the power of "kepepet".. hahaha.. Saya belajar nyetir mobil matic hanya dalam waktu 10 menit.. Karena masih asing dengan tuas transmisi di mobil matic, saya buat note kecil dan saya tempel di dashboard mobil.. Jadi P misalkan untuk Parkir, R untuk mundur, dan seterusnya.. hahaha.. Sekarang mah jadi keenakan nyetir mobil matic.. hehehe.. Dulu saya mana bisa pasang or ganti gas elpiji.. Sekarang jadi bisa dong.. Soalnya kalau keterusan ga bisa ganti, nanti mau makan apa saya.. hahaha..
 
So far, life in Surabaya is not as hard as I think before.. Kalau ditanya happy atau tidak, I'm happy.. I'm super blessed to be surrounded by many good people.. Keluarga di Bali, keluarga di Surabaya, dan rekan kerja yang baik dan supportive.. Palingan hanya kangen dengan keluarga dan anjing saya di Bali.. Sama satu hal yang masih sering bikin bete adalah sewaktu dine-in.. Saya orang yang oke-oke saja makan sendirian.. Saya dulu kalau liburan di Surabaya, sudah terbiasa naik bemo sendirian, terus makan sendirian dan nonton bioskop juga sendirian.. Tapi saya jadi "sensi" kalau ada mbak waitress yang tanya "berapa orang?" dan saya jawab "satu", terus mbak-nya langsung bengong dan menatap heran.. Dan kalau lagi apes, bakalan ada om-om dan tante-tante yang menatap saya dengan tatapan iba karena saya makan sendirian.. hahaha.. 
 
Anyway, karena sekarang saya hidup di Surabaya, jadi bakalan lebih banyak review tempat makan di Surabaya ya..  Thanks for reading another Nat's Curhatan.. 
 
 
Surabaya ~ 03 Jan 2021 

Lots of Love ~ Nat

Saturday, March 14, 2020

Pengalaman Interview Saat Apply Visa China


Prelude ~ Tulisan ini ditulis sebelum COVID-19 Outbreak.. Pada akhirnya saya batal berangkat ke China dan memilih destinasi lain.. Pengalaman ini tetap saya publish karena mungkin akan berguna di kemudian hari.. ^_^



Bulan Desember kemarin, saya kembali mengunjungi Chinese Visa Application Service Center (CVASC) Bali yang berlokasi di Grand Palace Hotel Sanur.. Pengalaman saya apply Chinese Visa di CVASC Bali tahun lalu sudah pernah saya ceritakan sebelumnya di sini ya.. Kali ini saya tentu datang dengan persiapan yang lebih matang dan optimisme yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.. hehehe..



Syarat pembuatan Chinese visa masih sama seperti tahun lalu, yaitu :

  1. Form Aplikasi Visa

Form Aplikasi Visa ini bisa di-download di sini dan diisi di computer, kemudian di-print.. Untuk yang apply di CVASC kota lain (selain Bali), bisa mengisi form ini secara online.. Bahkan bisa ambil nomer antrian secara online juga lho..
      2. Pas Foto
Dua buah Pas Foto dengan syarat dan ukuran yang bisa dilihat di sini.. Saya sarankan mencari tempat foto yang sudah terbiasa melayani pembuatan pas foto untuk apply visa..
     3. Passport Asli (with at least six months of remaining validity) dan Fotocopy Passport (yang di-fotocopy hanya halaman identitas)
   4.Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga (kemarin fotocopy KTP-nya dikembalikan sama petugasnya)
 
      5. Fotocopy Tiket Pesawat dan Reservasi Hotel





Untuk biaya apply Chinese Visa jenis single-entry, biayanya sebesar 540k.. Lama proses pengajuan visanya adalah 8 hari kerja karena visa harus diproses di Konsulat-Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (untuk singkatnya saya sebut Konsulat China) di Surabaya..



Pagi itu saya datang bersama adik saya, dimana kami membawa 4 berkas pengajuan visa China, termasuk milik papa dan mama saya.. Setelah beberapa menit menunggu proses pemeriksaan dokumen, kaki saya langsung lemas begitu saya dipanggil ke counter, dan diinformasikan bahwa hanya 2 berkas pengajuan yang bisa diproses.. Jadi kendalanya adalah karena tidak ada stamp atau cap masuk di Imigrasi Indonesia ketika saya pulang dari Malaysia tahun lalu.. Waktu itu memang kami diarahkan untuk melewati auto-gate.. Padahal sebelumnya kami sudah mengantri di antrian Imigrasi seperti biasa.. Saya tidak menyangka ternyata lewat auto-gate jadi masalah ketika mau apply Chinese visa.. Untungnya saya dan adik saya hanya disuruh membuat surat pernyataan yang harus ditulis tangan dan direkam CCTV.. Suratnya sih ada contohnya ya, intinya menyatakan bahwa saya memang sudah kembali ke Indonesia per tanggal segini dan melalui auto-gate di bandara Ngurah Rai.. Alhasil papa dan mama saya juga harus datang ke CVASC karena surat tersebut tidak bisa diwakilkan secara harus direkam CCTV segala.. Jadinya pengajuan saya dan adik saya diproses terlebih dahulu.. Selang beberapa jam baru papa mama saya yang datang ke CVASC..



Saya mengajukan berkas pada tanggal 18 Desember 2019 dan Collection Date-nya adalah tanggal 31 Desember 2019.. Tanggal 23 Desember 2019 pukul 16.00, ada telepon masuk ke ponsel saya.. Nomer tidak dikenal, which is biasanya paling malas saya angkat karena keseringan tele-marketer bank atau asuransi.. hehehe.. Tapi berhubung ini nomer lokal (diawali dengan 0361), akhirnya saya angkat juga.. Ternyata dari CVASC Bali dan menginformasikan bahwa saya dan adik saya harus menghadiri interview di Konsulat China di Surabaya.. Seketika saya langsung lemas.. Interview?? Ke Surabaya?? Saya refleks bertanya ke staff CVASC Bali, alasan saya dipanggil interview.. Beliau ternyata tidak bisa menjelaskan secara keputusan sepenuhnya ada di Konsulat China di Surabaya.. Ibaratnya CVASC Bali ini hanya menyampaikan pesan dan instruksi dari Surabaya.. Saya akhirnya telepon ke Konsulat China di Surabaya, hasilnya nihil, intinya harus datang interview, titik.. Tidak ada opsi lain.. Sedihlah saya, sampai nangis segala lho.. Antara takut visa-nya tidak di-approve dan membayangkan biaya extra yang harus saya keluarkan untuk berangkat ke Surabaya.. Jadi saya diberi opsi jadwal interview di tanggal 27 Desember 2019 atau di tanggal 30 Desember 2019 dan harus menentukan pilihan sore itu juga.. Dokumen yang perlu dibawa hanya copy passport lama (jika ada) dan pas foto yang digunakan untuk apply visa China sebelumnya.. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil schedule interview di tanggal 30 Desember 2019 pukul 09.00 WIB..



Mengenai dokumen yang harus dibawa, untungnya saya meminta passport lama saya ketika memperpanjang passport saya.. Selain untuk kenang-kenangan, ternyata berguna juga ya si passport lama.. Untuk pas foto, saya harus ngubek-ngubek arsip dokumen di rumah, karena yang diminta pas foto yang digunakan untuk apply visa China sebelumnya.. Untungnya bisa dicetak ulang karena kebetulan CD-nya saya simpan..



Saya juga sempat browsing-browsing mengenai proses interview di Konsulat China, tetapi hasilnya nihil.. Masuk akal sih, karena visa China itu adalah salah satu visa yang paling mudah didapat karena persentase approve-nya itu tinggi banget.. Kecuali dokumen pendukungnya bermasalah ya.. Tapi jarang banget sih apply visa China sampai harus interview segala.. Dulu teman saya pernah diminta melampirkan dokumen tambahan seperti surat keterangan kerja, rekening koran, dan surat pernyataan, tapi tidak perlu datang interview.. That’s why saya stress banget menunggu tanggal 30.. Apalagi membayangkan tiket dan hotel yang sudah saya pesan di China..


Pagi itu tanggal 30 Desember 2019, saya sudah berangkat dari hotel tempat saya menginap sekitar pukul 07.45.. Saya sengaja memilih hotel di dekat Konsulat China di Surabaya.. Jalan kaki hanya sekitar 10 menit.. Ternyata kantornya itu berada di belakang kantor dinas Konsulat China-nya.. Bentuknya sih rumahan gitu, karena letaknya memang di perumahan di Pakir Argosari di Jalan Mayjend Sungkono.. Saya memang sengaja datang lebih awal, karena saya baca di salah satu forum di internet, ada yang telat 1 menit, dan interview-nya di-reschedule.. Kalau tinggal di Surabaya sih oke2 saja ya.. Lha masa saya harus bolak balik Denpasar-Surabaya.. hehehe..






Tepat pukul 08.45, saya dipersilahkan masuk oleh security yang berjaga.. Sebelumnya saya harus mengisi form kehadiran dan satu form berisikan identitas, seperti nama, nomer passport, jenis visa yang di-apply, dll.. Nah pas foto yang kita bawa itu bakalan ditempel di form ini.. Jadi sepertinya pas foto yang digunakan untuk apply visa kali ini pun boleh digunakan.. Kemudian saya dipersilahkan menunggu di ruang tunggu.. Untungnya security-nya sih baik ya.. Saya dan adik saya kan diantar oleh papa mama saya, dan papa mama saya dipersilahkan duduk di dalam juga.. Tapi ya gitu, mereka strict banget.. Papa saya mondar-mandir sedikit, sudah langsung didatangi dan dipersilahkan duduk.. wkwkwk..



Ternyata selain saya dan adik saya, ada 2 orang bapak-bapak yang juga diundang interview pagi itu.. Saya sempat berkenalan dengan salah satu bapak yang datang dari Malang.. Padahal bapak itu apply visa via travel agent lho.. Jadi apply via travel agent pun tidak menjamin proses pengajuan visa akan lebih mudah ya.. Si bapak katanya sudah sering bolak-balik China juga, tapi baru kali ini dipanggil interview.. Menurut security yang diajak ngobrol oleh papa saya, katanya ada peraturan baru semenjak 2 bulan yang lalu.. Jadi banyak yang dipanggil interview..



Sekitar pukul 09.15, adik saya dipanggil masuk ke dalam.. Oh ya, security-nya pas memanggil itu bukan sebut nama gitu.. Tapi bilang “baju merah” which is adik saya memang pakai baju merah pagi itu.. hahaha.. 10 menit kemudian, security-nya keluar lagi dan bilang “kakaknya silahkan masuk”.. wkwkwk.. Jadi proses interview-nya di depan loket gitu, bukan duduk di dalam ruangan.. Padahal saya sudah membayangkan saya bakal dimasukkan ke dalam satu ruangan kecil dan di-interogasi lama.. hahaha..  Interview-nya juga sebentar banget, kayaknya sekitar 10 menit per orang.. Pagi itu, yang meng-interview saya ada 2 orang dan mereka masih muda-muda gitu.. Jadi jauh dari kesan menakutkan sih.. hehehe..



Nah khusus untuk saya dan adik saya, pertanyaan pertama yang diajukan oleh mereka adalah perihal visa China jenis F saya di tahun 2018 kemarin.. Jadi visa China jenis F ini adalah visa khusus yang diterbitkan untuk pertukaran dan kunjungan.. Memang di bulan Oktober 2018, saya berangkat ke China sebagai salah satu participant dalam sebuah acara, sejenis kunjungan studi dan pertukaran pelajar, antara Universitas Udayana dan Universitas Sanming.. Jadi di awal-awal saya dan adik saya disuruh menjelaskan waktu itu kami ke mana saja, berapa orang yang ikut, dll..



Saya dan adik saya juga sempat diberi pertanyaan seperti ada keturunan Fujian kah (nama provinsi di China), ada keluarga di China kah,  bisa bahasa Mandarin kah, dll.. Kemudian pertanyaan beralih ke soal pekerjaan.. Pertanyaan standard sih, kerja dimana, bagian apa, sudah berapa lama, dll.. Tapi ada beberapa part yang menurut saya lucu juga kalau dipikir-pikir sekarang.. Berikut contoh percakapannya :
(S = saya, I = interviewer)

Part 1
I  :  Passport lama dibawa tidak?

S :  (menyodorkan passport lama)

I  :  Orang tua-nya?

      (Langsung panik karena saya tidak membawa passport kedua orang tua saya)

S :  Passport-nya atau orang-nya Pak?

I  :  Lho orang tuanya ada di sini juga?

S :  Iya Pak, lagi menunggu di depan

I  :  Oh sekalian liburan ya?

S :  Tidak Pak, ke Surabaya hanya untuk interview (dan saya tambahkan pandangan sinis hasil membayangkan jumlah uang yang harus saya keluarkan untuk beli tiket pesawat di saat high season begini, lol)

I  :  (langsung terdiam)                 



Part 2

I  :  Ini katanya sudah kerja 4 tahun, tapi kok 2018 bisa ikut acara kampus ke Sanming?

S :  Saya kuliah 3x Pak

I  :  Oh kuliah S2 ya?

S :  Tidak Pak, saya pertama kali kuliah S1 Manajemen, kemudian bla bla bla

I  :  oohhh, oke

S :  (tersenyum puas)


Part 3

I  :  ini pergi ke China berdua saja dengan adiknya?

S :  tidak Pak, dengan kedua orang tua juga, hanya saja saat pengajuan berkas terpisah

I  :  kenapa bisa terpisah?

S : karena papa mama saya datangnya menyusul belakangan karena harus membuat surat pernyataan. Ini saya bawa tanda terimanya dua-dua kok Pak, perlu saya keluarkan Pak?

I  :  oh, tidak tidak




Sekitar pukul 09.30 WIB, proses interview pun selesai.. Oh ya, interviewer-nya juga menginformasikan bahwa visa saya dan adik saya mungkin akan terlambat tiba di Bali karena harus dikirim dari Surabaya ke Bali.. Saya sih tidak masalah karena tanggal keberangkatan saya masih 1 bulan lagi.. Kalau Bapak yang dari Malang itu, beliau mau berangkat tanggal 3 Januari, jadi waktunya mepet banget.. Saran saya lebih baik apply visa-nya jauh-jauh hari alias jangan terlalu mepet dengan tanggal keberangkatan..



Keesokan harinya, tanggal 31 Desember 2019, saya sedang jalan-jalan di Pasar Atum, dan tiba-tiba ada telepon masuk dari CVASC Bali.. Jadi ternyata passport saya dan adik saya sudah bisa diambil.. Saya langsung “nodong” bapaknya, Pak, boleh minta bocorannya ga, visa saya di-approve atau tidak?”.. Bapaknya hanya tertawa dan menjawab “sudah”.. Ah hati saya rasanya langsung plong.. Tidak sia-sia juga jauh-jauh ke Surabaya, akhirnya di-approve juga visa China saya.. Anyway, saya juga harus meng-apresiasi CVASC Bali.. Dari awal mereka sudah helpful banget, apalagi melayani pertanyaan saya yang rada cerewet ini.. Bapaknya juga sempat mengingatkan saya untuk jangan sampai telat datang interview lho..



Tips dari saya buat teman-teman yang dipanggil interview.. Yang pertama adalah datang lebih awal.. Kita kan tidak pernah tahu apakah di jalan macet atau tidak, belum lagi harus menemukan lokasi interview.. Saya sendiri, satu hari sebelumnya sudah check lokasi interview, di kota orang soalnya, daripada nyasar kan ya.. Yang kedua adalah mempersiapkan dokumen yang diminta.. Kebetulan saya hanya diminta membawa copy passport lama dan pas foto.. Tapi saya juga membawa passport lama saya yang asli dan akhirnya saat interview juga diminta.. Untuk tiket, reservasi hotel dll, saya hanya membawa dalam bentuk softcopy dan saat interview memang tidak diminta.. Last but not least, adalah menjawab pertanyaan dengan yakin dan percaya diri.. Prinsip saya, saya tidak berbohong, tidak pernah bermasalah dengan hukum, semua berkas juga lengkap, jadi buat apa harus takut.. Jawab saja apa adanya, dengan yakin dan tegas sehingga tidak menimbulkan pertanyaan lainnya.. Kalau grogi yang ada malahan pikiran jadi blank dan tidak bisa menjawab pertanyaan.. Ujung-ujungnya malah dicurigai kan ya..



Jadi buat teman-teman yang lagi proses pengajuan visa China dan harus interview, semoga sharing saya ini bisa berguna ya.. Jiayou demi melihat The Great Wall di Beijing, shopping di Nanjing Road di Shanghai, atau makan dimsum di Guangzhou.. hahaha..