Monday, July 31, 2017

Round The Malaysia Trip ~ #12 Lost World of Tambun Hot Springs & Night Culinary in Ipoh




Dari sekian banyak attractions atau tempat wisata di Ipoh, Lost World of Tambun menjadi salah satu yang di-favorit-kan dan direkomendasikan oleh travelers lain.. Saya sendiri bukan penggemar theme park, apalagi traveling-nya bareng papa mama yang sudah senior (baca : berumur).. hehehe.. Diajakin masuk ke Universal Studio Singapore saja mereka ga pernah mau.. Katanya uangnya mending dipakai shopping di Orchard atau Bugis.. hahaha..

Saat menyusun itinerary, kebetulan ada slot kosong di sore dan malam harinya.. Jadi saya berpikir, kenapa ga coba ke Lost World of Tambun saja, apalagi kami kan sewa mobil.. Saya iseng buka2 website-nya, dan hampir kecewa melihat harganya yang tergolong mahal buat saya.. Apalagi kalau dikali empat orang.. hehehe.. Harga tiket masuknya RM 90, dikali empat jadi RM 360 atau sekitar IDR 1.2juta.. Kemudian saya iseng pilih bagian “promotions” di website dan ternyata mereka lagi ada promo “buy 2 get 1 free” untuk “Lost World Hot Springs & Spa By Night”.. Jadi Lost World of Tambun ini saat sore dan malam hari hanya Hot Springs & Spa-nya yang beroperasi.. Harga tiket masuknya pastinya lebih murah karena pengunjung hanya bisa masuk ke dua area ini.. Harga tiket-nya adalah RM 40.. Karena ada promo, jadi jatuhnya berempat RM 136.. Saya tanya papa, mama, dan adik saya, ternyata mereka pada setuju.. Saya langsung beli tiketnya secara online di website resmi Lost World of Tambun, karena kalau walk-in-rate lebih mahal.. Untuk informasi harga tiket masuk dan promosi lainnya bisa lihat di sini dan sini.. 
 
Dikarenakan tiket “Lost World Hot Springs & Spa by Night” ini berlaku dari pukul 18.00-23.00, kami start dari hotel sekitar pukul 5 sore dan isi perut terlebih dahulu sebelum menuju Lost World of Tambun.. Akhirnya tiba juga saatnya bagi kami untuk mencoba salah satu kuliner wajib dan paling terkenal di Ipoh, yang tak lain adalah Tauge Ayam atau Beansprout Chicken.. Ada banyak restaurant yang menawarkan menu Tauge Ayam.. Di Jalan Yau Tet Shin bahkan berderet resto terkenal yang menawarkan menu ini.. Yang paling terkenal mungkin trio Lou Wong, Onn Kee, dan Ong Kee.. Menurut informasi yang saya baca, semua sama enaknya, tergantung selera.. Ada yang bilang Lou Wong lebih enak.. Ada yang bilang Onn Kee.. Ada juga yang meng-favoritkan Ong Kee.. Katanya Onn Kee dan Ong Kee ini masih saudaraan.. hehehe.. Dan ada yang bilang, kalau tourists lebih suka ke Lou Wong, sedangkan orang local memilih Ong Kee atau Onn Kee.. Kebetulan saat kami tiba, Lou Wong lagi tutup.. Jadilah kami melipir ke Ong Kee yang berada  persis di seberang (arah diagonal) Lou Wong..


 Restaurant Ong Kee Tauge Ayam





Kami memesan satu set Tauge Ayam dan satu porsi meatballs.. Satu set Tauge Ayam terdiri dari 1 piring besar yang berisi potongan ayam, sepiring kecil tauge, dan pilihan nasi atau hor fun (rice noodles).. Sebenarnya sekilas tampilannya mirip dengan Nasi Hainan pada umumnya, hanya ada tambahan tauge.. Ayam-nya sebenarnya enak, dagingnya lean dan empuk.. Hanya saja saya kurang suka model ayam yang disajikan seperti ini, dengan tulang dan kulit, kecuali ayam itu digoreng atau dipanggang.. hehehe.. Tapi Tauge-nya beneran juara.. Tauge-nya gemuk2, crunchy, dan well-seasoned.. Papa dan adik saya yang memang doyan makanan model begini, sudah pasti bilang enak banget.. hehehe.. Meatballs-nya saya kurang suka.. Mungkin karena dapat yang pork ya.. Padahal di instagram ada yang dapat bakso ikan.. Untuk makanan2 tersebut plus minuman, kami membayar RM 59..









Setelah perut full, meluncurlah kami menuju Tambun, kota kecil di Kinta District, sekitar 30 menit dari pusat kota Ipoh.. Sesampainya di Lost World of Tambun, kami langsung menuju counter khusus untuk pengunjung yang sudah membeli tiket secara online.. Setelah mendapatkan tiket fisik yang bentuknya seperti wristband / gelang waterproof itu, kami menuju pintu masuk dan melewati pemeriksaan tas.. Jadi di Lost World of Tambun ini, pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman dari luar.. Pemeriksaan-nya ga ketat kok.. Di salah satu tas kami padahal ada 1 botol air, tapi lolos dari pemeriksaan.. hehehe.. Setelah itu kami juga top-up E-Load di counter.. Jadi segala transaksi yang dilakukan di dalam park, semuanya cashless dan memakai E-Load ini.. Hanya perlu menunjukkan wristband yang dipakai, jadi ga perlu ribet bawa dompet atau uang kalau mau beli makanan & minuman.. hehehe.. Boleh top-up berapa saja (minimal RM 10) dan nanti sisanya bisa di-refund.. Setelah top-up, kami menuju tempat locker.. Jadi demi keamanan dan kenyamanan, kami menyewa locker seharga RM 20.. Ada beberapa jenis locker, semuanya multi-entry (bisa buka-tutup berkali2) dan biayanya tergantung dari ukurannya.. 






 welcome to the Lost World of Tambun


 counter khusus untuk pembelian tiket online


 daftar harga tiket masuk


Oh ya, hal lain yang harus diperhatikan bagi yang ingin berkunjung ke Lost World of Tambun, terutama Hot Springs dan Waterpark-nya, adalah swimwear dress code.. Karena Lost World of Tambun ini sangat strict sekali.. Jadi kami sebenarnya sudah mempersiapkan “kostum” yang tepat.. Tapi karena lihat beberapa orang ada yang tidak pakai baju renang, jadilah kami ikut2.. Jadi kami pakai hot pants + tank top dan di luarnya dilapisi lagi dengan t-shirt.. Satu jam berendam, fine2 saja.. Eh tiba2 ada satu petugas yang neriakin kami.. Saya ga ngerti sih dia ngomong apa.. Intinya “kostum” kami tidak sesuai.. Padahal sebelum2nya banyak petugas yang melihat kami, fine2 saja tuh.. Pengunjung yang lain juga banyak yang pakai celana pendek + t-shirt.. Lagian sapa juga yang mau ber-bikini ria atau berbaju renang di malam hari dengan kondisi lagi hujan begitu.. hahaha..


 E-Load & Swimwear Dress Code


Anyway, Lost World of Tambun ini sebenarnya adalah satu kompleks theme park, yang terdiri dari Amusement Park (taman bermain), Waterpark, Petting Zoo, Tiger & Tin Valley, Hot Springs & Spa, 5-Star Hotel, dan masih banyak lagi.. Karena kami datang saat malam hari dengan tiket “Hot Springs & Spa By Night” maka kami hanya punya akses ke Hot Springs dan Spa-nya.. Hot Springs ini semuanya 100% natural hot springs dari pegunungan yang kaya akan mineral, dan tidak hanya bagus untuk kesehatan, tapi juga untuk relaksasi..  Hot Springs-nya sendiri terdiri dari beberapa kolam dengan temperatur panas yang berbeda2.. Mulai dari yang hangat sampai yang puanaasss, semuanya ada.. hehehe.. Ada banyak kolam yang bisa dipilih, antara lain Saphira’s Lair, Infinity Poolm Crystal Pool, Top of The World Pool, Foot Spa, Steam Cave, dll.. Pengunjung disarankan untuk mulai berendam di kolam dengan temperatur paling rendah terlebih dahulu.. Kerennya kolam2 ini tidak di-desain secara biasa, sehingga membuat kami semangat berpindah dari kolam satu ke kolam lainnya.. Ada Foot Spa, yang bagus untuk saraf2 kaki.. Saya ga kuat, geli2 sakit.. Yang ada teriak2 melulu pas berusaha jalan muterin kolam.. hahaha.. Ada juga Steam Cave, jadi kita bisa berendam di dalam gua.. Saya ga nyobain sih, parno kalau2 softlens saya meleleh (bisa ga ya??).. hahaha.. 
























 (pict taken from Lost World of Tambun's Website)


Karena hujan yang tak kunjung reda, kami akhirnya tidak berlama2 berendam di Hot Springs ini.. Takutnya malah sakit.. Changing rooms yang disediakan lumayan bersih dan disediakan tempat bilas juga.. Kemudian kami mampir di toko souvenir yang persis berada di pintu keluar.. Souvenir2-nya lumayan lho.. Lucu2, ada t-shirt juga, dan harganya ga mahal2 amat.. Karena saldo di E-Load masih tersisa, jadi kami refund dulu di counter.. 


 souvenirs shop









Sesampainya di pusat kota Ipoh, penyakit langganan habis berenang pun muncul.. Kami lapar lagi, padahal sorenya sudah makan Tauge Ayam.. hahaha.. Saya mengemudikan mobil menuju Nam Heong Ipoh Soho, ternyata sudah tutup (tutup jam 18.00).. Kemudian kami balik ke hotel, berharap mau makan di Fantasy Food & Snack, dan ternyata tutup juga.. Akhirnya kami menuju ke Gui Ling Tong di Jalan Yau Tet Shin, yang menawarkan aneka desserts olahan herbal jelly.. Herbal jelly ini mirip seperti cincau yang konon baik untuk kesehatan.. Di Gui Ling Tong ini, herbal jelly disulap menjadi aneka desserts yang tidak hanya menyehatkan, tapi juga enak di lidah.. Yang menjadi favorit adalah Caramel Custard-nya.. Beberapa yang kami coba antara lain Brulee Custard, Matcha Herbal Jelly, White Coffee Herbal Jelly, dan Liang Cha.. Brulee Custard-nya enak dan saya juga suka Matcha Herbal Jelly-nya.. Anyway harganya memang sedikit mahal untuk ukuran Ipoh, tapi recommended banget.. 


 Jalan Yau Tet Shin


 Gui Ling Tong






 White Coffee & Matcha Herbal Jelly (@ RM 8.80),
Brulee Custard (RM 6.80) & Liang Cha (RM 5)




Gui Ling Tong ini sebenarnya terletak tak jauh dari resto Tauge Ayam, tapi masa makan itu lagi.. hehehe. Akhirnya kami berhenti di depan Restaurant Tuck Kee yang berada di seberang Gui Ling Tong.. Saya baru ingat kalau resto Tuck Kee ini sering saya temukan ketika membaca dan browsing2 rekomendasi kuliner enak di Ipoh.. Selang satu bangunan dari  Tuck Kee, ada juga Restaurant Sun Tuck Kee.. Saya kurang tahu mana yang original.. Sama seperti resto Tauge Ayam Onn Kee dan Ong Kee.. hehehe..






Restaurant Tuck Kee


Menu yang dijual di Tuck Kee ini di-dominasi oleh aneka noodles dan resto ini sudah berdiri sejak 1963.. Saya pun memesan beberapa porsi makanan yang bertanda “best” di buku menu.. Pesanan kami antara lain Yu Kong Hor, Hokkien Fried Mee Hon, War Tan Hor Fun, Braised Chicken Feet, dan Baby Octopus..  Saat makanan datang, kami agak shock dengan porsi-nya yang jumbo.. Padahal saya sudah pesan yang ukuran small.. hahaha... Semua makanannya enak, seperti yang dibilang travelers lain di internet.. Favorit saya adalah Yu Kong Hor, Braised Chicken Feet, dan Baby Octopus-nya.. Kayaknya hampir setiap pengunjung memesan menu Baby Octopus.. Octopus-nya enak, ga alot dan ga amis.. Harga makanannya juga murah meriah mengingat tempatnya yang terkenal dan porsinya yang jumbo.. 




 Baby Octopus in Soy Sauce (RM 13.78)


 Braised Chicken Feet (RM 5.30)


 War Tan Hor Fun (RM 6.36)


 Hokkien Fried Mee Hon (RM 6.36)


 Yu Kong Hor (RM 7.42)



Perut sudah full, mata pun mulai ikutan mengantuk.. hehehe.. Maka dari itu kami kembali ke hotel dan menyudahi acara kami malam itu.. Ini adalah malam terakhir kami di Ipoh, besok pagi2 kami sudah harus menuju Kuala Lumpur..


To be continued..




Restaurant Ong Kee Tauge Ayam
48-51-53 Jalan Yau Tet Shin
30300, Ipoh Perak
Telp  :  +605 253 1562
Opening Hours  :  10.30 – 02.00


Lost World of Tambun
1 Persiaran Lagun Sunway, Sunway City
31150, Ipoh, Perak
Telp  :  +605 542 8888 / 540 8888
Opening Hours  :
   Theme Park : 11.00-18.00 (Mon-Fri) & 10.00-18.00 (Weekends & PH)
   Hot Springs & Spa : 18.00-23.00 (daily) & 12.00-23.00 (Spa)
   *Theme Park closed on Tues, except PH & School Holiday
https://sunwaylostworldoftambun.com/


Gui Ling Tong
72 Jalan Yau Tet Shin
30300, Ipoh Perak
Opening Hours  :  12.00 – 00.00 (closed on Wed)


Restaurant Tuck Kee
61 Jalan Yau Tet Shin
30300, Ipoh Perak
Telp  :  +605 253 7513
Opening Hours  :  17.00 – 03.00


Saturday, July 22, 2017

Round The Malaysia Trip ~ #11 Ipoh Old Town & Gunung Lang Recreational Park



Sama seperti Penang, Ipoh juga cenderung lebih ramai di saat weekend karena banyak tourists baik local maupun mancanegara yang berkunjung ke Ipoh.. Jadi untuk menghindari antrian dan keramaian di beberapa tempat incaran saya di Ipoh, saya sengaja mengatur itinerary agar tempat2 tersebut saya kunjungi di hari kedua yang notabene adalah hari Senin.. hehehe..

Setelah breakfast yang sangat memuaskan di MU Hotel Ipoh, kami berangkat menuju Jalan Datuk Onn Jaafar.. Di dekat persimpangan Jalan Datuk Onn Jaafar dan Jalan Sultan Iskandar terdapat satu alley (gang kecil) dimana di kedua sisi gang tersebut dipenuhi oleh aneka murals (lukisan dinding atau street-art).. Seperti halnya Penang, Ipoh juga terkenal akan street-art-nya.. Bahkan Ernest Zacharevic, the artist behind Penang’s famous murals, juga meninggalkan jejaknya di Ipoh.. Ada 7 murals yang dibuat Ernest di Ipoh.. Murals di gang kecil ini, atau yang dikenal sebagai Mural Art’s Lane, dibuat oleh seorang guru seni dan murid2nya.. Murals-nya keren banget dan ga kalah bagus dengan murals-nya Ernest.. Bahkan menurut saya murals ini lebih kreatif dan colorful..  Karena masih pagi dan hari Senin, jadi gang-nya masih sepi banget, bahkan kami satu2-nya pengunjung.. Bagus sih jadi bisa leluasa ber-foto ria.. hehehe..



Mural Art’s Lane






























Mural Art’s Lane ini juga terletak tak jauh dari Masjid Panglima Kinta di Jalan Masjid.. Jadi saat kami melanjutkan perjalanan, kami tidak sengaja melewati Masjid ini.. Masjid-nya bagus banget dengan perpaduan warna biru dan putih, yang matching dengan langit Ipoh yang walaupun masih pagi, tapi sudah puanass.. wkwkwk.. Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Taman Rekreasi Gunung Lang atau Gunung Lang Recreational Park yang terletak sekitar 25 menit dari Ipoh Old Town..


Masjid Panglima Kinta






Taman Rekreasi Gunung Lang ini dibuka pertama kali pada tahun 2000 dengan luas area mencapai 30 hektar.. Yang menjadi highlight dari Taman Rekreasi Gunung Lang ini adalah danau dan air terjun buatan yang iconic itu.. Taman Rekreasi Gunung Lang ini dibagi menjadi dua area yang dipisahkan oleh danau.. Jadi untuk mencapai area tersebut, pengunjung harus menaiki boat dengan biaya RM 3 atau sekitar 10 ribu rupiah..


Taman Rekreasi Gunung Lang


















boat @ Taman Rekreasi Gunung Lang


















Kami hanya sebentar di Taman Rekreasi Gunung Lang ini.. Kami hanya foto2 sambil menikmati danau dan perbukitan kapur yang indah itu.. Sayang saat kami tiba, air terjun buatan yang menjadi icon Taman Rekreasi Gunung Lang ini lagi tidak “mengalir”.. Pengunjung kecewa jadinya, termasuk saya.. hehehe.. Niat awal ingin naik boat menyebrangi danau juga saya batalkan setelah membaca review travelers lain di TripAdvisor.. Banyak yang bilang di seberang danau itu ga ada apa2, bad-maintained, dan banyak nyamuk.. Bahkan ada travelers yang baru beberapa menit sudah diserbu nyamuk, jadi mereka buru2 balik.. Dan celakanya, boat-nya juga tidak stand-by terus.. Jadi ada interval waktunya..  Oh ya, di dekat Taman Rekreasi Gunung Lang juga terdapat Loong Thow Ngam Temple.. Saya sih ga masuk ke dalam temple, hanya foto2 dari luar saja.. hehehe..


Loong Thow Ngam Temple






Dari Taman Rekreasi Gunung Lang, kami kembali ke kota dan menuju Jalan Yang Kalsom.. Salah satu tempat makan yang menurut saya wajib banget dicoba saat di Ipoh adalah Nasi Ganja.. Jangan terkecoh dengan namanya yang seram ya.. Nasi Ganja ini sebenarnya adalah Nasi Kandar, yang merupakan Nasi Campur-nya Malaysia.. Kenapa dinamakan Nasi Ganja?? Konon katanya setiap orang yang makan Nasi Ganja ini pasti akan ketagihan, sama seperti efek yang dihasilkan ketika mengkonsumsi ganja.. Nasi Ganja atau Nasi Kandar Ayam Merah ini terletak di Kedai Kopi Yong Suan di Jalan Yang Kalsom.. Saking terkenalnya Nasi Ganja ini, pengunjung pun harus rela antri.. 

Saya sengaja datang di weekdays dan sebelum jam makan siang.. Itu pun masih harus ngantri sekitar 5 orang.. Sebenarnya kalau mau makan di tempat (dine in), selama ada meja kosong, bisa langsung duduk dan nanti akan ada yang mendatangi kita dan mengambil orderan.. Kalau take away, memang harus antri dan langsung order di depan.. Karena ga tahu menu-nya apa saja dan biar ga salah pesan, kami tetap antri dan memilih sendiri menu-nya.. Menu2 yang tersedia sama seperti resto2 Nasi Kandar lainnya yang ada di Malaysia.. Ada aneka lauk pauk yang dihidangkan dengan nasi, sayuran, dan diguyur dengan kuah curry.. Yang paling terkenal adalah Ayam Goreng Merah-nya.. Jadi saya memilih Ayam Goreng Merah, Sotong Curry, Telur Masin (telur asin), Ocra, dan request khusus tidak pakai kuah curry.. hehehe.. Padahal kalau orang lain, justru minta extra curry, atau istilah orang local “kuah banjir’.. wkwkwk..




Nasi Ganja / Nasi Kandar Ayam Merah






Ternyata memang benar, Nasi Ganja ini enak banget.. Sekilas rasanya tidak se-strong Nasi Kandar lainnya yang pernah saya coba.. Semua lauk pauk-nya fresh, enak, dan jumbo2 ukurannya… Harganya?? Murah meriah kok.. Seporsi Nasi Ganja dengan lauk ayam (1pcs), sotong (3pcs), telur masin (1/2 butir), dan sayuran harganya RM 10 atau IDR 31k saja.. Ga heran deh, laris manis.. hahaha..






enakkkk


After a big lunch at Nasi Ganja, it’s time for some desserts.. Off we go to another must-visit places in Ipoh, Funny Mountain Soya Bean.. Funny Mountain ini terkenal akan Tau Fu Fah dan Soy Milk-nya yang enak banget.. Walaupun bukan penggemar Tau Fu Fah, tapi saya suka banget minum Soy Milk.. Funny Mountain ini terletak di Jalan Theatre.. Sama seperti Ayam Garam Aun Kheng Lim, Funny Mountain ini juga menyediakan jasa drive-thru.. Pengunjung yang lagi mager (alias males gerak), bisa memarkir mobil-nya di space yang telah disediakan, nanti akan ada staff Funny Mountain yang datang, ambil orderan, dan nanti pesanannya akan diantarkan ke mobil.. Praktis banget ya.. hahaha.. Saya sendiri awalnya ga tahu, jadi tetap parkir seperti biasa.. Selain Tau Fu Fah dan Soy Milk, ada juga menu Ais Kacang dan Ais Lengkong.. Harganya murah meriah.. Semangkok Tau Fu Fah harganya hanya RM 1.50 dan Soy Milk (botol kecil) harganya RM 2.50.. Soy Milk-nya enak, sayang karena sudah dibotol2-in jadi ga bisa request less-sugar, sedikit kemanisan kalau buat saya.. Di sisi yang lain, Tau Fu Fah-nya yang hadir dalam porsi imut2 itu ternyata enak banget.. Jahe-nya ga begitu kerasa, sesuai selera saya.. hehehe.. Tau Fu Fah-nya juga smooth banget dan bisa request ga terlalu manis.. Recommended..


Funny Mountain Soya Bean












Tau Fu Fah (@ RM 1.50)



Dari Funny Mountain, kami kembali menuju Jalan Sultan Iskandar dan berhenti di Ching Han Guan, yang hanya berjarak 200 meter.. Sebenarnya banyak tempat2 di Ipoh yang berdekatan.. Wong pusat kotanya ya di daerah Old Town ini.. Jadi kami hanya muter2 di situ2 aja.. hehehe.. Dan ternyata enak juga bawa mobil begini.. Ga usah jalan kaki panas2.. Tinggal duduk manis di mobil dan nyalain AC.. hahaha.. 

Ching Han Guan ini adalah salah satu toko penjual biscuits yang paling terkenal di Ipoh.. Sebenarnya di seberang jalan, ada juga Guan Heong yang sama terkenalnya.. Sama seperti Nam Heong dan Sin Yoon Loong, setiap orang punya favorite-nya masing2.. Entah kenapa saya lebih tertarik untuk mampir ke Ching Han Guan.. Tokonya sederhana saja dan dipenuhi oleh berbagai snacks yang dari looks-nya saja sudah kelihatan enak.. hehehe.. Biscuits yang dimaksud disini bukan seperti biscuit2 yang dijual di supermarket ya, tapi lebih mirip pia kalau di Indonesia atau disebut Tau Sar Piah (Chinese mung-bean pastry) kalau di Malaysia.. Ada 4 pilihan biscuits yang dijual di Ching Han Guan, yaitu Meat-Floss Lotus Paste Original Biscuit, Meat-Floss Lotus Paste Pandan Biscuit, Meat-Floss Lotus Paste Egg Yolk Biscuit dan Barbecue Meat Biscuit.. Per box-nya berisi 5 pcs biscuits dan dibandrol mulai RM 8 sampai RM 12.. Di bagian belakang toko, kami juga bisa melihat proses pembuatan biscuits yang sudah dilakukan dari 68 tahun yang lalu itu.. Selain biscuits, kami juga membeli aneka snacks yang setelah dicoba, ternyata enak2 semua.. Menyesal hanya beli sedikit.. hehehe.. Biscuits-nya juga ternyata enak.. Favorit saya yang Barbecue Meat Biscuit.. Padahal biasanya saya kurang suka dengan tipe2 pia seperti ini.. Biscuits ini juga saya jadikan oleh2 buat keluarga dan teman2, dan semua pada suka..




Ching Han Guan




Dari Ching Han Guan, kami menuju Jalan Bandar Timah.. Jalan Bandar Timah ini mungkin merupakan salah satu area favorit para tourists yang berkunjung ke Ipoh.. Di jalan ini terdapat Funtasy House Trick Art, resto & café cantik, tempat makan yang enak2, serta the famous Concubine Lane..  Salah satu yang menjadi favorit dan lagi “happening” adalah Plan B.. Bagi sebagian orang, Plan B ini masuk sebagai destinasi wajib di Ipoh.. Kemudian ada juga Thean Chun, old-style Chinese resto yang terkenal akan Chee Cheong Fun, Caramel Custard, dan makanan lainnya yang enak2.. Bisa juga mampir ke Bits & Bobs yang menjual snack jaman dulu, Ice Ball atau Ais Kepal.. Sayang karena perut sudah full dan kondisi Papa saya yang lagi sakit, jadi kami hanya jalan2 di sekitar Concubine Lane..


Plan B



Concubine Lane atau Lorong Panglima adalah sebuah jalan kecil yang terletak di Jalan Bandar Timah.. Ada beberapa versi cerita mengenai asal usul nama Concubine Lane ini.. Konon nama Concubine Lane ini muncul karena dulunya tempat ini adalah tempat dimana para saudagar kaya dan British officers “menyimpan” concubines/mistress/kekasih mereka puluhan tahun yang lalu.. Kini Concubine Lane menjelma menjadi salah satu tempat wisata di Ipoh Old Town.. Di sepanjang Concubine Lane ini terdapat deretan toko2 antik yang sekilas seperti membawa kita kembali ke puluhan tahun yang lalu.. Saat kami tiba, Concubine Lane-nya sepi2 saja.. Mungkin ramainya pas weekend kali ya.. Di Concubine Lane ini kami juga mampir ke salah satu toko yang menjual local snack dan oleh2 khas Ipoh, Lim Heong Yuen Confectionery.. Tokonya kecil saja, tapi cukup lengkap.. Saya membeli beberapa bungkus kopi, terutama Sin Yoon Long White Coffee yang dijual per pack seharga RM 13.90.. Lumayan bisa dijadikan oleh2 keluarga dan teman2 di Indonesia..


Concubine Lane









Lim Heong Yuen Confectionery






aneka kopi di Ipoh






Han Chin Pet Soo Museum



Walaupun pagi-nya sudah berburu street-art, saya masih penasaran dengan murals-nya Ernest Zacharevic.. Dari tujuh murals tersebut, yang paling ingin saya kunjungi adalah “Old Uncle with White Coffee”.. Berhubung mural “Old Uncle with White Coffee” ini berlokasi di Jalan Tun Sambanthan, maka pergilah kami menuju Padang Ipoh.. Mural ini persis berada di depan Perak Tourist Information Centre dan di samping Old Town White Coffee Padang Ipoh.. Kami juga tidak sengaja menemukan mural Ernest yang lain, yaitu “Paper Plane” dan “Hummingbird“(ga kefoto).. Buat yang ingin berburu ketujuh murals-nya Ernest bisa baca dua blog ini ya: read here & read here..


“Paper Plane” Mural



“Old Uncle with White Coffee” Mural



Perak Tourist Information Centre


Kemudian kami juga berputar-putar di sekitar Padang Ipoh sambil melihat keindahan Ipoh Old Town.. Salut banget dengan pemerintah Ipoh yang berhasil menjaga kelestarian bangunan2 bersejarah.. Beberapa bangunan bersejarah masih dipertahankan originalitas-nya yang pada akhirnya menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke Ipoh.. Favorit saya tentu the famous Ipoh Railway Station.. 


Dewan Bandaran Ipoh






Ipoh Railway Station








Di perjalanan pulang menuju MU Hotel, kami juga mampir ke Church of St. Michael yang berada persis di seberang Ipoh Parade.. Karena keterbatasan waktu, kami tidak mengikuti misa, hanya berdoa sebentar dan Gereja ini merupakan Gereja ke-6 yang kami kunjungi di Malaysia..
 


Church of St. Michael

















To be continued..




Taman Rekreasi Gunung Lang
Jalan Damai
30100, Ipoh, Perak, Malaysia
Opening Hours  :  08.30 - 12.00 & 14.00 - 18.00


Nasi Ganja / Nasi Kandar Ayam Merah
@ Kedai Kopi Yong Suan
2 Jalan Yang Kalsom
30300, Ipoh, Perak, Malaysia
Opening Hours  :  09.30 – 17.00


Funny Mountain Soya Bean
49 Jalan Theatre
30300, Ipoh, Perak, Malaysia
Opening Hours  :  10.30 – 18.00 (closed on Tues)


Ching Han Guan Biscuits
145 Jalan Sultan Iskandar
30000, Ipoh, Perak, Malaysia
Telp  :  +605 254 5126
Opening Hours  :  09.30 – 18.30 (closed on Tues)


Lim Heong Yuen Confectionery
39 & 41 Jalan Yau Tet Shin
(in the entrance of Concubine Lane)
30300, Ipoh, Perak, Malaysia


Church of St. Michael
24 Church Road
30300, Ipoh, Perak, Malaysia
Telp  :  +605 254 0176 / +605 242 8077
Email  :  smcipoh@gmail.com
Mass Schedule  : Mon, Wed, Thurs, Fri @ 17.30 - Tues @ 07.00
Saturday @ 19.00 & Sunday @ 08.00, 10.00, 17.30
Mon, Wed, Thurs, (certain Fridays)  :  17.30