Kamis - 31 Mei 2018 adalah hari ketiga kami di HCMC.. Vung Tau : checked, shopping : checked, saatnya
meng-explore District 1 di Ho Chi Minh City (Saigon).. Sebenarnya banyak
atraksi wisata dan paket tour yang bisa diambil ketika berkunjung ke HCMC..
Beberapa yang menjadi favorit para wisatawan adalah Mekong Delta Tour dan Cu
Chi Tunnels Tour.. To be honest, saya dan keluarga kurang tertarik untuk
mengikuti kedua tour tersebut setelah membaca review dan menonton video-nya di
Youtube.. Maka dari itu, kedua tour tersebut kami skip dan kami memilih
mengunjungi beberapa tourist attractions yang berada di District 1, tak jauh
dari hotel tempat kami menginap.. Dari sekian banyak tourist attractions yang
ada di District 1, ada empat tempat yang menurut kami menarik untuk
dikunjungi.. Kebetulan juga, empat tempat tersebut lokasinya berdekatan, jadi
bisa jalan kaki dan hemat ongkos transportasi.. hahaha..
Dari Avanti Hotel Saigon, kami berjalan kaki menuju Ho Chi Minh City
Hall yang sudah kami kunjungi kemarin malam (read here)..
Maksud hati ingin melihat Ho Chi Minh City Hall versi pagi harinya.. Ternyata
jauh lebih bagus saat malam hari.. hehehe..
Nguyen Hue Street
Vincom Center
keren ya, ini dipasang di sepanjang trotoar di depan Vincom Center
Dari Ho Chi Minh City Hall, jalan sedikit lagi sudah sampai di depan
Vincom Center, tempat kami dinner semalam.. Lanjut beberapa meter lagi,
sampailah kami di destinasi pertama kami pagi itu, the one and only, Notre-Dame
Cathedral Basilica of Saigon.. Yayy, another mission accomplished.. Selain
Christ of Vung Tau dan Ho Chi Minh City Hall, Notre-Dame Cathedral Basilica of
Saigon ini juga merupakan alasan kenapa saya ingin sekali ke HCMC.. hehehe..
Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon ini memiliki nama resmi Cathedral Basilica of Our Lady of The
Immaculate Conception dan Vương cung thánh đường Chính tòa Đức Bà Sài Gòn or Nhà thờ Đức Bà Sài Gòn dalam bahasa Vietnamese (panjang ya, lol)..
Notre-Dame Cathedral ini merupakan sebuah Cathedral atau Gereja yang dibangun
pada era kolonial Prancis.. Notre-Dame Cathedral ini dibangun pada tahun
1863-1880 dengan dua bell-towers yang tingginya mencapai 58 meter..
Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon
Sayang saat kami berkunjung, Notre-Dame Cathedral ini sedang
di-renovasi.. Proses renovasi ini rencananya akan berlangsung hingga tahun 2020..
Jadinya kami hanya bisa mengagumi kemegahan Notre-Dame Cathedral ini dari luar,
karena pengunjung sama sekali tidak diperbolehkan masuk ke dalam Cathedral..
After all, saya tetap bahagia kok bisa melihat langsung Notre-Dame Cathedral
dengan kedua mata saya ini.. wkwkwk..
pict taken from Vietnam-Guide.com
More information about Notre-Dame Cathedral : Wikipedia atau Vietnam-Guide.com
Tepat di samping Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon, terdapat
satu tempat wisata yang juga populer di kalangan wisatawan yaitu Saigon Central
Post Office.. Saigon
Central Post Office dari namanya memang merupakan kantor pos.. Yang
membedakan Saigon Central Post Office ini dengan kantor pos biasa adalah dari
nilai sejarahnya.. Saigon Central Post Office ini mulai dibangun pada tahun
1886 saat Vietnam masih menjadi bagian dari French Indochina.. Hebatnya lagi,
walaupun usianya sudah 132 tahun, Saigon Central Post Office ini masih
beroperasi sampai detik ini..
Saigon Central Post Office
Hal lainnya yang membuat Saigon Central Post Office ini terkenal di
kalangan wisatawan adalah karena nama Gustave Eiffel, arsitek / insiyur ternama
Prancis yang merancang the famous Eiffel Tower.. Ada beberapa versi cerita di
balik siapa yang sebenarnya merancang Saigon Central Post Office.. Selain nama
Gustave Eiffel, ada juga nama Alfred Foulhoux dan Auguste Henri Vildieu yang
juga diduga ikut ambil bagian di dalam merancang pembangunan Saigon Central
Post Office..
Selain bisa mengagumi keindahan arsitektur yang masih dijaga
originalitas sampai saat ini, para pengunjung juga bisa mengirim surat dan
kartu pos yang bisa dijadikan kenang-kenangan yang berharga.. Di bagian samping
bangunan juga terdapat toko souvenirs dimana pengunjung bisa membeli kartu pos
dan souvenir lainnya..
pict taken from Vietnam-Guide.com
More information about Saigon Central Post Office : Wikipedia atau Vietnam-Guide.com
Dari Saigon Central Post Office, kami berjalan kaki menuju destinasi
kami yang ketiga pagi itu, yaitu Independence Palace, also known as
Reunification Palace.. For those who know me well, pasti tahu kalau saya bukan
penggemar museum dan sejenisnya.. hehehe.. Mau tahu kegemaran saya apa??
Kuliner-an, blusukan ke pasar, dan belanja ke supermarket.. hahaha.. Awalnya
ragu juga, mau mampir ke Independence Palace atau tidak.. Tapi setelah dipikir-pikir, sudah
sampai HCMC masa tidak mengunjungi tempat bersejarah ini.. Apalagi harga tiket
masuknya juga sangat terjangkau.. hehehe..
Independence Palace atau Reunification Palace atau
dalam Bahasa Vietnam-nya, Dinh Độc Lập atau Dinh Thống Nhất, merupakan salah satu landmark
paling terkenal di HCMC.. Independence Palace ini di-design oleh Ngô Viết Thụ dan dibangun pada tahun
1962-1966.. Istana ini merupakan tempat kediaman dan dinas Presiden Vietnam
Selatan selama Vietnam War.. Independence Palace ini juga merupakan tempat atau
lokasi berakhirnya Vietnam War yang ditandai dengan peristiwa “Fall of Saigon”
pada tanggal 30 April 1975, dimana sebuah tank tentara Vietnam Utara berhasil
menerobos gerbang utama istana..
Independence Palace atau Reunification Palace
Kalau di dua tempat sebelumnya kami tidak perlu membeli tiket masuk
(alias gratis), di Independence Palace pengunjung harus membeli tiket terlebih
dahulu untuk dapat memasuki area istana.. Ada beberapa jenis tiket yang
ditawarkan, dari yang paling murah sampai yang paling mahal karena include tambahan
tour guide, audio, exhibition, dll.. Saya memilih yang murah meriah saja (40k
VND), toh zaman now semua informasi bisa diperoleh melalui Om Google dan Tante
Wiki kan ya.. hahaha..
tiket masuk Independence Palace (@ 40k VND)
Di Independence Palace, para pengunjung bisa melihat bagian-bagian
istana yang sampai saat ini memang dipertahankan originalitas-nya.. Istana ini
ibarat time-capsule dimana kita seolah-olah dibawa kembali ke tahun 1975..
Semua furniture, bunker, ruang rahasia, terowongan, bahkan tank asli dari zaman
perang dulu masih ada dan dipertahankan di istana ini..
The Banquet Chamber
The Cabinet Room
The Conference Hall
More information about Independence Palace : Wikipedia atau Vietnam-Guide.com
Dari Independence Palace, kami melanjutkan perjalanan menuju destinasi
terakhir yaitu War Remnants Museum.. Sama seperti Independence Palace, awalnya
saya ragu juga untuk berkunjung ke museum ini.. Sudah museum, isinya
peninggalan sisa perang pula.. hahaha.. Saya sebenarnya suka hal-hal yang
berbau sejarah, tapi saya lebih suka membaca dibandingkan mengunjungi museum.. Tapi berhubung papa saya penggemar film yang berbau perang atau militer, saya pikir papa saya pasti bakalan
suka ke War Remnants Museum.. hehehe..
War Remnants Museum atau dalam Bahasa Vietnam Bảo Tàng Chứng Tích Chiến Tran adalah sebuah museum yang menampilkan sisa atau peninggalan dari
Vietnam War.. Tak heran museum ini dipenuhi oleh berbagai senjata, tank, dan
pesawat perang yang digunakan saat perang..War Remnants Museum ini
dibuka pertama kali pada tahun 1975 dan bertujuan untuk mengenang jiwa
kepahlawanan penduduk Vietnam di masa perang.. Kini museum ini berada di bawah naungan Department of Culture, Sports, and Tourism HCMC.. Hebatnya lagi, TripAdvisor menempatkan War Remnants Museum ini sebagai "Top Things To Do in HCMC" di peringkat kedua (setelah Cu Chi Tunnels)..
War Remnants Museum
Sama seperti Independence
Palace, pengunjung harus membayar tiket masuk seharga 40k VND per orangnya..
Tepat setelah melewati loket pembelian tiket, pengunjung langsung dapat melihat
tank, helicopter, dan pesawat perang milik tentara Amerika Serikat yang
digunakan pada saat Vietnam War..
Di dalam gedung museum (lantai dasar dan
lantai atas), terdapat koleksi poster dan foto yang diambil saat perang berlangsung,
termasuk foto yang menampilkan tentara dan korban perang dalam kondisi yang
mengenaskan.. Tidak cukup sampai di situ, di bagian samping gedung, terdapat diaroma (replica) penjara Prancis dan Vietnam Selatan, lengkap dengan aneka alat yang digunakan
untuk menyiksa para tawanan.. Beberapa di antaranya adalah "tiger-cage"("kandang" sempit penuh kawat duri) dan alat pemenggal kepala.. hhiiii..
More information about War Remnants Museum : Wikipedia atau Vietnam-Guide.com
Tepat sekitar pukul 11.45 kami menyudahi kunjungan kami di War
Remnants Museum.. Kurang lebih kami hanya membutuhkan sekitar 3 jam untuk
berkeliling mengunjungi empat tempat wisata yang sarat akan history di District
1 HCMC ini.. Untuk lunch siang itu, kami memilih untuk lunch di salah satu
restaurant paling keren di seantero HCMC.. Ada yang tahu dimana?? hehehe..
rute kami
To be continued..
Notre-Dame Cathedral Basilica of Saigon
01 Công xã Paris, Bến Nghé
Quận 1 Hồ Chí Minh, Vietnam
Opening Hours : 08.00 – 17.00
Opening Hours : 08.00 – 17.00
(since it’s currently under renovation, you can
visit outside area 24 hours)
Ticket Price
: free
Saigon Central Post Office
Số 125 Công xã Paris, Bến Nghé
Quận 1, Hồ Chí Minh 710009, Vietnam
Opening Hours
: 07.00 – 19.00 (08.00 – 18.00 on
Sun)
Ticket Price
: free
Independence Palace
35 Nam Kỳ Khởi Nghĩa, Phường Bến Thành
Quận 1, Hồ Chí Minh 700000, Vietnam
Opening Hours
: 07.30 – 11.00 & 13.00 –
16.00
Ticket Price
: 40.000 VND (May 2018)
War Remnants Museum
28 Võ Văn Tần, Phường 6
Quận 3, Hồ Chí Minh 700000, Vietnam
Opening Hours
: 07.30 – 12.00 & 13.30 –
17.00
Ticket Price
: 40.000 VND (May 2018)
Website : http://warremnantsmuseum.com/
Dibedain nggak tiket masuk untuk wisatwan asing dengan lokal di Vietnam? Soalnya di Bali kan sering dibedain gitu tiket masuk di tempat wisata berbeda antara asing dan lokal.
ReplyDeleteNggak ngeri mbak lihat poster orang yang tewas bergelimpangan di museum perang?
Dibedain mbak.. untuk orang local harga tiketnya lebih murah (hampir setengah dr harga tiket untuk orang asing).. ngeri Mbak.. hehehe.. tapi yang paling ngeri justru melihat alat yang dipakai untuk memenggal kepala orang.. hehehe..
Delete