Showing posts with label Village. Show all posts
Showing posts with label Village. Show all posts

Sunday, October 8, 2017

Pod Bali Chocolate


Kalau Jogja punya Coklat Monggo, Bali juga punya coklat produksi asli Bali, yaitu Pod Bali Chocolate.. Coklat Pod ini pertama kali diproduksi di tahun 2012 dan saat ini memiliki beberapa outlet, termasuk di Ngurah Rai Airport.. Coklat Pod ini juga dapat ditemukan di supermarket2 di Bali, seperti Carrefour & Pepito, serta di minimarket seperti Indomaret dan Alfamart..

Selama ini saya kalau beli Coklat Pod ya di supermarket.. Sampai akhirnya saya mengunjungi salah satu outlet Pod.. Kunjungan ini benar2 tidak direncanakan.. Jadi setelah pulang dari daerah Bedugul bareng teman2, kami ga sengaja lihat papan petunjuknya ketika melintas di area Sangeh.. Jadi ternyata Pod punya Chocolate Factory & Cafe di daerah Carangsari (Petang), tak jauh dari Sangeh Monkey Forest.. Karena salah satu teman saya penggemar Coklat Pod, akhirnya kami bela2in menuju Pod Chocolate Factory & Cafe ini.. 

Akses masuk menuju Pod Chocolate Factory & Cafe ini typical jalan pedesaan.. Untungnya papan petunjuknya banyak jadi ga takut nyasar.. Sampai akhirnya papan petunjuk mengarah ke satu jalan kecil yang hanya muat untuk satu mobil.. Saya dan teman2 agak ragu karena di depan jalan ada tulisan Bali Elephant Camp, bukan Pod Chocolate.. Tanya sama orang local, dibilang benar jalannya.. Ya sudah deh nekat masuk.. Jalannya itu pas satu mobil, dan yang di aspal itu hanya pas seukuran ban mobil kanan kiri, sisanya rerumputan dan bebatuan.. Mana jalanannya semakin lama semakin mengecil dan naik turun.. Semua yang ada di mobil langsung pasang muka tegang.. Bisa dibayangkan saya yang nyetir.. hahaha.. Yang paling parah, saat lagi tanjakan terjal, tiba2 di ujung atas saya lihat dua ekor gajah lagi nyebrang jalan..Untung gajah2 itu tidak mengarah ke mobil kami.. Gimana coba jalan sudah kecil dan harus papasan dengan gajah.. hahaha.. Tapi sekarang kalau dibayangin lagi, seru sih.. wkwkwk..

Setelah beberapa menit stress di dalam mobil, akhirnya kami sampai di Chocolate Factory & Cafe.. Dan karena kami sudah kesorean, jadi tempatnya sudah sepi banget.. Hanya ada beberapa trainer yang lagi melatih gajah2.. Tempat latihannya persis di samping cafe-nya.. Jadi ternyata Pod Chocolate Factory & Cafe ini berada di satu area yang sama dengan Bali Elephant Camp.. Karena kami datang kesorean (16.00), jadi tempatnya sudah mau tutup.. Kami langsung menuju shop-nya untuk membeli coklat.. Sebenarnya selain membeli coklat kita juga bisa lunch atau snacking di cafe-nya atau mengikuti aneka tour yang disediakan pihak Pod Bali.. Untuk jenis tour dan biayanya bisa dilihat di sini ya.. 
 

Bali Elephant Camp




Pod Chocolate Factory & Cafe


Keuntungan kalau beli coklat langsung di factory-nya adalah kita bisa icip-icip.. Tester-nya banyak banget.. Dan akhirnya bingung mau beli yang mana.. Sama seperti coklat2 pada umumnya, ada beberapa jenis coklat yang ditawarkan, seperti 44% Dark Milk Chocolate, 29% Creamy White Chocolate, 64% Dark Chocolate, 80% Extra Dark Chocolate, dll.. Favorit saya coklat yang jenis 64% Dark Chocolate (sweetened with organic nectar), jadi ga terlalu manis dan ada pahit2nya.. Saya memang kurang suka dengan coklat yang manis seperti jenis milk chocolate atau white chocolate.. Untuk varians-nya juga banyak, mulai dari yang normal sampai yang abnormal macam Chili, Ginger & Lemongrass, Sea Salt, dll.. Pilihan saya jatuh ke Cranberry, Rosella Flower & Cashew, dan Cafe Mocha..








Cranberry


Rosella Flower & Cashew


Buat teman2 yang penasaran dengan cara pembuatan coklat Pod ini bisa berkunjung ke Pod Chocolate Factory & Cafe.. Selain bisa melihat proses pembuatan coklat, kita juga bisa mengikuti Elephant Trekking dan Ayung River Rafting.. Kalau waktunya terbatas atau mau yang simple2 mending langsung beli di supermarket atau ke shops-nya yang di Jalan Sunset Road.. hehehe..



Pod Bali Chocolate
Jalan Tukad Ayung Desa Carangsari
Petang, Badung, Bali
Telp  :  081 3373 88778

HO : Jalan Sunset Road 89
Kuta, Bali
Telp  :  0361 849 6228
Email  :  info@podchocolate.com

http://podbali.com/



Thursday, September 21, 2017

Air Terjun Cinta ~ Waterfalls of Love


Setelah foto2 di Wisata Selfie Puncak Wanagiri dan lunch di Warung Bukit Hexon (read here), kami pun melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Cinta, yang di Google Maps diterjemahkan menjadi Waterfalls of Love.. hehehe.. Air Terjun Cinta ini masih berada di jalan yang sama dengan Wisata Selfie Puncak Wanagiri.. Kira2 berjarak sekitar 2km dari Wisata Selfie Puncak Wanagiri (sebelum Twin Lake View) akan ada jalan kecil ke arah  kanan.. Di pinggir jalan juga dipasang petunjuknya kok, jadi ga perlu khawatir bakalan nyasar.. hehehe.. Tapi ya gitu, jalan masuknya itu ga terlalu besar.. Mungkin kalau papasan sama mobil, harus ada yang ngalah.. Mana jalannya naik turun.. Cukup bikin deg2an buat saya yang jarang2 nyetir ini.. hahaha.. 

Untungnya di Air Terjun Cinta ini disediakan area parkir yang cukup luas.. Bahkan ada warung kecil juga, jadi kalau mau pinjam toilet atau kepengen ngemil bisa melipir ke warung ini.. Saat kami datang, Air Terjun Cinta ini tidak seramai Wisata Selfie Puncak Wanagiri.. Mungkin karena lokasinya yang lebih jauh ya.. Sama seperti Wisata Selfie Puncak Wanagiri, pengunjung yang ingin bernarsis ria wajib membayar tiket masuk sebesar 20k.. 


 area parkir Air Terjun Cinta




Air Terjun Cinta atau Waterfalls of Love adalah salah satu tempat kekinian di Bali yang kini tidak hanya diincar oleh para penduduk Bali dan wisatawan domestik.. Kemarin saya sempat melihat ada seromobongan wisatawan mancanegara yang juga berkunjung ke Air Terjun Cinta ini.. Pada dasarnya, Wisata Selfie Puncak Wanagiri dan Air Terjun Cinta ini konsepnya sama saja dan tempat yang cocok buat kalian yang doyan foto2.. Di Air Terjun Cinta ini ada sekitar 6 spot yang bisa dipakai untuk foto2.. Ada yang berupa gerbang atau pintu dengan ulatan bambu, sangkar burung yang digantung di pohon, sarang burung, kupu2 dan jantung (gambar hati) yang menghadap hutan & air terjun kembar, serta ayunan kupu2.. 

Sewaktu kami membeli tiket, ada seorang bli (panggilan untuk kakak laki2 di Bali) yang menawarkan jasanya kepada kami.. Jadi bli ini akan membantu mengambil foto2 kami dengan kamera DSLR yang dimilikinya.. Tarifnya hanya 2k per foto, jadi kami mengiyakan tawaran si bli.. Bli ini yang akhirnya menemani kami berkeliling dari satu spot ke spot lainnya, mengarahkan gaya (persis kayak fotograger), dan menjelaskan setiap spot yang kami datangi.. 


 welcome to Air Terjun Cinta


 beli tiket dulu (@ 20k)




 lihat tangganya (lol)















Sama seperti ketika di Wisata Selfie Puncak Wanagiri, saya lebih banyak jadi penonton dibandingkan ikut berfoto.. Gimana mau foto di sangkar burung kalau tangganya aja tinggi banget.. Bisa2 habis foto ga berani turun.. hahaha.. Tapi untungnya di Air Terjun Cinta ini ada 1 area yang dikhususkan untuk anak2, dimana ada beberapa replika sangkar burung yang bisa dipakai foto2.. Jadinya saya yang penakut ini, foto2nya di children area.. hahaha..

Kalau ditanya bagusan mana antara Wisata Selfie Puncak Wanagiri dan Air Terjun Cinta, susah juga karena semua punya kelebihan dan kekurangannya.. Kalau Wisata Selfie Puncak Wanagiri, kelebihannya ya background Danau Buyan.. Selebihnya biasa saja kalau dibandingkan dengan Air Terjun Cinta.. Nah kalau Air Terjun Cinta ini background-nya pepohonan alias hutan gitu.. Air Terjun-nya juga jangan diharapkan.. Kecil banget.. Padahal ekspektasinya kan air terjun seperti Air Terjun Git-Git atau Air Terjun Tegenungan .. hehehe.. Tapi kalau soal spot2 foto, bagusan Air Terjun Cinta.. Karena selain jumlahnya lebih banyak, bentuknya juga unik2.. Kreatif banget.. hehehe.. Btw, karena di akhir sesi foto, jumlah foto yang diambil si bli udah ratusan, jadi si bli kasi kami harga borongan 150k saja.. hahaha..




Air Terjun Cinta / Waterfalls of Love
Jalan Raya Wanagiri
Desa Wanagiri
Kabupaten Buleleng - Bali
Opening Hours  :  07.00 - 19.00

 

Sunday, September 17, 2017

Wisata Selfie Puncak Wanagiri & Warung Bukit Hexon




Puncak Wanagiri, begitu orang sering menyebutnya, adalah sebuah kawasan yang berada di desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.. Dulunya Puncak Wanagiri ini merupakan spot untuk menikmati pemandangan sekaligus tempat beristirahat bagi para pengendara yang melintasi jalur Denpasar-Singaraja ini.. Kini Puncak Wanagiri tidak hanya menjadi tempat “singgah” tapi menjelma menjadi spot populer yang sedang trend atau kekinian.. 

Untuk mencapai Puncak Wanagiri, ambil rute yang sama ketika kita mau ke Bedugul atau Singaraja.. Setelah melewati Danau Beratan & Bali Handara, kita akan melewati spot Danau Buyan View yang banyak monyet2nya itu.. Beberapa ratus meter kemudian, kita akan sampai di Puncak Wanagiri..

Berada tak jauh dari pertigaan jalan Puncak Wanagiri, tepatnya di Jalan Raya Wanagiri, dibangun satu spot yang kalau di Google Map, namanya Wisata Selfie Puncak.. hahaha.. Jadi di tempat ini, para pengunjung bisa ber-selfie ria dengan background Danau Buyan.. Kebetulan beberapa waktu yang lalu, sahabat saya yang tinggal di Bandung lagi liburan di Bali.. Karena saya tahu dia suka berfoto ria, akhirnya saya ajak ke Puncak Wanagiri ini..
 
Kami tiba di Puncak Wanagiri sekitar pukul 10.00 dengan berbekal Google Maps (not a Waze person, lol).. Untuk bisa berfoto ria di area Wisata Selfie Puncak, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar 20k.. Di Wisata Selfie Puncak ini ada 4 spot yang bisa dipilih.. Spot pertama berbentuk seperti sangkar burung.. Kemudian ada yang juga yang berupa ayunan, anjungan, dan pohon.. Di masing2 spot akan ada petugas yang membantu pengunjung untuk naik ke ayunan dan sangkar burung.. Petugas tersebut juga akan membantu kita untuk mengambil foto, tentunya dengan smartphone atau camera kita sendiri.. 
 
















Saya sendiri yang tidak hobby berfoto ria memilih untuk tidak masuk ke area Wisata Selfie Puncak.. Uang 20k mending dipakai beli jagung dan kacang rebus.. hahaha.. Saya orangnya memang takut ketinggian, jadi ga cocok deh foto2 di tempat seperti ini.. Jadi kemarin dari 5 orang, yang masuk cuma 2 orang.. Saya, adik saya, dan sahabat saya lagi satu, kami malah asyik foto2 di tempat parkir.. hahaha..

Anyway, menurut saya pribadi sebenarnya yang menjadikan tempat ini special adalah keberadaan Danau Buyan yang menjadi background foto2 kita.. Selebihnya, tergantung orangnya.. Kalau kagak bisa berpose dan bergaya seperti saya, hasil fotonya ya jelek juga.. Belum lagi ditambah dengan wajah ketakutan saya karena berada di ketinggian.. hahaha.. Tips dari saya buat kalian yang berencana mengunjungi Wisata Selfie Puncak ini, adalah datang saat cuaca cerah, terutama di pagi hari.. Kemarin saat saya tiba, sedikit mendung, dan siangnya tiba2 gerimis.. Tips kedua adalah menggunakan pakaian yang comfy dan sesuai.. Salah satu sahabat saya kemarin menggunakan rok, jadinya agak repot saat harus menaiki tangga, khususnya ketika mau berfoto di spot ayunan atau sangkar burung.. hehehe..


Danau Buyan
 

Berhubung tiba2 gerimis dan kami kebingungan mencari toilet, akhirnya kami menuju Warung Bukit Hexon yang berada persis di seberang Wisata Selfie Puncak ini.. Warung atau resto ini memang tidak terlalu besar, tapi saat itu kondisi cukup ramai..  Menu yang ditawarkan juga cukup beragam, mulai dari Indonesian Food, Chinese Food, sampai ke Western Food.. Karena saya lihat banyak yang memesan Nasi Goreng, akhirnya saya memesan Nasi Goreng.. Turned out, rasanya enak.. Si Nasi Goreng hadir dengan ditemani sepotong ayam goreng, telur ceplok, dan krupuk.. Sayangnya Nasi Goreng ini malah lupa saya foto.. hehehe..  Makanan lain yang kami pesan ternyata rasanya tidak seenak Nasi Goreng pesanan saya.. Nasi Capcay-nya kata teman saya kemanisan.. Mie Goreng adik saya juga kurang seasoning.. Yang paling parah adalah Chicken Red Curry pesanan teman saya.. Isinya potongan ayam dengan paprika warna-warni.. wkwkwk.. Dari segi harga, masih bersahabat di kantong kok mengingat lokasinya yang berada di daerah wsiata.. Apalagi dengan cuaca yang dingin2 empuk, tak ada salahnya mampir untuk sekedar menikmati minuman hangat.. hehehe..
 

Warung Bukit Hexon










Mie Goreng (25k)


Nasi Capcay (25k)


Chicken Red Curry (30k)


Anyway, selain Wisata Puncak Selfie, kini bermunculan juga spot2 atau tempat2 sejenis.. Kalau mau menikmati pemandangan danau kembar, bisa melanjutkan perjalanan menuju Asah Gobleg (Twin Lake View) atau ke Waterfalls of Love (Air Terjun Cinta) yang akan saya bahas di postingan selanjutnya...




Wisata Selfie Puncak Wanagiri & Warung Bukit Hexon
Jalan Raya Wanagiri
Desa Wanagiri
Kabupaten Buleleng
Bali



Tuesday, April 12, 2016

Green School Bali


"Welcome to the Greenest School on Earth", kata-kata inilah yang pertama kali muncul ketika saya membuka website Green School.. Awalnya saya hanya tahu bahwa Green School itu semacam sekolah international dengan konsep go-green dan back-to-nature.. Dan ternyata adik sahabat saya, Ce Yuli, adalah seorang teacher di Green School.. Saya dan adik saya ditawari untuk free tour kesana.. Kami sudah pasti mengiyakan tawaran tersebut.. hehehe.. Secara kalau mau ikut tour, ada tour contribution nya.. Untuk Domestic Visitor, contribution-nya 100k per orang.. Tapi contribution-nya ini, 100% akan dipakai untuk Local Scholars Programme (beasiswa untuk murid lokal).. 

Green School terletak di Desa Sibang Kaja, Abiansemal, sekitar 30 menit dari kota Denpasar dan Ubud.. Rute nya cukup tricky karena masuk ke pedesaan, tapi pakai Waze atau Google Maps pasti sampai kok.. Berhubung kami bawa teacher nya Green School yang notabene sudah tahu seluk beluknya jalanan di sana, maka kami sampai dengan selamat di Green School.. hehehe..




Kami berempat tiba di Green School sekitar pukul 10.00.. Kebetulan hari itu sedang tidak ada jadwal tour.. Jadi kami bisa bebas, sepertinya visitors-nya hanya kami berempat dan hanya ada beberapa staff yang terlihat.. Di pintu masuk, kami dibagikan kalung id card yang bertuliskan "visitor".. Tujuan pertama kami di Green School adalah toilet.. hahaha.. Bukan kebelet atau apa, kami bertiga (selain Ce Yuli) selalu penasaran ketika Ce Yuli cerita tentang toilet di Green School yang natural banget.. Jadi dalam satu ruang toilet ada 2 macam kloset.. Satu untuk buang air kecil, dan satu untuk buang air besar.. Di sini ga ada sistem air atau flush atau shower.. Yang ada adalah tumpukan daun kering.. Jadi kalau udah selesai urusan alam, langsung deh ditutupi dengan dedaunan kering (tanpa disiram).. Nantinya akan ada yang ngambilin dedaunan dan teman2 nya itu untuk dijadikan pupuk kompos.. Saya sih cuma foto2 aja, tapi ga nyobain.. Ga kebayang deh.. hahaha..












Banyak hal menarik yang saya temui di Green School.. Semua bangunan dibangun dari bambu dan bahan2 alami lainnya.. Walaupun dari bahan yang sederhana, tapi arsitektur dan design nya keren abis.. Saya paling suka dengan bangunan utama-nya.. Bangunan paling besar di Green School ini, terdiri dari dua lantai.. Visitors yang berkunjung ke Green Shcool bisa memberikan donasi, dan nama mereka akan diukir atau ditulis di bambu2 yang terletak di bangunan utama ini.. 




















Fasilitas yang ada di Green School juga lengkap banget.. Mereka punya Art Studio, Music Room, Yoga Studio, Kitchen / Cafetaria, dll.. Di sini juga ada Begawan Foundation, suatu organisasi yang fokus dan peduli terhadap penangkaran dan konservasi burung Jalak Bali atau Bali Starlings..  Di dekat tempat penangkaran Jalak Bali, juga terdapat mud pool atau kolam lumpur.. Sayang kemarin karena lagi kemarau, jadi kolamnya rada kering..






Kami juga berkunjung ke beberapa classroom (ruang kelas) yang ada di Green School.. Green School ini menerima siswa / murid untuk pre-kindergarten, kindergarten, primary (grade 1-5), middle (grade 6-8), dan high school (grade 9-12).. Walaupun konsep nya back to nature, jangan salah, fasilitas di kelas nya komplit banget.. Ga kebayang kalau sekolah di tempat ini.. Belajarnya di hutan dan view yang didapat adalah hijaunya pepohonan dan jernihnya air sungai yang mengalir di samping kelas.. 










Dengan segala kelebihan yang ditawarkan oleh Green School, pasti penasaran kan dengan school fee nya.. Sempat shock juga sih waktu lihat daftar fee nya.. Untuk registration fee nya aja sudah mencapai setengah ratus juta.. Belum lagi tuition fee nya.. Kalau yang high school, per tahun sepertinya mencapai angka 200jutaan.. wkwkwk..

Selain hal2 yang sudah saya mention di atas, masih banyak hal-hal menarik dari Green School.. Biar foto yang menjelaskan ya.. hehehe.. Two words for Green School, Unique & Cool.. Ga kebayang ada sekolah yang keren seperti ini.. Bagaimana seorang anak, semenjak dini sudah diajarkan untuk lebih mencintai dan menghargai alam ini.. Semoga semakin banyak sekolah dengan konsep seperti ini, tapi minus konsep toilet-nya ya.. hahaha.. Thanks to Green School for the inspirational life-lesson, and thanks to Ce Yuli & Ce Erni for the free tours..  ^_^





















Green School Bali
Banjar Saren, Jalan Raya Sibang Kaja
Abiansemal, Badung
80352 – Bali

Phone : +62361 469875 
http://www.greenschool.org/