Dua hari di Phnom Penh ternyata
berjalan begitu cepat.. Tak terasa sudah tiba saatnya kami harus meninggalkan
kota Phnom Penh.. Kota yang sungguh berkesan bagi saya dan keluarga.. Dari yang
sempat menyesal beli tiket ke Phnom Penh, sekarang malah ingin kembali
berkunjung ke Phnom Penh.. hehehe.. Untungnya rasa sedih kami meninggalkan kota
Phnom Penh sedikit terobati oleh rasa senang karena akan berangkat menuju
Vietnam.. hehehe..
Kalau ada yang bertanya kepada
saya, negara mana yang ingin saya kunjungi selama beberapa tahun terakhir,
jawaban saya tak lain adalah Vietnam.. Aneh ya, di saat orang lain lebih
memilih Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Thailand, dll, saya lebih memilih
Vietnam.. Banyak saudara dan teman saya yang terheran-heran ketika tahu saya
akan berangkat ke Kamboja / Cambodia dan Vietnam.. hehehe.. Vietnam menjadi
salah satu negara yang masuk ke travel bucket list saya semenjak saya melihat
foto Notre-Dame Cathedral dan Ho Chi Minh City Hall di internet.. Semenjak itu
saya selalu ingin mengunjungi Vietnam dan beberapa kali merencanakan perjalanan
ke Ho Chi Minh City (HCMC).. Vietnam sendiri, walaupun tidak sepopuler Thailand
dan Singapore bagi orang Indonesia, sebenarnya adalah salah satu destinasi
travel yang populer di kalangan travelers manca negara.. Vietnam secara umum
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu North, Central, dan South.. Beberapa kota atau
daerah di Vietnam yang terkenal sebagai destinasi wisata antara lain, Nha
Trang, Da Nang, Hanoi, Hoi An, dll.. Saya sendiri memilih Ho Chi Minh City,
atau yang dulunya dikenal sebagai Saigon, sebagai tujuan kami di perjalanan
kali ini..
Dari Phnom Penh menuju Ho Chi
Minh City, travelers bisa memilih menggunakan transportasi darat maupun udara..
Jarak antara Phnom Penh menuju Ho Chi Minh City sekitar 232km.. Jika memilih
transportasi udara, durasi perjalanannya hanya sekitar 45menit.. Durasi yang
singkat ini mengakibatkan sedikitnya jumlah airlines yang melayani rute PNH-HCM
ini.. Yang saya tahu malah hanya Cambodia
Angkor Air.. Pesawat yang digunakan adalah pesawat ATR dan harganya jangan
ditanya.. Untuk tanggal keberangkatan yang saya inginkan (Mei 2018), harganya
sekitar 7 juta rupiah untuk 4 orang.. Mahal banget kan.. hahaha..
Berhubung harga tiket pesawat
yang mahalnya kebangetan, maka kebanyakan travelers memilih jalur darat, yaitu
bus.. Ada beberapa bus company yang melayani rute Phnom Penh – Ho Chi Minh City
(dan sebaliknya).. Tapi dari sekian banyak bus company, saya memilih Giant
Ibis.. Giant Ibis ini menurut saya bus company yang paling reliable di
Cambodia.. Beberapa travelers ada yang lebih suka Mekong Express, yang lebih
banyak dipilih oleh orang local.. Dari segi harga memang Giant Ibis paling
mahal.. Tapi saya tidak keberatan membayar extra untuk kenyamanan selama
perjalanan.. Saya memesan tiket Giant Bus secara online langsung di website
resmi Giant Ibis (click here)..
Untuk rute PNH-HCM, saya membayar tiket seharga 19 USD (kalau Mekong Express 12
USD).. Di balik harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan bus company lain,
Giant Ibis menawarkan beberapa fasilitas, seperti penjemputan gratis (bagi yang
menginap di hotel yang sudah bekerja
sama), free WIFI, complimentary bottled water & pastry, English-speaking
guide, dll.. Untuk rute PNH-HCM, ada 2 jam keberangkatan yang bisa dipilih,
yaitu 08.00 dan 12.30.. Selain rute PNH-HCM vv, Giant Ibis juga melayani
rute-rute lain seperti Phnom Penh-Siem Reap vv, Siem Reap-Bangkok vv, Phnom
Penh-Sihanoukville vv, dll.. Apabila memilih jam keberangkatan malam, maka bus
yang digunakan adalah type “night bus” atau tipe “sleeper”..
Berhubung saya memilih
keberangkatan pukul 08.00, maka kami sudah siap untuk check-out dari Lavanya
Boutique Hotel sekitar pukul 07.15.. Dikarenakan Lavanya Boutique Hotel ini
belum bekerja sama dengan Giant Ibis (hotel yang bekerja sama banyak kok), maka
saya meminta receptionist untuk memanggilkan tuk-tuk.. Untung lokasinya tidak
jauh dari hotel.. Receptionist-nya malah berbaik hati, kami cuma disuruh bayar
2 USD.. Padahal kemarin dengan receptionist yang lain, kami dikenakan 4 USD
saat menuju Royal Palace, padahalnya jaraknya tidak beda jauh..
Sesampainya di kantor Giant Ibis,
kami langsung dipersilahkan menaiki bus.. Bagasi kami juga diberi tag khusus
agar tidak tertukar dengan penumpang atau bus jurusan lain.. Overall, kondisi
bus-nya bersih dan nyaman.. Memang tidak senyaman bus-bus di Singapore dan
Malaysia yang luas dan kursinya super empuk itu.. Tempat duduk atau kursi Bus Giant Ibis ini
lebih sempit, tapi masih oke buat saya dan keluarga yang sedikit jumbo ini..
hehehe..
Giant Ibis Office
Giant Ibis Bus
complimentary mineral water + delicious pastry
Saat kami berangkat, seat
occupancy-nya sekitar 90% dan hampir semuanya adalah foreigners.. Dalam setiap
bus, akan ada 2 orang driver dan 1 guide.. Guide ini yang bertugas melayani dan
membantu para penumpang selama perjalanan, terutama saat di border
(perbatasan).. Kami beruntung mendapatkan guide yang ramah dan helpful, serta
para driver yang menyetir dengan baik (ngebut tetapi tidak ngawur).. Sebelum
bus berangkat, si guide akan mengumpulkan passport para penumpang dan memeriksa
kelengkapan dokumen seperti departure card dan visa (bagi yang memerlukan)..
Bagi para penumpang yang akan menuju Vietnam, mereka harus apply visa terlebih
dahulu, karena di border tidak melayani pembuatan Visa on Arrival.. Tapi
pemerintah Vietnam sudah membuka pelayanan E-Visa, sehingga travelers yang
ingin berkunjung ke Vietnam bisa apply E-Visa ini sebelum tiba di Vietnam.. Berbeda
dengan penumpang yang menuju Cambodia,
mereka bisa mendapatkan Visa on Arrival saat di border.. Kemarin ada beberapa travelers
yang memerlukan visa untuk masuk ke
Vietnam , tetapi setelah di-check oleh guide, mereka belum memiliki visa
tersebut.. Travelers tersebut akhirnya terpaksa turun dari bus, padahal di
tiket sudah jelas tertera “passengers should have Vietnam visa before boarding
the bus due to Vietnam visa cannot apply at the border”.. Untungnya, kita orang Indonesia mendapatkan
visa exemption dengan masa kunjungan up to 30 days.. Selain Indonesia, negara
lainnya yang mendapatkan bisa exemption adalah negara SEA (Asia Tenggara), Jepang,
Korea Selatan, Jerman, UK, Prancis, Italy,Spanyol, dll..
Perjalanan dari kota Phnom Penh
menuju perbatasan Cambodia ditempuh kurang lebih selama 4 jam.. Setelah 2 jam
perjalanan, bus akan berhenti sekitar 10 menit di sebuah minimarket untuk
toilet stop.. Jalanan yang kami lalui berupa highway, jadi sudah cukup bagus.. Kami
disuguhi oleh pemandangan yang sangat berbeda dengan yang saya lihat di kota
Phnom Penh.. Rumah-rumah masih sangat sederhana, sapi-sapi yang sangat kurus di
pinggir jalan dan masyarakat Cambodia yang sibuk beraktivitas di ladang/sawah..
Sayangnya WIFI ini tiba-tiba tidak bisa diakses ketika bus sudah memasuki
wilayah Vietnam..
toilet stop
Setelah 4 jam perjalanan, bus
mulai mamasuki Bavet Border Post di Svay Rieng Province.. Setibanya di post,
kami diminta turun dari bus dan membawa passport yang telah dibagikan oleh
guide.. Di sini bagian imigrasinya lebih mirip pos atau loket karcis..
Untungnya saat itu kondisinya lagi sepi, jadi kami tidak perlu mengantri lama..
Lima menit kemudian, kami sudah sukses mendapatkan cap keluar Cambodia.. Chum Reap Leah (means goodbye)
Cambodia.. till we meet again.. ^_^
Giant Ibis @ Bavet Border Post
Dari Bavet Border Post, kami
menuju ke salah satu restaurant untuk lunch stop.. Lunch ini sifatnya
optional.. Jadi yang mau makan, bisa memesan makanan dan bayar
sendiri-sendiri.. Yang tidak berniat lunch, bisa keliling di duty free sambil
menunggu penumpang lain dan driver-nya makan siang.. Karena kelaparan, kami pun
menuju ke restaurant.. Kami memesan Fried Noodle Seafood, Yang Chow Fried Rice,
Chicken Sandwich, Club Sandwich (ga kefoto) .. Rasanya sih so-so tapi karena
lapar jadi terasa enak.. hehehe.. Yang penting tempatnya bersih, harganya masih
terjangkau, dan toiletnya super bersih (penting)..
Duty-Free
Mineral Water( 0.30 USD) &
Coconut (1.50 USD)
Fried Noodle Seafood (3 USD)
Chicken Sandwich (2.50 USD)
Yang Chow Fried Rice (3 USD)
Setelah lunch, bus melanjutkan
perjalanan menuju Moc Bai Border di Tay Ninh Province, Vietnam.. Di sini kami
harus membawa semua barang bawaan termasuk koper dan tas yang diletakkan di
dalam bagasi bus.. Saya jadi tahu kenapa si guide diturunkan di tengah jalan
setelah Imigrasi Cambodia, ternyata guide-nya yang mengurus passport + visa
para penumpang.. Jadi sesampainya di dalam kantor imigrasi, si guide langsung
membagikan passport kami yang sudah berisi cap masuk Vietnam.. Kami hanya perlu
melewati security check + mesin x-ray (seperti di airport).. Padahal waktu itu
antriannya cukup panjang lho.. Thumbs up lah buat service-nya Giant Ibis..
#recommended
Xin Chao (means hello) Viatnam.. Memasuki
negara Vietnam, kami malah disambut oleh hujan yang sangat deras.. hahaha..
Hujannya bahkan awet sampai kami tiba di Ho Chi Minh City.. Rasa kantuk
mendadak hilang melihat pemandangan di luar jendela bus.. Pemandangan yang
sering saya lihat di TV dan saya baca di internet, akhirnya bisa saya lihat secara
langsung dengan kedua mata saya.. Bagian paling seru tentu melihat banyaknya
pengendara sepeda motor di jalan raya.. Indonesia saja kalah kok.. hehehe..
Bus Giant Ibis yang kami tumpangi
akhirnya berhenti di jalan Pham Ngu Lao di District 1.. Karena ingin menghemat biaya
transportasi, apalagi kami belum punya sim card local untuk pesan Grab, kami
pun memilih untuk berjalan kaki menuju hotel.. Sayangnya ternyata jarak yang
hanya 1km terasa sangat jauh karena sedang hujan dan kondisi kami yang membawa
ransel besar.. Apalagi walaupun hujannya rintik-rintik, kami tetap basah kuyup
ketika sampai di depan Ben Thanh Market..
Ben Thanh Market
Sebelum check-in di hotel, kami
mampir dulu untuk isi perut di Pho 2000.. Restaurant Pho 2000 ini adalah salah
satu restaurant Pho paling terkenal di HO Ho Chi Minh City.. Pho 2000 ini memiliki
slogan/tagline “Pho for President” dikarenakan Presiden Amerika Serikat, Bill
Clinton, pada tahun 2000 pernah mengunjungi restaurant ini.. Restaurant Pho 2000 ini lokasinya
sangat strategis, tepat di samping Ben Thanh Market.. Lokasinya berada di
lantai 2 (di atas The Coffee Bean & Tea Leaf) dengan tangga yang super
sempit, apalagi bagi kami yang saat itu sedang membawa backpacks.. Eh keesokan
harinya kami baru tahu kalau di samping hotel tempat kami menginap, malah ada
cabang Pho 2000 juga.. Tempatnya sekilas lebih modern dan tidak pakai acara
naik tangga sempit.. hahaha..
Pho 2000 Restaurant
Menu yang wajib dipesan di Pho
2000 ini tentu adalah Pho.. Pho adalah salah satu hidangan Vietnamese yang
paling terkenal di dunia.. Di Vietnam sendiri, Pho bisa kita temukan
dimana-mana, mulai dari stalls di pinggir jalan sampai kelas restaurant.. Oh
ya, jangan mengira hidangan yang satu ini cara pelafalannya adalah “po” atau
“fo”, yang benar adalah “fuh”.. Sekilas info saja, supaya tidak malu-maluin
kalau lagi main ke Vietnamese restaurant
kan ya.. hehehe.. Pho pada dasarnya adalah hidangan soup yang berisikan rice
noodles, meat, herbs, dan vegetables.. Pho di Pho 2000 ini ditawarkan dalam dua
ukuran, yaitu Regular dan Large.. Untuk jenisnya tergantung dengan meat atau
daging yang kita kehendaki.. Ada Pho Bo (Beef), Pho Ga (Chicken), Pho Hai San
(Seafood), dan Pho Chay (Vegetarian).. Buat yang kurang menyukai hidangan Pho,
di Pho 2000 ini juga menyediakan menu-menu lainnya seperti Cha Gio
(Spring-Rolls), Ca Ry (Curry), Com Ga Ro Ti (Roasted Chicken), Bun Thit Bo Xao
(Beef & Vermicelli), dll..
Rasanya bagaimana?? Pho Bo-nya enakkk
banget.. hahaha.. Soup-nya gurih tapi super-light.. Dagingnya super empuk..
Ditambah lagi kondisi kami yang basah kuyup karena kehujanan.. Jadi pas banget
makan yang hangat-hangat.. Pho Hai San-nya cukup enak dan sekilas soup-nya
mirip dengan Tom Yum.. Tapi kalau disuruh memilih, saya lebih prefer Pho
Bo-nya.. Dari segi harga, harga makanan di Pho 2000 ini memang di atas
rata-rata, tapi dengan rasa makanan yang enak dan tempatnya yang legendaris,
saya sama sekali tidak keberatan.. hehehe..
Pho Bo (75k VND)
Pho Hai San (89k VND)
Setelah makan sore (lol), kami
mampir ke Ha Tam, yang hanya berbeda beberapa bangunan dari Pho 2000.. Ha Tam
ini adalah toko perhiasan dan lokasinya persis di seberang pintu masuk sebelah
kiri Ben Thanh Market.. Saya mampir ke Ha Tam bukan untuk beli perhiasan, tapi
untuk tukar uang ke Vietnamese Dong (VND).. hehehe.. Karena di Bali tidak ada money
changer yang menyediakan VND, jadi saya terpaksa tukar langsung di Vietnam..
Ketika transit di KLIA2, saya sempat menukarkan sedikit uang Ringgit Malaysia
(RM) ke VND.. Untuk jaga-jaga saja kalau ketika sampai Ho Chi Minh City dan
belum menemukan money changer.. Di Vietnam sendiri, travelers bisa menukar uang
di money changer, bank, dan toko perhiasan.. Tentu akan mudah menemukan money
changer di airport.. Karena saya masuk ke Vietnam via jalur darat, jadi saya
harus mencari money changer yang dekat dengan hotel.. Kebetulan saat blog-walking,
saya menemukan informasi tentang Ha Tam ini.. Rate yang ditawarkan di Ha Tam
ini cukup bagus dan mereka juga menerima Rupiah.. Lokasinya yang strategis di
dekat Ben Thanh Market juga menjadikan Ha Tam ini selalu ramai dikunjungi
travelers.. Opsi lainnya adalah mengambil VND di ATM yang banyak tersebar di
seluruh Ho Chi Minh City.. Setelah menukarkan uang ke VND, saya tiba-tiba
langsung merasa “kaya raya”.. Bagaimana tidak, beberapa lembar USD yang saya
bawa berubah menjadi puluhan lembar VND dan dengan nominal 500.000 pula..
hahaha.. Hal ini sebenarnya diakibatkan karena nilai tukar VND yang lebih
rendah ketimbang IDR.. Saat itu, 1 VND setara dengan 0.62 IDR atau 1000 perak
setara dengan 1.620 VND.. Vietnam saat ini sudah tidak menggunakan uang logam..
Untuk uang kertas yang digunakan, pecahan terkecilnya adalah 500 VND dan
terbesarnya adalah 500.000 VND..
Ha Tam
pecahan uang VND
kaya raya di Vietnam (lol)
Selama 3 hari di Ho Chi Minh City,
kami menginap di Avanti Hotel Saigon yang berada persis di belakang Ben Thanh
Market.. Untuk hotel, seperti biasa akan saya review terpisah.. Karena baru pertama
kalinya ke Vietnam dan saya tidak menguasai Bahasa Vietnam, jadi sim card local
adalah satu hal yang mutlak.. Dengan memiliki sim card local, kita bisa
mengakses Google Maps yang akan membantu kita untuk tidak tersesat, untuk
mengakses Google Translate ketika orang yang diajak berbicara tidak mengerti
Bahasa Inggris, dan yang terakhir, akan sangat berguna ketika harus memesan
taxi online..
Sama seperti Thailand dan
beberapa negara lain di Asia, Vietnam juga terkenal akan taxi scams-nya.. Salah
satu tips untuk menghindari taxi scams ini adalah dengan memilih taxi company
yang memiliki reputasi baik.. Kalau di Indonesia, kira-kira seperti Blue Bird..
hehehe.. Di Vietnam, taxi company yang direkomendasikan untuk para travelers
adalah Mai Linh dan Vinasun.. Tapi ada beberapa kasus yang saya baca di
internet, mulai bermunculan taxi palsu yang mirip banget dengan Mai Linh dan
Vinasun asli.. Saya pribadi lebih prefer taxi online.. Alasannya adalah
tarifnya yang lebih murah, plus tidak perlu khawatir dapat taxi yang palsu atau
diajak putar-putar untuk menaikkan argo karena tarifnya sudah fix sesuai yang
tertera di aplikasi.. Dan ternyata, tarif Grab di Vietnam itu murah banget..
Untuk seputaran District 1, tarif-nya cuma 25k VND atau kalau dirupiahkan
sekitar 15k IDR.. Kami sampai dibuat tidak tega ketika harus membayar.. Padahal
seringkali jaraknya cukup jauh dan macet.. Akhirnya saya bayar lebih, ya
hitung-hitung tips karena driver-nya sopan dan mobilnya bagus.. hehehe.. Tarif
Grab yang murah juga seringkali membuat kami malas jalan kaki.. Mendingan naik Grab
kan ya.. Sudah adem ga kepanasan, bayar cuma 15 ribu.. hahaha.. Saat menuju Tan
Son Nhat Airport, saya juga memilih untuk naik Grab.. Tarifnya sekitar 101k VND
atau 63k IDR dan itu tarif untuk GrabCar 6Seater (yang 4-seater akan lebih
murah lagi)..
see, 25k VND only
Untuk SIM Card, ada beberapa
provider yang bisa dipilih seperti Viettel, Vinaphone, Mobifone, dll.. Saya
sendiri memilih memesan via Klook.. Kebetulan di Klook menjual SiM Card 3G/4G
dengan layanan Hotel Delivery.. Saat memesan, kita hanya perlu menginformasikan
tanggal kedatangan dan lokasi hotel tempat kita menginap.. Jadi begitu kami
tiba di Avanti Hotel Saigon, receptionist-nya langsung menyerahkan satu amplop
berisikan sim card pesanan saya.. Bagusnya lagi, sim card Vinaphone yang kami
terima, statusnya sudah pre-activated.. Jadi tidak perlu melakukan registrasi
dan setting, sim card akan langsung aktif..
Signal-nya juga oke walaupun digunakan di luar Ho Chi Minh City dan
kuota 2.4GB itu masih sisa banyak kalau hanya digunakan selama 3 hari.. Sim
card Vinaphone ini saya beli seharga 62k IDR dan mereka juga menawarkan sim
card kuota 5GB dengan harga 83k IDR..
pesanan sim card dari Klook
Vinaphone Sim Card
Setelah check-in dan beristirahat
sebentar, kami berjalan sudah siap untuk melanjutkan petualangan kami di Ho Chi
Minh City.. Sayangnya saat itu di sekitar Ben Thanh Market sedang ada proyek
(entah proyek apa).. Lumayan mengganggu sih, secara kami harus berjalan memutar
menyusuri area proyek.. Karena hari sudah gelap, kami sengaja mencari tempat
tujuan di seputaran hotel saja.. Pertama-tama kami menuju Saigon Square I..
Yang dijual kebanyakan barang-barang KW, kalau di Indonesia mirip Mangga Dua,
tapi versi kecilnya.. hehehe.. Sayang barang-barang di sini kurang menarik
kalau untuk saya.. Apalagi harganya juga masih lebih mahal dibandingkan di
Indonesia.. Kecewa, kami pun langsung menyebrang menuju Saigon Square atau yang
lebih dikenal dengan nama Takashimaya.. Di sini ada beberapa tempat yang
menjadi incaran kami..
HCMC at night
gara2 sempat baca ada yang kena scam saat beli dessert ini,
jadi ga kepengen beli sama sekali (lol),
Saigon Square I
Saigon Center aka Takashimaya
Yang pertama kami tuju adalah adalah
Wrap & Roll di lantai L5.. Wrap & Roll ini adalah salah satu resto
terkenal di Vietnam yang cabangnya ada dimana-mana termasuk di Saigon Center
ini.. Sesuai namanya, Wrap & Roll ini menawarkan berbagai menu Rolls dan
menu-menu khas Vietnam lainnya .. Supaya bisa icip-icip berbagai macam rolls,
saya memesan salah satu platter, yaitu Mam Cuon Hoi Ngo.. Selain itu, kami
juga memesan Bo Cuon La Lot, dan Pho Chien Phong Xao Bo..
Wrap & Roll @ Saigon Center
Platter Mam Cuon Nhan Thit yang
kami pesan dihidangkan dalam satu piring besar beserta dengan satu piring
sayuran+dedaunan, dan aneka sauce.. Awalnya mbak waitress-nya menjelaskan satu
per satu.. Rolls ini dimakan pakai sauce ini, rolls satunya dengan sauce apa, dst..
Tapi lama-lama kami bingung sendiri dan lupa sama penjelasan si mbak.. Akhirnya
pilih sauce-nya cap-cip-cup saja.. Kalau enak yang syukur, kalau ga enak, ganti
celupin ke sauce sebelahnya.. hahaha.. Btw,
makan Rolls ala orang Vietnam juga ada cara-caranya lho.. Sekilas mirip sama
orang Korea (pasti pernah nonton di K-Drama kan?).. Secara garis besar, ambil
rice paper, tambahkan dengan daging, herbs, dan sauce yang diinginkan, dan
terakhir dibungkus dan digulung,. Mungkin karena itu nama resto-nya Wrap &
Roll ya.. hehehe.. Karena sudah sering nonton video mengenai Vietnamse cuisine di
Youtube, saya dan adik saya sudah mengetahui cara makannya.. Tapi tidak dengan
papa-mama saya.. Karena mungkin dilihat aneh, akhirnya waitress-nya datang lagi
ke meja kami menanyakan apakah kami sudah mengetahui cara makananya.. wkwkwk..
Kalau Pho Chien Phong Xao Bo adalah Pho versi kering.. Jadi adonan rice noodles-nya digoreng dan ditumis dengan sayuran dan daging sapi.. Enak.. Sedangkan Bo Cuon La Lot adalah daging sapi yang dibungkus dengan daun la lot (wild betel leaf) kemudian di-grilled.. Saat ini, Wrap & Roll memiliki banyak outlet yang tersebar di seluruh Ho
Chi Minh City dan Hanoi.. Bahkan mereka juga memiliki outlet di Singapore dan
China..
Nuoc Chanh Sa Tuoi (30k VND)
Nuoc Ep Oi Tac Mat Ong (35k VND)
Mam Cuon Hoi Ngo (288k VND)
Pho Chien Phong Xao Bo (88k VND)
Bo Cuon La Lot (112k VND)
Dari Wrap & Roll, kami menuju
ke lantai B2 dan mampir ke Bee Cheng Hiang untuk membeli sedikit snack karena
besok pagi akan berangkat ke Vung Tau.. Setelah itu, kami menuju ke outlet-nya
Azabu Sabo.. Azabu Sabo ini adalah dessert shop terkenal dari Jepang, yang
paling terkenal adalah Hokkaido Soft Ice Cream dan greent tea dessert-nya.. Saya
tahu mengenai Azabu Sabo secara tidak sengaja di Instagram dan langsung ngiler
melihat ice cream green tea-nya.. hehehe.. Setahu saya Azabu Sabo saat ini
hanya ada di Jepang (of course lah), Singapore, dan Vietnam (correct me if I’m
wrong).. Untuk satu cone ice cream dengan 2 pilihan rasa, harganya 95k VND..
Tapi harga segitu menurut saya worth-it banget secara ice cream-nya memang
benar-benar enak.. Bahkan saya bisa bilang, Azabu Sabo ini adalah ice cream
paling enak yang pernah saya coba.. Dark Green Tea-nya enak banget, apalagi
saya memang green-tea lovers.. #recommended
Bee Cheng Hiang @ Saigon Center
Azabu Sabo @ Saigon Center
Dark Green Tea & Milk (95k VND)
To be continued..
Giant Ibis Phnom Penh
Street 90 (behind National Library)
Phnom Penh, Cambodia
Phone : +855 96 999 3333
http://giantibis.com/
Giant Ibis HCMC
237 Pham Ngu Lao St
District 1, HCMC, Vietnam
Phone : +84 12 089 02333
http://giantibis.com/
Ben Thanh Market
Chợ, Lê Lợi
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours : 07.00 - 19.00
Night Market : 19.00 - 00.00
Pho 2000
1-3 Phan Chu Trinh, Phường Bến Thành
District 1, HCMC, Vietnam
Phone : +84 28 3822 2788
Opening Hours : 07.00 - 22.00
Ha Tam Jewelry
2 Nguyễn An Ninh, Phường Bến Thành
District 1, HCMC, Vietnam
Phone : +84 28 3823 7243
Opening Hours : 08.00 - 20.30
Klook
https://www.klook.com/
Saigon Square I
81 Nam Kỳ Khởi Nghĩa, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours : 09.00 - 21.00
Saigon Center (Takashimaya)
65 Lê Lợi, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours : 09.30 - 21.30
http://www.saigoncentre.com.vn/
Giant Ibis Phnom Penh
Street 90 (behind National Library)
Phnom Penh, Cambodia
Phone : +855 96 999 3333
http://giantibis.com/
Giant Ibis HCMC
237 Pham Ngu Lao St
District 1, HCMC, Vietnam
Phone : +84 12 089 02333
http://giantibis.com/
Ben Thanh Market
Chợ, Lê Lợi
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours : 07.00 - 19.00
Night Market : 19.00 - 00.00
Pho 2000
1-3 Phan Chu Trinh, Phường Bến Thành
District 1, HCMC, Vietnam
Phone : +84 28 3822 2788
Opening Hours : 07.00 - 22.00
Ha Tam Jewelry
2 Nguyễn An Ninh, Phường Bến Thành
District 1, HCMC, Vietnam
Phone : +84 28 3823 7243
Opening Hours : 08.00 - 20.30
Klook
https://www.klook.com/
Saigon Square I
81 Nam Kỳ Khởi Nghĩa, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours : 09.00 - 21.00
Saigon Center (Takashimaya)
65 Lê Lợi, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours : 09.30 - 21.30
http://www.saigoncentre.com.vn/
Dessert apaan sih itu yang ada scamnya segala?
ReplyDeleteXoi Mbak.. semacam dessert dr ketan yang dicampur dgn kelapa & santan.. Dijual di pinggir jalan.. Cuma ada beberapa penjual yang "nakal" suka getok harga seenaknya mereka.. hehehe..
DeleteOh gitu...
ReplyDeleteBtw, enak ya beli sim card udah di preactivated. Disini kita harus register dengan no. Nik dan KK sehingga para volunteer di yayasan tempat saya kerja kesulitan kalo mau aktivasi sim card Indonesia yang mereka beli. Terpaksa minjem No. Nik dan KK dari pengelola yayasan deh. Enaknya sih bisa di aktivasi sementara untuk turis asing pakai nomor paspor gitu.
Betul Mbak. Kalau di luar, cukup registrasi dengan nomer passport, baik yg pre-activated maupun yg hrs aktivasi dulu.. mungkin provider di Indonesia hrs mengeluarkan sim card khusus utk travelers ya.. hehe..
Delete