Friday, July 13, 2018

2018 Trip ~ Vietnam : Goodbye Cambodia, Hello Vietnam




Dua hari di Phnom Penh ternyata berjalan begitu cepat.. Tak terasa sudah tiba saatnya kami harus meninggalkan kota Phnom Penh.. Kota yang sungguh berkesan bagi saya dan keluarga.. Dari yang sempat menyesal beli tiket ke Phnom Penh, sekarang malah ingin kembali berkunjung ke Phnom Penh.. hehehe.. Untungnya rasa sedih kami meninggalkan kota Phnom Penh sedikit terobati oleh rasa senang karena akan berangkat menuju Vietnam.. hehehe..

Kalau ada yang bertanya kepada saya, negara mana yang ingin saya kunjungi selama beberapa tahun terakhir, jawaban saya tak lain adalah Vietnam.. Aneh ya, di saat orang lain lebih memilih Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Thailand, dll, saya lebih memilih Vietnam.. Banyak saudara dan teman saya yang terheran-heran ketika tahu saya akan berangkat ke Kamboja / Cambodia dan Vietnam.. hehehe.. Vietnam menjadi salah satu negara yang masuk ke travel bucket list saya semenjak saya melihat foto Notre-Dame Cathedral dan Ho Chi Minh City Hall di internet.. Semenjak itu saya selalu ingin mengunjungi Vietnam dan beberapa kali merencanakan perjalanan ke Ho Chi Minh City (HCMC).. Vietnam sendiri, walaupun tidak sepopuler Thailand dan Singapore bagi orang Indonesia, sebenarnya adalah salah satu destinasi travel yang populer di kalangan travelers manca negara.. Vietnam secara umum terbagi menjadi 3 bagian, yaitu North, Central, dan South.. Beberapa kota atau daerah di Vietnam yang terkenal sebagai destinasi wisata antara lain, Nha Trang, Da Nang, Hanoi, Hoi An, dll.. Saya sendiri memilih Ho Chi Minh City, atau yang dulunya dikenal sebagai Saigon, sebagai tujuan kami di perjalanan kali ini.. 

Dari Phnom Penh menuju Ho Chi Minh City, travelers bisa memilih menggunakan transportasi darat maupun udara.. Jarak antara Phnom Penh menuju Ho Chi Minh City sekitar 232km.. Jika memilih transportasi udara, durasi perjalanannya hanya sekitar 45menit.. Durasi yang singkat ini mengakibatkan sedikitnya jumlah airlines yang melayani rute PNH-HCM ini..  Yang saya tahu malah hanya Cambodia Angkor Air.. Pesawat yang digunakan adalah pesawat ATR dan harganya jangan ditanya.. Untuk tanggal keberangkatan yang saya inginkan (Mei 2018), harganya sekitar 7 juta rupiah untuk 4 orang.. Mahal banget kan.. hahaha..

Berhubung harga tiket pesawat yang mahalnya kebangetan, maka kebanyakan travelers memilih jalur darat, yaitu bus.. Ada beberapa bus company yang melayani rute Phnom Penh – Ho Chi Minh City (dan sebaliknya).. Tapi dari sekian banyak bus company, saya memilih Giant Ibis.. Giant Ibis ini menurut saya bus company yang paling reliable di Cambodia.. Beberapa travelers ada yang lebih suka Mekong Express, yang lebih banyak dipilih oleh orang local.. Dari segi harga memang Giant Ibis paling mahal.. Tapi saya tidak keberatan membayar extra untuk kenyamanan selama perjalanan.. Saya memesan tiket Giant Bus secara online langsung di website resmi Giant Ibis (click here).. Untuk rute PNH-HCM, saya membayar tiket seharga 19 USD (kalau Mekong Express 12 USD).. Di balik harganya yang lebih mahal dibandingkan dengan bus company lain, Giant Ibis menawarkan beberapa fasilitas, seperti penjemputan gratis (bagi yang menginap di hotel  yang sudah bekerja sama), free WIFI, complimentary bottled water & pastry, English-speaking guide, dll.. Untuk rute PNH-HCM, ada 2 jam keberangkatan yang bisa dipilih, yaitu 08.00 dan 12.30.. Selain rute PNH-HCM vv, Giant Ibis juga melayani rute-rute lain seperti Phnom Penh-Siem Reap vv, Siem Reap-Bangkok vv, Phnom Penh-Sihanoukville vv, dll.. Apabila memilih jam keberangkatan malam, maka bus yang digunakan adalah type “night bus” atau tipe “sleeper”.. 

Berhubung saya memilih keberangkatan pukul 08.00, maka kami sudah siap untuk check-out dari Lavanya Boutique Hotel sekitar pukul 07.15.. Dikarenakan Lavanya Boutique Hotel ini belum bekerja sama dengan Giant Ibis (hotel yang bekerja sama banyak kok), maka saya meminta receptionist untuk memanggilkan tuk-tuk.. Untung lokasinya tidak jauh dari hotel.. Receptionist-nya malah berbaik hati, kami cuma disuruh bayar 2 USD.. Padahal kemarin dengan receptionist yang lain, kami dikenakan 4 USD saat menuju Royal Palace, padahalnya jaraknya tidak beda jauh.. 

Sesampainya di kantor Giant Ibis, kami langsung dipersilahkan menaiki bus.. Bagasi kami juga diberi tag khusus agar tidak tertukar dengan penumpang atau bus jurusan lain.. Overall, kondisi bus-nya bersih dan nyaman.. Memang tidak senyaman bus-bus di Singapore dan Malaysia yang luas dan kursinya super empuk itu..  Tempat duduk atau kursi Bus Giant Ibis ini lebih sempit, tapi masih oke buat saya dan keluarga yang sedikit jumbo ini.. hehehe..


Giant Ibis Office


 Giant Ibis Bus






 complimentary mineral water + delicious pastry


Saat kami berangkat, seat occupancy-nya sekitar 90% dan hampir semuanya adalah foreigners.. Dalam setiap bus, akan ada 2 orang driver dan 1 guide.. Guide ini yang bertugas melayani dan membantu para penumpang selama perjalanan, terutama saat di border (perbatasan).. Kami beruntung mendapatkan guide yang ramah dan helpful, serta para driver yang menyetir dengan baik (ngebut tetapi tidak ngawur).. Sebelum bus berangkat, si guide akan mengumpulkan passport para penumpang dan memeriksa kelengkapan dokumen seperti departure card dan visa (bagi yang memerlukan).. Bagi para penumpang yang akan menuju Vietnam, mereka harus apply visa terlebih dahulu, karena di border tidak melayani pembuatan Visa on Arrival.. Tapi pemerintah Vietnam sudah membuka pelayanan E-Visa, sehingga travelers yang ingin berkunjung ke Vietnam bisa apply E-Visa ini sebelum tiba di Vietnam.. Berbeda dengan penumpang yang  menuju Cambodia, mereka bisa mendapatkan Visa on Arrival saat di border.. Kemarin ada beberapa travelers yang  memerlukan visa untuk masuk ke Vietnam , tetapi setelah di-check oleh guide, mereka belum memiliki visa tersebut.. Travelers tersebut akhirnya terpaksa turun dari bus, padahal di tiket sudah jelas tertera “passengers should have Vietnam visa before boarding the bus due to Vietnam visa cannot apply at the border”..  Untungnya, kita orang Indonesia mendapatkan visa exemption dengan masa kunjungan up to 30 days.. Selain Indonesia, negara lainnya yang mendapatkan bisa exemption adalah negara SEA (Asia Tenggara), Jepang, Korea Selatan, Jerman, UK, Prancis, Italy,Spanyol, dll.. 

Perjalanan dari kota Phnom Penh menuju perbatasan Cambodia ditempuh kurang lebih selama 4 jam.. Setelah 2 jam perjalanan, bus akan berhenti sekitar 10 menit di sebuah minimarket untuk toilet stop.. Jalanan yang kami lalui berupa highway, jadi sudah cukup bagus.. Kami disuguhi oleh pemandangan yang sangat berbeda dengan yang saya lihat di kota Phnom Penh.. Rumah-rumah masih sangat sederhana, sapi-sapi yang sangat kurus di pinggir jalan dan masyarakat Cambodia yang sibuk beraktivitas di ladang/sawah.. Sayangnya WIFI ini tiba-tiba tidak bisa diakses ketika bus sudah memasuki wilayah Vietnam..


 toilet stop


Setelah 4 jam perjalanan, bus mulai mamasuki Bavet Border Post di Svay Rieng Province.. Setibanya di post, kami diminta turun dari bus dan membawa passport yang telah dibagikan oleh guide.. Di sini bagian imigrasinya lebih mirip pos atau loket karcis.. Untungnya saat itu kondisinya lagi sepi, jadi kami tidak perlu mengantri lama.. Lima menit kemudian, kami sudah sukses mendapatkan cap keluar Cambodia..  Chum Reap Leah (means goodbye) Cambodia.. till we meet again.. ^_^


 Giant Ibis @ Bavet Border Post


Dari Bavet Border Post, kami menuju ke salah satu restaurant untuk lunch stop.. Lunch ini sifatnya optional.. Jadi yang mau makan, bisa memesan makanan dan bayar sendiri-sendiri.. Yang tidak berniat lunch, bisa keliling di duty free sambil menunggu penumpang lain dan driver-nya makan siang.. Karena kelaparan, kami pun menuju ke restaurant.. Kami memesan Fried Noodle Seafood, Yang Chow Fried Rice, Chicken Sandwich, Club Sandwich (ga kefoto) .. Rasanya sih so-so tapi karena lapar jadi terasa enak.. hehehe.. Yang penting tempatnya bersih, harganya masih terjangkau, dan toiletnya super bersih (penting).. 


 Duty-Free








 Mineral Water( 0.30 USD) & Coconut (1.50 USD)


 Fried Noodle Seafood (3 USD)
 Chicken Sandwich (2.50 USD)


Yang Chow Fried Rice (3 USD)


Setelah lunch, bus melanjutkan perjalanan menuju Moc Bai Border di Tay Ninh Province, Vietnam.. Di sini kami harus membawa semua barang bawaan termasuk koper dan tas yang diletakkan di dalam bagasi bus.. Saya jadi tahu kenapa si guide diturunkan di tengah jalan setelah Imigrasi Cambodia, ternyata guide-nya yang mengurus passport + visa para penumpang.. Jadi sesampainya di dalam kantor imigrasi, si guide langsung membagikan passport kami yang sudah berisi cap masuk Vietnam.. Kami hanya perlu melewati security check + mesin x-ray (seperti di airport).. Padahal waktu itu antriannya cukup panjang lho.. Thumbs up lah buat service-nya Giant Ibis.. #recommended

Xin Chao (means hello) Viatnam.. Memasuki negara Vietnam, kami malah disambut oleh hujan yang sangat deras.. hahaha.. Hujannya bahkan awet sampai kami tiba di Ho Chi Minh City.. Rasa kantuk mendadak hilang melihat pemandangan di luar jendela bus.. Pemandangan yang sering saya lihat di TV dan saya baca di internet, akhirnya bisa saya lihat secara langsung dengan kedua mata saya.. Bagian paling seru tentu melihat banyaknya pengendara sepeda motor di jalan raya.. Indonesia saja kalah kok.. hehehe..






Bus Giant Ibis yang kami tumpangi akhirnya berhenti di jalan Pham Ngu Lao di District 1.. Karena ingin menghemat biaya transportasi, apalagi kami belum punya sim card local untuk pesan Grab, kami pun memilih untuk berjalan kaki menuju hotel.. Sayangnya ternyata jarak yang hanya 1km terasa sangat jauh karena sedang hujan dan kondisi kami yang membawa ransel besar.. Apalagi walaupun hujannya rintik-rintik, kami tetap basah kuyup ketika sampai di depan Ben Thanh Market..






 Ben Thanh Market


Sebelum check-in di hotel, kami mampir dulu untuk isi perut di Pho 2000.. Restaurant Pho 2000 ini adalah salah satu restaurant Pho paling terkenal di HO Ho Chi Minh City.. Pho 2000 ini memiliki slogan/tagline “Pho for President” dikarenakan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, pada tahun 2000 pernah mengunjungi restaurant ini.. Restaurant Pho 2000 ini lokasinya sangat strategis, tepat di samping Ben Thanh Market.. Lokasinya berada di lantai 2 (di atas The Coffee Bean & Tea Leaf) dengan tangga yang super sempit, apalagi bagi kami yang saat itu sedang membawa backpacks.. Eh keesokan harinya kami baru tahu kalau di samping hotel tempat kami menginap, malah ada cabang Pho 2000 juga.. Tempatnya sekilas lebih modern dan tidak pakai acara naik tangga sempit.. hahaha..


 Pho 2000 Restaurant





 
Menu yang wajib dipesan di Pho 2000 ini tentu adalah Pho.. Pho adalah salah satu hidangan Vietnamese yang paling terkenal di dunia.. Di Vietnam sendiri, Pho bisa kita temukan dimana-mana, mulai dari stalls di pinggir jalan sampai kelas restaurant.. Oh ya, jangan mengira hidangan yang satu ini cara pelafalannya adalah “po” atau “fo”, yang benar adalah “fuh”.. Sekilas info saja, supaya tidak malu-maluin kalau lagi main ke Vietnamese restaurant  kan ya.. hehehe.. Pho pada dasarnya adalah hidangan soup yang berisikan rice noodles, meat, herbs, dan vegetables.. Pho di Pho 2000 ini ditawarkan dalam dua ukuran, yaitu Regular dan Large.. Untuk jenisnya tergantung dengan meat atau daging yang kita kehendaki.. Ada Pho Bo (Beef), Pho Ga (Chicken), Pho Hai San (Seafood), dan Pho Chay (Vegetarian).. Buat yang kurang menyukai hidangan Pho, di Pho 2000 ini juga menyediakan menu-menu lainnya seperti Cha Gio (Spring-Rolls), Ca Ry (Curry), Com Ga Ro Ti (Roasted Chicken), Bun Thit Bo Xao (Beef & Vermicelli), dll..






Rasanya bagaimana?? Pho Bo-nya enakkk banget.. hahaha.. Soup-nya gurih tapi super-light.. Dagingnya super empuk.. Ditambah lagi kondisi kami yang basah kuyup karena kehujanan.. Jadi pas banget makan yang hangat-hangat.. Pho Hai San-nya cukup enak dan sekilas soup-nya mirip dengan Tom Yum.. Tapi kalau disuruh memilih, saya lebih prefer Pho Bo-nya.. Dari segi harga, harga makanan di Pho 2000 ini memang di atas rata-rata, tapi dengan rasa makanan yang enak dan tempatnya yang legendaris, saya sama sekali tidak keberatan.. hehehe..


 Pho Bo (75k VND)


 Pho Hai San (89k VND)






Setelah makan sore (lol), kami mampir ke Ha Tam, yang hanya berbeda beberapa bangunan dari Pho 2000.. Ha Tam ini adalah toko perhiasan dan lokasinya persis di seberang pintu masuk sebelah kiri Ben Thanh Market.. Saya mampir ke Ha Tam bukan untuk beli perhiasan, tapi untuk tukar uang ke Vietnamese Dong (VND).. hehehe.. Karena di Bali tidak ada money changer yang menyediakan VND, jadi saya terpaksa tukar langsung di Vietnam.. Ketika transit di KLIA2, saya sempat menukarkan sedikit uang Ringgit Malaysia (RM) ke VND.. Untuk jaga-jaga saja kalau ketika sampai Ho Chi Minh City dan belum menemukan money changer.. Di Vietnam sendiri, travelers bisa menukar uang di money changer, bank, dan toko perhiasan.. Tentu akan mudah menemukan money changer di airport.. Karena saya masuk ke Vietnam via jalur darat, jadi saya harus mencari money changer yang dekat dengan hotel.. Kebetulan saat blog-walking, saya menemukan informasi tentang Ha Tam ini.. Rate yang ditawarkan di Ha Tam ini cukup bagus dan mereka juga menerima Rupiah.. Lokasinya yang strategis di dekat Ben Thanh Market juga menjadikan Ha Tam ini selalu ramai dikunjungi travelers.. Opsi lainnya adalah mengambil VND di ATM yang banyak tersebar di seluruh Ho Chi Minh City.. Setelah menukarkan uang ke VND, saya tiba-tiba langsung merasa “kaya raya”.. Bagaimana tidak, beberapa lembar USD yang saya bawa berubah menjadi puluhan lembar VND dan dengan nominal 500.000 pula.. hahaha.. Hal ini sebenarnya diakibatkan karena nilai tukar VND yang lebih rendah ketimbang IDR.. Saat itu, 1 VND setara dengan 0.62 IDR atau 1000 perak setara dengan 1.620 VND.. Vietnam saat ini sudah tidak menggunakan uang logam.. Untuk uang kertas yang digunakan, pecahan terkecilnya adalah 500 VND dan terbesarnya adalah 500.000 VND..




 Ha Tam


 pecahan uang VND


 kaya raya di Vietnam (lol)


Selama 3 hari di Ho Chi Minh City, kami menginap di Avanti Hotel Saigon yang berada persis di belakang Ben Thanh Market.. Untuk hotel, seperti biasa akan saya review terpisah.. Karena baru pertama kalinya ke Vietnam dan saya tidak menguasai Bahasa Vietnam, jadi sim card local adalah satu hal yang mutlak.. Dengan memiliki sim card local, kita bisa mengakses Google Maps yang akan membantu kita untuk tidak tersesat, untuk mengakses Google Translate ketika orang yang diajak berbicara tidak mengerti Bahasa Inggris, dan yang terakhir, akan sangat berguna ketika harus memesan taxi online.. 

Sama seperti Thailand dan beberapa negara lain di Asia, Vietnam juga terkenal akan taxi scams-nya.. Salah satu tips untuk menghindari taxi scams ini adalah dengan memilih taxi company yang memiliki reputasi baik.. Kalau di Indonesia, kira-kira seperti Blue Bird.. hehehe.. Di Vietnam, taxi company yang direkomendasikan untuk para travelers adalah Mai Linh dan Vinasun.. Tapi ada beberapa kasus yang saya baca di internet, mulai bermunculan taxi palsu yang mirip banget dengan Mai Linh dan Vinasun asli.. Saya pribadi lebih prefer taxi online.. Alasannya adalah tarifnya yang lebih murah, plus tidak perlu khawatir dapat taxi yang palsu atau diajak putar-putar untuk menaikkan argo karena tarifnya sudah fix sesuai yang tertera di aplikasi.. Dan ternyata, tarif Grab di Vietnam itu murah banget.. Untuk seputaran District 1, tarif-nya cuma 25k VND atau kalau dirupiahkan sekitar 15k IDR.. Kami sampai dibuat tidak tega ketika harus membayar.. Padahal seringkali jaraknya cukup jauh dan macet.. Akhirnya saya bayar lebih, ya hitung-hitung tips karena driver-nya sopan dan mobilnya bagus.. hehehe.. Tarif Grab yang murah juga seringkali membuat kami malas jalan kaki.. Mendingan naik Grab kan ya.. Sudah adem ga kepanasan, bayar cuma 15 ribu.. hahaha.. Saat menuju Tan Son Nhat Airport, saya juga memilih untuk naik Grab.. Tarifnya sekitar 101k VND atau 63k IDR dan itu tarif untuk GrabCar 6Seater (yang 4-seater akan lebih murah lagi).. 


 see, 25k VND only


Untuk SIM Card, ada beberapa provider yang bisa dipilih seperti Viettel, Vinaphone, Mobifone, dll.. Saya sendiri memilih memesan via Klook.. Kebetulan di Klook menjual SiM Card 3G/4G dengan layanan Hotel Delivery.. Saat memesan, kita hanya perlu menginformasikan tanggal kedatangan dan lokasi hotel tempat kita menginap.. Jadi begitu kami tiba di Avanti Hotel Saigon, receptionist-nya langsung menyerahkan satu amplop berisikan sim card pesanan saya.. Bagusnya lagi, sim card Vinaphone yang kami terima, statusnya sudah pre-activated.. Jadi tidak perlu melakukan registrasi dan setting, sim card akan langsung aktif..  Signal-nya juga oke walaupun digunakan di luar Ho Chi Minh City dan kuota 2.4GB itu masih sisa banyak kalau hanya digunakan selama 3 hari.. Sim card Vinaphone ini saya beli seharga 62k IDR dan mereka juga menawarkan sim card kuota 5GB dengan harga 83k IDR..


 pesanan sim card dari Klook


 Vinaphone Sim Card


Setelah check-in dan beristirahat sebentar, kami berjalan sudah siap untuk melanjutkan petualangan kami di Ho Chi Minh City.. Sayangnya saat itu di sekitar Ben Thanh Market sedang ada proyek (entah proyek apa).. Lumayan mengganggu sih, secara kami harus berjalan memutar menyusuri area proyek.. Karena hari sudah gelap, kami sengaja mencari tempat tujuan di seputaran hotel saja.. Pertama-tama kami menuju Saigon Square I.. Yang dijual kebanyakan barang-barang KW, kalau di Indonesia mirip Mangga Dua, tapi versi kecilnya.. hehehe.. Sayang barang-barang di sini kurang menarik kalau untuk saya.. Apalagi harganya juga masih lebih mahal dibandingkan di Indonesia.. Kecewa, kami pun langsung menyebrang menuju Saigon Square atau yang lebih dikenal dengan nama Takashimaya.. Di sini ada beberapa tempat yang menjadi incaran kami.. 

 HCMC at night


gara2 sempat baca ada yang kena scam saat beli dessert ini,
jadi ga kepengen beli sama sekali (lol),


 Saigon Square I






 Saigon Center aka Takashimaya







Yang pertama kami tuju adalah adalah Wrap & Roll di lantai L5.. Wrap & Roll ini adalah salah satu resto terkenal di Vietnam yang cabangnya ada dimana-mana termasuk di Saigon Center ini.. Sesuai namanya, Wrap & Roll ini menawarkan berbagai menu Rolls dan menu-menu khas Vietnam lainnya .. Supaya bisa icip-icip berbagai macam rolls, saya memesan salah satu platter, yaitu Mam Cuon Hoi Ngo.. Selain itu, kami juga memesan Bo Cuon La Lot, dan Pho Chien Phong Xao Bo..


 Wrap & Roll @ Saigon Center








Platter Mam Cuon Nhan Thit yang kami pesan dihidangkan dalam satu piring besar beserta dengan satu piring sayuran+dedaunan, dan aneka sauce.. Awalnya mbak waitress-nya menjelaskan satu per satu.. Rolls ini dimakan pakai sauce ini, rolls satunya dengan sauce apa, dst.. Tapi lama-lama kami bingung sendiri dan lupa sama penjelasan si mbak.. Akhirnya pilih sauce-nya cap-cip-cup saja.. Kalau enak yang syukur, kalau ga enak, ganti celupin ke sauce sebelahnya.. hahaha..  Btw, makan Rolls ala orang Vietnam juga ada cara-caranya lho.. Sekilas mirip sama orang Korea (pasti pernah nonton di K-Drama kan?).. Secara garis besar, ambil rice paper, tambahkan dengan daging, herbs, dan sauce yang diinginkan, dan terakhir dibungkus dan digulung,. Mungkin karena itu nama resto-nya Wrap & Roll ya.. hehehe.. Karena sudah sering nonton video mengenai Vietnamse cuisine di Youtube, saya dan adik saya sudah mengetahui cara makannya.. Tapi tidak dengan papa-mama saya.. Karena mungkin dilihat aneh, akhirnya waitress-nya datang lagi ke meja kami menanyakan apakah kami sudah mengetahui cara makananya.. wkwkwk.. Kalau Pho Chien Phong Xao Bo adalah Pho versi kering.. Jadi adonan rice noodles-nya digoreng dan ditumis dengan sayuran dan daging sapi.. Enak.. Sedangkan Bo Cuon La Lot adalah daging sapi yang dibungkus dengan daun la lot (wild betel leaf) kemudian di-grilled.. Saat ini, Wrap & Roll memiliki banyak outlet yang tersebar di seluruh Ho Chi Minh City dan Hanoi.. Bahkan mereka juga memiliki outlet di Singapore dan China.. 


 Nuoc Chanh Sa Tuoi (30k VND)
Nuoc Ep Oi Tac Mat Ong (35k VND)


 Mam Cuon Hoi Ngo (288k VND)






 Pho Chien Phong Xao Bo (88k VND)


 Bo Cuon La Lot (112k VND)


Dari Wrap & Roll, kami menuju ke lantai B2 dan mampir ke Bee Cheng Hiang untuk membeli sedikit snack karena besok pagi akan berangkat ke Vung Tau.. Setelah itu, kami menuju ke outlet-nya Azabu Sabo.. Azabu Sabo ini adalah dessert shop terkenal dari Jepang, yang paling terkenal adalah Hokkaido Soft Ice Cream dan greent tea dessert-nya.. Saya tahu mengenai Azabu Sabo secara tidak sengaja di Instagram dan langsung ngiler melihat ice cream green tea-nya.. hehehe.. Setahu saya Azabu Sabo saat ini hanya ada di Jepang (of course lah), Singapore, dan Vietnam (correct me if I’m wrong).. Untuk satu cone ice cream dengan 2 pilihan rasa, harganya 95k VND.. Tapi harga segitu menurut saya worth-it banget secara ice cream-nya memang benar-benar enak.. Bahkan saya bisa bilang, Azabu Sabo ini adalah ice cream paling enak yang pernah saya coba.. Dark Green Tea-nya enak banget, apalagi saya memang green-tea lovers.. #recommended


 Bee Cheng Hiang @ Saigon Center


 Azabu Sabo @ Saigon Center




 Dark Green Tea & Milk (95k VND)


To be continued.. 



Giant Ibis Phnom Penh
Street 90 (behind National Library)
Phnom Penh, Cambodia
Phone  :  +855 96 999 3333
http://giantibis.com/


Giant Ibis HCMC
237 Pham Ngu Lao St
District 1, HCMC, Vietnam
Phone :  +84 12 089 02333
http://giantibis.com/


Ben Thanh Market 
Chợ, Lê Lợi
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours  :  07.00 - 19.00
Night Market  :  19.00 - 00.00  


Pho 2000
1-3 Phan Chu Trinh, Phường Bến Thành  
District 1, HCMC, Vietnam
Phone  :  +84 28 3822 2788 
Opening Hours  :  07.00 - 22.00

 
Ha Tam Jewelry
2 Nguyễn An Ninh, Phường Bến Thành
District 1, HCMC, Vietnam
Phone  :  +84 28 3823 7243
Opening Hours  :  08.00 - 20.30


Klook
https://www.klook.com/




Saigon Square I
81 Nam Kỳ Khởi Nghĩa, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours  :  09.00 - 21.00
 

Saigon Center (Takashimaya)
65 Lê Lợi, Bến Nghé
District 1, HCMC, Vietnam
Opening Hours  :  09.30 - 21.30
http://www.saigoncentre.com.vn/

4 comments:

  1. Dessert apaan sih itu yang ada scamnya segala?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Xoi Mbak.. semacam dessert dr ketan yang dicampur dgn kelapa & santan.. Dijual di pinggir jalan.. Cuma ada beberapa penjual yang "nakal" suka getok harga seenaknya mereka.. hehehe..

      Delete
  2. Oh gitu...

    Btw, enak ya beli sim card udah di preactivated. Disini kita harus register dengan no. Nik dan KK sehingga para volunteer di yayasan tempat saya kerja kesulitan kalo mau aktivasi sim card Indonesia yang mereka beli. Terpaksa minjem No. Nik dan KK dari pengelola yayasan deh. Enaknya sih bisa di aktivasi sementara untuk turis asing pakai nomor paspor gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak. Kalau di luar, cukup registrasi dengan nomer passport, baik yg pre-activated maupun yg hrs aktivasi dulu.. mungkin provider di Indonesia hrs mengeluarkan sim card khusus utk travelers ya.. hehe..

      Delete