Sunday, February 10, 2019

2019 China 中国 Trip ~ From Bali to Shenzhen 深圳


Welcome back to another #NatTravelDiaries.. Yup, trip kali ini tujuannya China lagi, walaupun saya baru saja berangkat ke China bulan October yang lalu.. Sampai detik ini, masih sulit dipercaya kalau saya bisa kembali lagi ke China dalam waktu yang singkat dan kali ini tidak berdua saja dengan adik saya, tapi bisa berangkat dengan squad lengkap, bareng papa-mama saya..

Trip kali ini sebenarnya sudah di-planning jauh-jauh hari.. Jadi ceritanya, awal bulan Januari ini papa-mama saya merayakan wedding anniversary mereka yang ke-30 atau sering juga disebut sebagai Pearl Anniversary.. Tiket pesawat sudah dibeli jauh-jauh hari juga dan pilihan kami jatuh ke Phuket dan Krabi di Thailand.. Alasannya supaya papa-mama saya bisa honeymoon, secara menurut cerita mereka, mereka tidak sempat merasakan yang namanya honeymoon sehabis menikah.. hahaha.. Tetapi ternyata Tuhan berkehendak lain.. Sampai bulan November, harga hotel di Phuket dan Krabi tidak turun-turun malah semakin naik.. Bayangkan saja, hotel bintang 3 di kawasan Patong Beach, yang rate normal-nya (bukan high season) sekitar 600 ribuan, untuk awal Januari rate-nya menjadi 1,5 juta per malam.. Hotel incaran saya di Krabi lebih parah, semalam jadinya kena 2.5 juta per kamarnya.. Saya sebenarnya tidak masalah bayar hotel bagus dengan harga yang mahal, tapi ini mahalnya karena masih hitungan high season dan new year.. Bahkan hotel-hotel yang biasa saja, harganya juga sudah berjuta-juta rupiah..

Berhubung tidak rela mengeluarkan duit yang saya dapatkan dengan susah payah setiap bulannya, hanya untuk hotel yang mahal karena kena high-season, jadinya saya menawarkan opsi lain ke papa-mama saya.. Sempat terlintas untuk balik ke Vietnam, tapi setelah dilihat-lihat, harga tiket pesawat ke Vietnam jatuhnya sama dengan harga tiket pesawat ke China.. Wah kebetulan banget, secara papa-mama saya belum pernah ke China.. Niat awal sih inginnya ke Xiamen supaya papa saya bisa pulang kampung, sayang Air Asia belum membuka rute ke Fujian Province di China.. Mau ke Beijing dan Shanghai, papa saya langsung menolak karena Januari itu winter alias musim dingin di China.. Di Beijing bakalan minus suhunya dan papa saya itu memang orang yang paling tidak kuat dengan yang namanya dingin (wong AC kamarnya saja selalu di-set 26 derajat, lol).. Setelah berdiskusi dan galau beberapa hari, akhirnya pilihan jatuh ke Shenzhen dan Guangzhou.. Sayangnya karena saya sudah terlanjur membeli tiket Denpasar - Kuala Lumpur sebelumnya, jadi saya hanya punya waktu 4 hari di China.. Mau re-schedule, duh tambahan biayanya sama saja dengan beli tiket baru..

Untuk tiket Denpasar-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur - Shenzhen, Guangzhou - Kuala Lumpur, dan Kuala Lumpur - Denpasar, total harga yang harus kami bayar per orangnya sekitar 2.5 juta dan sudah include biaya bagasi.. Murah banget kan.. Makanya saya suka heran dengan orang yang memandang sebelah mata atau mencibir ketika saya bilang bahwa si merah ini adalah maskapai favorit saya dan keluarga.. Walaupun low-cost, buktinya empat flight saya selalu on-time.. Cabin-nya pun bersih dan flight attendant + ground staff-nya juga ramah dan helpful.. Soal kenyamanan, ya ada harga ada kualitas lah..  Buat saya, Air Asia ini sudah tergolong nyaman kok, at least for short-haul flights.. Tapi untuk safety & overall flying experience, two thumbs up lah buat Air Asia..

Karena baru memutuskan akan berangkat ke China di bulan November, jadi trip kali ini persiapannya kurang maksimal.. Terutama dalam hal itinerary.. Bayangkan saja, selama beberapa bulan terakhir saya sibuk menyusun itinerary Phuket & Krabi.. Sudah hampir jadi, eh sekarang malah berubah menjadi Shenzhen dan Guangzhou.. hahaha.. Belum lagi persiapan apply Visa China, yang prosesnya sudah saya ceritakan di post sebelumnya (read here)..

Saya dan keluarga memulai 2019 China Trip ini di tanggal 3 Januari 2019.. As usual, saya mengambil last flight menuju Kuala Lumpur.. Walaupun sudah larut malam, Ngurah Rai International Airport malam itu sungguh ramai luar biasa.. Saya sudah keder duluan melihat antrian security check dan imigrasi.. Eh sampai imigrasi, ternyata antrian untuk Passport Indonesia kosong melompong.. hahaha..Ya begini deh kalau yang namanya keluarga anti-main-stream.. Orang lain pada pulang ke negaranya setelah liburan new year, eh ini empat orang malah baru mau mulai liburan.. wkwkwk..


 Ngurah Rai International Airport






 tempat langganan beli air minum, karena harganya paling murah
dibandingkan store serupa di dalam departure terminal (lol)


 cemilan wajib sebelum boarding (lol)


 si merah kesayangan



Flight AK 375 kami landed tepat waktu di KLIA2 International Airport di Sepang, Malaysia.. Ada sedikit mix-up ketika kami ingin memasuki area transit.. Berhubung di boarding pass yang sudah saya cetak ada kolom "travel document verification", jadi saya melapor terlebih dahulu ke counter.. Eh sama petugas counter yang masih culun banget tampangnya itu, kami malah disuruh keluar imigrasi terlebih dahulu, dan kemudian baru masuk kembali ke departure terminal.. Lha saya protes dong secara sebelum-sebelumnya kami bisa langsung masuk ke Transit Hall.. Berhubung si culun tetep keukeuh, ya sudah kami mengalah.. Berjalanlah kami ke imigrasi yang malam itu antriannya panjang banget.. Karena masih kurang percaya dengan perkataan si culun, bertanyalah papa saya ke petugas imigrasi, ternyata oleh petugasnya kami disuruh langsung masuk ke Transit Hall saja.. Kata petugasnya, ngapain wasting time keluar masuk imigrasi.. wkwkwk.. Baliklah kami ke Transit Hall, dan kebetulan karena kami melewati gate Transit Hall yang berbeda, kami iseng menuju counter dan dilayani oleh petugas Air Asia yang berbeda.. Petugas yang ini sampai heran mendengar cerita kami dan menanyakan ke kami siapa nama si culun itu.. Sayang saya tidak melihat name tag-nya.. Duh coba kalau ketemu lagi, bisa saya maki-maki karena membuat kami olahraga di tengah malam mengelilingi KLIA2 yang super luas itu.. hahaha..


 KLIA2









Setelah transit selama kurang lebih 4 jam, pukul 05.30 kami sudah siap untuk boarding dan terbang menuju Shenzhen.. Penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Shenzhen memakan waktu sekitar 4 jam.. Kali ini saya memesan pre-book meals supaya bisa sarapan sebelum landing di Shenzhen.. Berbeda dengan menu-menu sebelumnya, menu hot meal Air Asia edisi kali ini enak-enak semua lho.. Pilihan kami adalah Roasted Chicken with Pesto Cream Sauce, Chicken Teriyaki with Rice, Spiral Pasta with Chicken Sausage, dan menu wajib Pak Nasser's Nasi Lemak.. Yang paling juara adalah si Roasted Chicken.. Makanan-makanan ini dibandrol seharga 10 RM, kecuali untuk Roasted Chicken yang harganya 14 RM.. Worth it banget karena untuk kelas makanan pesawat, rasanya enak dan harganya juga murah.. Jangan lupa juga untuk pre-book terlebih dahulu.. Karena selain harganya lebih murah & free drinks, kita juga bakalan dilayani terlebih dahulu..


 AK 126 bound for Shenzhen




 beautiful sunrise




 Potato Salad, ChocoBanana Muffin, 
Milk Choco Almond (must-try)


(T) Roasted Chicken with Pesto Cream Sauce
(B) Spiral Pasta with Chicken Sausage


(T) Chicken Teriyaki with Rice
(B) Pak Nasser's Nasi Lemak


Sekitar pukul 10.00, pesawat Air Asia dengan registration-code 9M-RA yang kami naiki mendarat dengan mulus di Shenzhen Bao'An International Airport (SZX).. Nǐ hǎo Shēnzhèn.. Akhirnya saya dan keluarga bisa juga menginjakkan kaki di kota yang biasanya hanya bisa dilihat di TV atau medsos.. hehehe.. Sekilas tentang Shenzhen.. Shenzhen adalah sebuah kota di bagian tenggara China, tepatnya di Guangdong Province.. Shenzhen kini menjelma menjadi salah satu kota terbesar, termaju, dan terpadat penduduknya di China.. Tak hanya itu, Shenzhen juga sukses menjadi salah satu kota favorit bagi para wisatawan mengingat letaknya yang berbatasan langsung dengan Hong Kong..

Shenzhen Bao'An International Airport ini surprisingly bagus dan modern banget.. Imigrasi dan custom kami lewati dengan mudah dan tanpa mengantri lama.. Begitu juga dengan pengalaman ke toilet pertama kali, which is di airport yang ternyata super bersih.. Jadi sebelum berangkat, saya dan adik saya suka menggoda mama saya yang paling parno urusan toilet.. Tahu sendiri kan rumor dan cerita yang berkembang di luar sana mengenai per-toilet-an di China.. hahaha.. Setelah dua kali di China, ternyata tidak seburuk yang dibayangkan dan diceritakan kok.. Sama saja seperti di Indonesia, ada yang bersih dan ada yang kotor juga kan..


 approaching Shenzhen


 touch-down SZX




 Shenzhen Bao'An International Airport





Shenzhen Bao'An International Airport ini juga sudah terintegrasi dengan public transportation, seperti Bus dan Metro (Subway).. Berhubung China adalah negara yang super-maju dan modern, jadi untuk urusan transportasi kita sebagai tourists tidak perlu khawatir.. Buat tourist backpacker ala kami, tentu yang paling convenient adalah menggunakan Metro.. Baik Metro di Shenzhen maupun di Guangzhou, dua-duanya sudah terintegrasi dengan baik.. Kalau sudah sering naik MRT di Singapore atau Monorail di Kuala Lumpur, menaklukkan Metro di China sih gampil banget.. hahaha.. Kuncinya satu, download dan save map rute Metro di smartphone kita.. Di metro station sih ada map-nya, tapi bakalan lebih mudah kalau kita sudah tahu terlebih dahulu rute mana yang akan diambil.. Pakai Google Maps juga bisa kok, bahkan kita bisa tahu juga exit atau pintu keluar station mana yang harus diambil.. Oh ya, untuk bisa mengakses Google Maps tentu memerlukan koneksi internet.. Saya sendiri memilih menggunakan roaming dari provider yang saya gunakan, yaitu Telkomsel.. Untuk masa berlaku 7 hari dan kuota 2.5 GB, harga paketnya 240k.. Tapi kemarin karena ada promo di Traveloka, jadi saya hanya membayar 192k.. Enaknya beli paket roaming di Traveloka adalah kita bisa beli jauh-jauh hari dan menentukan tanggal aktivasi paket.. Banyak yang bilang paket roaming mahal.. Harga segitu memang mahal sih, tapi menurut saya dengan menggunakan roaming begini, jauh lebih mudah karena kita bisa mengakses medsos dan aplikasi yang diblokir oleh pemerintah China.. Jadi tidak perlu menggunakan VPN segala.. Untuk membeli sim card local, tidak saya sarankan karena prosesnya agak ribet dan biayanya juga tidak murah.. Selain untuk mengakses Google Maps, satu aplikasi lagi yang menurut saya maha-penting adalah Google Translate.. Sebagai orang yang tidak bisa berbahasa Mandarin atau Chinese, Google Translate ini penyelemat banget.. hahaha..





 
Sesampainya di Airport Metro Station, kami terlebih dahulu membeli kartu 1-Day-Pass yang dibandrol seharga 25 RMB.. Mata uang yang digunakan di China adalah Chinese Yuan (CNY) yang juga sering disebut Renminbi (RMB).. Saat saya berangkat, nilai tukar IDR ke RMB sekitar 2.150.. Dengan kartu 1-Day-Pass ini, kita bisa menaiki Metro sepuas-puasanya selama 24 jam sejak kartu ini pertama kali digunakan.. Saya sengaja memilih membeli kartu ini supaya tidak perlu antri di mesin tiket setiap kali akan naik Metro..

 tiket jenis 1-Day-Pass ini bisa dibeli di Customer Service Center




 Shenzhen Metro Map


 1-Day-Pass Card (@ 25 RMB)

  
Dikarenakan kami memilih untuk lebih banyak menghabiskan waktu di Guangzhou, kami hanya memiliki waktu sekitar 24 jam di Shenzhen.. Membicarakan area terbaik untuk menginap di Shenzhen, salah satu yang saya rekomendasikan adalah Luohu.. Luohu ini adalah sebuah district dan termasuk oldest part dari kota Shenzhen.. Luohu ini juga menjadi perbatasan antara Hongkong dan Mainland China (Shenzhen).. Ibaratnya seperti Johor Bahru di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Singapore.. Selain itu di Luohu juga terdapat beberapa shopping center yang terkenal seperti Luohu Commercial City dan Dongmen Pedestrian Street.. Tak ketinggalan, di Luohu ini juga terdapat Shenzhen Railway Station dimana kita bisa naik kereta cepat menuju kota-kota lain di Mainland China..

Karena keesokan harinya kami harus naik kereta menuju Guangzhou, maka saya memilih untuk menginap di sekitar Luohu, yaitu di daerah Dongmen.. Dongmen atau Dongmen Pedestrian Street ini adalah salah satu area shopping paling terkenal di Shenzhen.. Nah kebetulan setelah mengubek-ngubek TripAdvisor, ketemulah saya dengan Zhong Tai Lai (ZTL) Hotel.. Seperti biasa, ZTL Hotel ini akan saya review secara terpisah.
Karena kebetulan kami masuk ke Airport Metro Station di Line 11 (bukan Airport East Metro Station di Line 1), jadi untuk menuju hotel, kami naik Metro Line 11 menuju Chegongmiao Metro Station, dan pindah ke Line 1 menuju Laojie Metro Station.. Laojie Metro Station ini berada di jalur yang sama dengan Luohu Metro Station, malah hanya berbeda 2 stations saja.. Perjalanan dari Airport menuju Laojie memakan waktu sekitar 30 menit..


 Shenzhen Metro




 hazy Shenzhen




 Laojie Metro Station - Exit B






 Yongxin Street - area sekitar hotel




Setelah check-in dan berberes sebentar, kami keluar hotel untuk mencari makan siang.. Beruntung di seputaran hotel banyak terdapat tempat makan.. Kami memilih untuk bersantap di salah satu noodle restaurant yang terlihat ramai saat itu.. Nama restaurant-nya Qīng Xīn Chuān Miàn.. Di Qīng Xīn, kami memesan Zhāopái Niúròu Miàn (Signature Beef Noodles), Jiāxiāng Zhūshǒu Miàn (Pig Hand Noodles), Gān Bàn Zá Jiàng Miàn (Dry Mix Noodles), Qīngtāng Chāoshǒu (Wonton Soup), Féicháng Suān Là Fěn (Hot & Sour Noodles), dan Yē Zhī Hóngdòu Yù Yuán (Coconut Red Bean Curd).. 


 Qīng Xīn Chuān Miàn








 Lemon Tea (7 RMB) &
Coconut Red Bean Curd (12 RMB)


 Signature Beef Noodles (29 RMB)


 Pig Hand Noodles (28 RMB)

 
 (T) Hot & Sour Noodles (23 RMB)
(B) Signature Beef Noodles (29 RMB)


 (T) Dry Mix Noodles (19 RMB)
 (B) Wonton Soup (22 RMB)


Turned out, noodles di Qīng Xīn ini sukses menjadi noodles terenak yang pernah kami makan selama 4 hari di China.. Saya bahkan rela kembali ke Shenzhen hanya untuk semangkok mie ini.. wkwkwk.. Berhubung kemampuan Bahasa Mandarin kami sangat terbatas, jadi kami hanya bisa asal tunjuk kalau untuk urusan memesan makanan.. Ya palingan hanya bisa menanyakan ini daging apa, pedas atau tidak, harganya berapa, dll.. Lha wong menunya semua dalam tulisan Chinese.. Syukur-syukur ada gambarnya, jadi masih bisa memilih mana yang terlihat enak.. hahaha.. Tapi staff di Qīng Xīn ini untungnya ramah dan sangat pengertian dengan kami yang hanya bisa tunjuk-tunjuk gambar di menu.. Saking terpesonanya dengan kelezatan noodles di Qīng Xīn, malam harinya kami makan lagi di sini.. hehehe.. Selain itu, malam harinya kami juga sempat mencoba satu restaurant di sebelah Qīng Xīn yang menawarkan menu serba goose atau angsa.. Karena miskomunikasi, tersajilah di meja kami satu piring besar berisikan setengah ekor angsa.. Sedangkan yang makan hanya papa dan adik saya.. Saya sih hanya bisa makan 1 potong kecil.. Yang penting sudah tahu rasanya saja, karena saya memang tidak makan unggas selain ayam.. wkwkwk.. Setengah ekor angsa, plus 1 mangkok nasi, 2 minum, dan 1 dimsum yang isinya bengkuang, harus kami tebus seharga 180 RMB.. Sisa angsa yang masih 3/4 piring akhirnya dihibahkan ke receptionist hotel.. hahaha..








 Roasted Goose







 


To be continued..


Ngurah Rai International Airport
Jl. Raya Gusti Ngurah Rai - Bali
Website  :  Ngurah Rai Airport 


Air Asia
Website  :  Air Asia


Kuala Lumpur International Airport 2 
KLIA2 / LCCT KL
64000 Sepang, Selangor, Malaysia
Website  :  KLIA2


Shenzhen Bao'an International Airport
Fuyong Town, Baoan District,
Shenzhen, Guangdong, 518128, China
Website  :  Shenzhen Airport


Shenzhen Metro
Website  : SZMC


Qīng Xīn Chuān Miàn 清心川面
50-13 Yongxin Street, Jiefang Road, Luohu
518001, Shenzhen, Guangdong, China
(opp. ZTL Hotel Shenzhen)

No comments:

Post a Comment