Saturday, June 30, 2018

2018 Trip ~ Cambodia : Royal Palace and Evening Street-Food Tour in Phnom Penh




Setelah menikmati breakfast di rooftop restaurant-nya Lavanya Boutique Hotel (review read here), kami sudah siap untuk memulai petualangan kami di Phnom Penh.. Destinasi pertama kami adalah the famous Royal Palace.. Kunjungan ke Phnom Penh akan terasa kurang lengkap kalau belum mengunjungi Royal Palace ini.. Awalnya kami mau jalan kaki saja menuju Royal Palace, toh jaraknya hanya 1.4km dari hotel.. Tapi setelah keluar dari hotel dan merasakan teriknya matahari Phnom Penh (padahal masih pagi), saya memutuskan untuk naik tuk-tuk saja.. hahaha.. Saya minta tolong ke receptionist hotel untuk dipanggilkan tuk-tuk.. Kebetulan di depan hotel memang ada tuk-tuk yang mangkal.. Beberapa dari mereka malah sudah kerja sama dengan pihak hotel.. Jadi mereka khusus stand-by untuk mengantar tamu-tamu hotel.. Untuk menuju Royal Palace kami dikenakan tarif USD 4.. Selama perjalanan, bapak tuk-tuk-nya berulang kali menawarkan mengantar kami ke berbagai tempat wisata di Phnom Penh.. Salah satunya ke Tuol Sleng Genocide Musuem.. Kalau nama tempat ini terdengar asing, monggo di-google saja ya.. hahaha.. Saya tentu langsung menolak tawaran bapak tuk-tuk.. Amit-amit pergi ke tempat seperti itu.. Biar dibayarin, tetap saja saya ogah.. hahaha.. Sesampainya di Royal Palace, bapak tuk-tuk kembali “merayu” kami, bilang bakalan nungguin kami dan mengantarkan kembali ke hotel.. Karena bakalan lanjut ke berbagai tempat, kami menolak secara halus tawaran si bapak.. 



view from the hotel's rooftop




Tuk-Tuk




Untuk masuk ke dalam kompleks Royal Palace, pengunjung harus membeli tiket seharga USD 10 atau sekitar IDR 145k per orangnya.. Harga yang tidak murah bagi saya, apalagi kalau dikali empat orang.. hehehe.. Tapi berhubung ini adalah kesempatan yang langka, jadi saya tetap berniat untuk masuk ke dalam Royal Palace.. Sayangnya niat saya belum bisa terealisasi.. Ketika kami sampai di sana, beberapa area dan bangunan di dalam kawasan Royal Palace sedang direnovasi.. Akhirnya dengan pertimbangan tersebut, kami batal membeli tiket.. Padahal kami sudah berpakaian sangat rapi karena untuk masuk ke dalam Royal Palace, ada ketentuan dress-code yang harus dipatuhi para pengunjung.. Tapi kami tidak terlalu kecewa juga, karena budget 40 USD-nya bisa kami gunakan untuk shopping di Central Market.. wkwkwk.. Sekilas tentang Royal Palace.. Royal Palace ini adalah kompleks bangunan istana yang digunakan sebagai kediaman resmi King of Cambodia, Norodom Sihamoni, beserta keluarganya.. Pembangunan kompleks istana ini dimulai pada tahun 1866 dan saat ini menjadi salah satu landmark terkenal di kota Phnom Penh.. Tak heran, Royal Palace ini menjelma menjadi tempat wajib bagi para travelers yang berkunjung ke Phnom Penh..









Royal Palace


spot foto favorit saya di Phnom Penh




Bagi yang tidak berniat masuk ke dalam kompleks Royal Palace, jangan khawatir.. Kita masih bisa berfoto ria dan menikmati keindahan arsitektur Royal Palace dari sebuah taman yang berada persis di depan Royal Palace.. Dari taman ini kita juga bisa menuju Sisowath Quay dan menikmati keindahan Sungai Mekong.. Royal Palace ini buka setiap hari, yaitu dari pukul 08.00 - 10.30 dan 14.00 - 17.00.. Jadi jangan sampai tertipu oleh tuk-tuk scam yang mengatakan Royal Palace tutup ya..
 







Berdasarkan itinerary yang saya buat, next destination adalah Samdech Chuon Nath Statue, Independence Monument, dan Wat Langk.. Tapi karena jaraknya yang lumayan jauh dan saya keukeuh tidak mau keluar ongkos tuk-tuk, plus matahari Phnom Penh yang gila-gilaan panasnya, akhirnya rencana tersebut dibatalkan.. Kami langsung memanggil salah satu tuk-tuk yang mangkal di sekitar Royal Palace dan minta diantarkan ke Brown Coffee yang berada di Raintree di St 110..


 Samdech Chuon Nath Statue & Independence Monument
(foto dari post card yang kami beli saat di Wat Phnom)
 

Brown Coffee ini merupakan the first Cambodian-owned specialty coffee chain.. Jadi alih-alih mampir ke Starbucks, saya justru lebih terarik mencicipi Brown Coffee ini.. Sampai saat ini, Brown Coffee memiliki 17 outlet di kota Phnom Penh dan 2 outlets di Siem Reap..



Brown Coffee @ Raintree @ St 110








Kami memesan Soya Vanilla Strawberry Frappe dan Caramel Macchiato Frappe.. Overall, Brown Coffee ini worth-to-try kok.. Saya suka dengan Soya Vanilla Strawberry Frappe-nya.. Enak dan unik juga rasanya.. Tempatnya juga full-ac dan bersih, jadi cocok dipakai ngadem dari panasnya Phnom Penh yang terkadang tidak tertahankan.. hahaha..
 


L : Caramel Macchiato Frappe ( 4.25 USD)
R : Soya Vanilla Strawberry Frappe ( 4.25 USD)


Green Tea Red Bean Roll (2.85 USD)




Dari Brown Coffee, kami melanjutkan perjalanan menuju Yi Yi Baykordot (read here) untuk makan siang dan lanjut shopping ronde kedua di Central Market.. hehehe.. Sore harinya kami menuju AEON Mall yang merupakan mall terbesar dan ter-modern di kota Phnom Penh.. Kami memilih naik Grab dan membayar sekitar USD 5..  Di perjalanan kami juga cukup beruntung karena bisa melewati Samdech Chuon Nath Statue & Independence Monument setelah siang harinya membatalkan kunjungan ke dua landmark terkenal kota Phnom Penh ini.. Di AEON Mall kami hanya window-shopping alias jalan-jalan saja.. Harga barang yang dalam USD membuat kami harus menahan hasrat untuk shopping.. hehehe.. Sekilas isi mall-nya sama saja dengan mall-mall di kota besar lainnya..
 


Independence Monument


AEON Mall 
 





Kami kemudian mampir ke area food court-nya.. Tapi setelah berkeliling, tidak ada makanan yang menarik untuk dicoba.. Akhirnya kami pun melipir ke KFC.. Lumayan bisa menuntaskan salah satu hobby saya untuk icip-icip resto fast food ketika traveling ke luar negeri.. hehehe.. Saya memesan 2 paket KFC untuk di-share.. Dari segi rasa, KFC di Cambodia ternyata lebih tasteless bila dibandingkan dengan KFC di Indonesia.. Sama seperti di Malaysia, Singapore, dan Thailand, rasa saus sambal di KFC Cambodia juga kurang enak.. Saus sambal tapi malah terasa manis.. Untuk urusan chili sauce, Indonesia memang juaranya.. hehehe..
 

food court @ AEON Mall
 







KFC @ AEON Mall




T : Paprika Rice Combo (3.60 USD)
B : Snack Platter (5.10 USD)




Sebelum pulang ke hotel, kami mampir dulu ke supermarket-nya.. Belanja di supermarket itu merupakan agenda wajib buat saya.. Yang dibeli kebanyakan makanan dan minuman yang tidak bisa ditemukan di Indonesia.. Setelah berkeliling, ternyata tidak banyak yang bisa dibeli.. Kebanyakan produk-produknya malah hasil produksi negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dll.. Bahkan produk-produk Indonesia seperti Indomie dan Richeese Nabati malah banyak ditemukan di sini.. hehehe..
 

supermarket @ AEON Mall



Samdech Chuon Nath Statue




Sesampainya di hotel, karena kami belum makan malam (untuk yang kedua kalinya, lol) jadi kami melipir dulu ke samping hotel.. Di sekitar Lavanya Boutique Hotel ini memang terdapat banyak tempat makan yang buka dari pagi hingga malam hari.. Pertama-tama kami menuju ke salah satu tempat makan favorit kami di Phnom Penh, Yee-Ay Sok Sor.. Bagaimana tidak favorit, selama 2 hari di Phnom Penh, kami sudah mampir tiga kali  ke Yee-Ay Sok Sor ini.. hahaha.. Yee-Ay Sok Sor ini berlokasi di St 51.. Di sepanjang jalan St 51 ini, banyak terdapat kedai yang menjual menu yang sama.. Tapi saya memilih kedai no 35 karena memang paling ramai dan berdasarkan rekomendasi dari Mark Wiens, vlogger favorit saya.. Menu andalan Yee-Ay Sok Sor ini adalah skewers atau sate atau kebab.. Kalau dalam Bahasa Khmer, nama hidangan ini adalah Sach Ko Ang Jakak atau Grilled Lemongrass Skewers.. Sate yang dijual adalah sate daging sapi dan ada dua jenis sate yang ditawarkan.. Yang pertama adalah jenis sate seperti di Indonesia, jadi dagingnya dipotong-potong dan ditusuk-tusuk.. Sedangkan jenis kedua adalah sate yang terbuat dari adonan daging cincang dan bumbu-bumbu lainnya.. Mirip Sate Lilit kalau di Bali.. Yang membuat unik adalah cara penyajiannya.. Alih-alih dengan lontong atau nasi seperti di Indonesia, sate ini disajikan dengan papaya salad, baguette (roti), dan chili sauce..  Walaupun cara penyajiannya unik, surprisingly rasanya enak dan kami doyan banget dengan hidangan yang satu ini.. Kalau kami, kami lebih suka dengan yang daging cincang karena herbs dan spices-nya lebih berasa.. Papaya salad-nya juga enak, sekilas rasanya mirip seperti acar atau asinan kalau di Indonesia.. Baguette-nya sendiri juga sudah di-grill terlebih dahulu dan ditambahkan butter/mentega, jadi crusty dan gurih.. Dari segi harga, hidangan yang satu ini masih sangat terjangkau.. Satu tusuk sate harganya sekitar 0.25 USD atau 3.500 rupiah.. Kami makan berempat dengan porsi berlebih, total bill hanya sekitar 8 USD..
 



Yee-Ay Sok Sor




 Yee-Ay Sok Sor (no 35)


how to eat ~ Khmer's way 
(pict taken from @migrationology)




Selagi menikmati sate di Yee-Ay Sok Sor, papa saya juga memesan Banh Xeo dari stall sebelah.. Banh Xeo ini sebenarnya adalah hidangan yang berasal dari Vietnam.. Mungkin karena kedua negara ini tetangga-an jadi ada beberapa hidangan yang sama atau mirip.. Bahkan banyak hidangan yang juga memiliki kemiripan dengan makanan Thailand.. Banh Xeo ini pada dasarnya adalah crepes tipis yang di dalamnya diisi dengan berbagai ingredients, seperti daging, daun bawang, kecambah, dll.. Si Banh Xeo juga dihidangkan dengan saus yang mirip saus kacang dan seporsi besar sayuran mentah.. hahaha.. 




Banh Xeo (1.50 USD)




Perut sudah kenyang, tapi sepertinya tidak dengan mata kami.. hahaha.. Jadi sebelum balik ke hotel, kami mampir lagi ke stall di depan Yee-Ay Sok Sor.. Karena melihat bapak-nya lagi grill daging, saya kira bapak tersebut menjual Bai Sach Chrouk (pork & rice).. Ternyata yang dijual adalah semacam grilled beef.. Seporsi harganya 4 USD, tetapi trust me, itu dagingnya banyak banget.. Dimakan berempat saja tidak habis.. wkwkwk.. Sama seperti Banh Xeo, si daging juga hadir dengan satu plastik full sayur mayur.. Yang ini isinya lebih macam-macam.. Ada selada, timun, kangkung, batang pisang, pisang mentah, wortel, kemangi, kenikir, dan sayuran lain yang saya tidak tahu namanya.. Wah pantas saja orang Cambodia langsing-langsing dan sehat-sehat ya.. hahaha.. Di dekat hotel, kami bertemu dengan abang-abang yang lagi asyik memasak di gerobaknya.. Karena tergoda dengan aromanya, saya pun menghampiri si abang.. Karena si abang tidak bisa Bahasa Inggris dan saya tidak Bahasa Khmer, jadi saya hanya bisa menebak-nebak menu yang dijualnya.. Saya tunjuk-tunjuk saja tumpukan mie di dalam gerobaknya.. Ketika dibuka di kamar hotel, penampilannya mirip mie goreng tapi ada saus yang rasanya asam manis.. Dari segi rasa sih enak, apalagi harganya hanya 1 USD.. Murah meriah.. Mungkin ini mie tek-tek versi Cambodia ya.. hahaha..
 



Grilled Beef (6 USD)


Noodles (1 USD)





To be continued..
 



Royal Palace
Samdach Sothearos Blvd (3)
Phnom Penh, Cambodia
Opening Hours  :  08.00 - 10.30 & 14.00 - 17.00
Entrance Fee : 10 USD (May 2018)


Brown Coffee  Raintree
St 110 near Canadia Tower
Phnom Penh, Cambodia
Phone  :  098 999 318
Opening Hours  :  06.30 - 21.00
https://www.browncoffee.com.kh/
 

AEON Mall
132, Street Samdach Sothearos Blvd (3)
Phnom Penh, Cambodia
Opening Hours  :  09.00 - 22.00
http://aeonmallphnompenh.com/


Yee-Ay Sok Sor
35 Street 51
Phnom Penh, Cambodia 
Opening Hours  :  12.00 - 21.00