Seperti yang sudah saya ceritakan
di posting-an sebelumnya, jadi di akhir tahun kemarin, saya terpaksa harus
berangkat ke Surabaya.. Tahu sendiri kan New Year itu tergolong high-season,
orang pada liburan, dan salah satu tujuannya ya ke Bali.. Imbasnya ya harga
tiket pesawat langsung melambung tinggi.. Sedangkan saya baru dapat info harus
interview ke Surabaya tanggal 23 Desember 2019 sore harinya.. Jadwal
interview-nya tanggal 30 Desember 2019, jadi saya harus buru-buru booking tiket
pesawat dan hotel di OTA (online travel agent)..
Karena sedang high season, jadi
kebanyakan maskapai sudah sold out dan kalaupun ada harganya mahal banget..
Waktu itu yang tersisa hanya si singa dan si burung biru.. Si burung biru sudah
pasti tidak terjangkau buat saya, harganya sudah berjuta-juta untuk one way..
Ya akhirnya terpaksa ambil si singa.. Itupun harganya sudah di kisaran 650k one
way, padahal normalnya masih di angka 300-an.. Itupun saya harus memundurkan
jadwal kepulangan, karena tanggal 30 Desember 2019, untuk rute SUB-DPS untuk
sold out semua maskapai, yang tersisa hanya penerbangan transit di Lombok atau
Jakarta.. Jadi bayangkan saja, saya harus ke Jakarta dulu, baru dari Jakarta ke
Bali.. Terpaksa pulangnya mundur ke tanggal 31 Desember 2019 dan naik si singa
lagi.. Untuk urusan hotel, untungnya saya sudah punya hotel incaran di
Surabaya, dan kebetulan lokasinya dekat banget dengan lokasi interview saya..
Jadi sudah langsung booked langsung.. Untuk review hotelnya, akan saya review
di post terpisah ya..
Saya mengambil first flight dari
Denpasar ke Surabaya.. Berharap kalau first flight, si singa tidak bakalan
delay.. hehehe.. First flight si singa itu depart di jam 07.00 dan kali ini
saya cukup beruntung.. Dua flight saya dengan si singa, dua-duanya on time..
hahaha.. Saya terakhir naik si singa kayaknya 10 tahun yang lalu, zaman rute
DPS-SUB masih dilayani Wings Air dengan pesawat baling-balingnya.. Oh ya kali
ini, selain dengan adik saya, kami juga ditemani kedua orang tua saya.. Rencana
awal, yang berangkat hanya saya dan adik saya.. Tapi sehari sebelumnya,
akhirnya papa mama diajak juga karena biar bisa sekalian refreshing.. Untungnya
masih dapat tiket si singa, padahal booking last minutes banget.. Mama papa
saya sudah pasti happy banget diajak liburan tipis-tipis ke Surabaya.. Apalagi
mama saya kesampaian juga foto boncengan dengan Bapak Jokowi.. Replika atau
diorama Bapak Jokowi dengan sepedanya ini sebenanrya sudah menghiasi Ngurah Rai
Airport sejak tahun 2018.. Kaminya saja yang belum pernah terbang domestik
sejak tahun 2018.. hahaha.. Sembari menunggu waktu boarding, saya menghabiskan
waktu di Starbucks.. Lumayan dapat gratisan dari kartu kredit.. hahaha..
Sekitar pukul 06.50, si singa dengan flight code JT929 yang saya naiki mendarat dengan selamat di Juanda International Airport.. Hello again Surabaya, long time no see.. Setelah 8 tahun, kembali juga saya ke kota penuh kenangan ini.. hehehe.. Di Juanda, si singa beroperasi di Terminal 1, yang menurut saya agak kuno.. Contohnya karpetnya sudah tergolong using, belum lagi kalau harus turun ke lantai bawah, hanya ada tangga manual.. Untuk transportasi ke kota, saya memilih memesan di Traveloka.. Lumayan harganya masih lebih murah dibandingkan menggunakan taxi bandara.. Oh ya, di Juanda Grab dilarang mengambil penumpang ya, hanya boleh mengantar penumpang saja.. Tarif airport transfer dari Traveloka, untuk rute Juanda ke Mayjend Sungkono, adalah sebesar 150k dan sudah include tol dan parkir..
Sekitar pukul 06.50, si singa dengan flight code JT929 yang saya naiki mendarat dengan selamat di Juanda International Airport.. Hello again Surabaya, long time no see.. Setelah 8 tahun, kembali juga saya ke kota penuh kenangan ini.. hehehe.. Di Juanda, si singa beroperasi di Terminal 1, yang menurut saya agak kuno.. Contohnya karpetnya sudah tergolong using, belum lagi kalau harus turun ke lantai bawah, hanya ada tangga manual.. Untuk transportasi ke kota, saya memilih memesan di Traveloka.. Lumayan harganya masih lebih murah dibandingkan menggunakan taxi bandara.. Oh ya, di Juanda Grab dilarang mengambil penumpang ya, hanya boleh mengantar penumpang saja.. Tarif airport transfer dari Traveloka, untuk rute Juanda ke Mayjend Sungkono, adalah sebesar 150k dan sudah include tol dan parkir..
Kami tentu saja sampai di hotel
kepagian banget.. Jadi kami hanya menitipkan tas, dan langsung keluar hotel
untuk cari sarapan.. Setelah jalan kaki cukup jauh dan gagal menemukan tempat
makan, akhirnya kami naik Grab menuju Yung Ho Restaurant (read here).. Dari
Yung Ho kami kembali ke hotel untuk menunggu jam 10.00 terlebih dahulu.. Jadi
tujuan kami pagi itu adalah Pasar Atom, dan Pasar Atom-nya memang baru buka
pukul 10.00.. Di Pasar Atom kami tentu saja kuliner-an (read here, here, here)
dan sedikit shopping.. Puas jalan-jalan di Pasar Atom, kami menyebrang ke ITC
Surabaya..
Di ITC kami tidak belanja apa-apa.. Barangnya kurang menarik.. hahaha.. Jadi kami langsung meluncur ke Panen Raya.. Nah Panen Raya ini adalah toko oleh-oleh favorit saya.. Biasanya saya suka belanja produk-produknya di Shopee.. hahaha.. Saya memilih mendatangi cabang mereka yang berada di Pasar Genteng.. Karena lokasinya lebih dekat dari Pasar Atom.. Di dekat Panen Raya Pasar Genteng ini juga banyak toko oleh-oleh lainnya seperti Toko Bhek, Lapis Kukus Pahlawan, dll.. Yang wajib dibeli di Panen Raya versi NatInBali adalah aneka kripik hasil laut seperti teripang/terung, lorjuk, dll.. Kemudian ada kripik singkong dan pisang merk Lumba-Lumba.. Ada juga Bandeng Asep, yang menjadi favorit papa saya.. Di Panen Raya ini juga ada oleh-oleh khas Surabaya lainnya seperti Sambal Bu Rudy, aneka Spiku (Lapis Surabaya), dll.. Di sini service-nya juga oke.. Barang belanjaan kita bakalan di-packing dengan rapi, jadi ga perlu repot-repot packing segala.. Dari Panen Raya, kami kembali naik Grab menuju hotel.. Sejam kemudian, kami kelaparan, jadi kami jalan ke Hok Siong yang berada di sebelah hotel (read here).. hahaha..
Di ITC kami tidak belanja apa-apa.. Barangnya kurang menarik.. hahaha.. Jadi kami langsung meluncur ke Panen Raya.. Nah Panen Raya ini adalah toko oleh-oleh favorit saya.. Biasanya saya suka belanja produk-produknya di Shopee.. hahaha.. Saya memilih mendatangi cabang mereka yang berada di Pasar Genteng.. Karena lokasinya lebih dekat dari Pasar Atom.. Di dekat Panen Raya Pasar Genteng ini juga banyak toko oleh-oleh lainnya seperti Toko Bhek, Lapis Kukus Pahlawan, dll.. Yang wajib dibeli di Panen Raya versi NatInBali adalah aneka kripik hasil laut seperti teripang/terung, lorjuk, dll.. Kemudian ada kripik singkong dan pisang merk Lumba-Lumba.. Ada juga Bandeng Asep, yang menjadi favorit papa saya.. Di Panen Raya ini juga ada oleh-oleh khas Surabaya lainnya seperti Sambal Bu Rudy, aneka Spiku (Lapis Surabaya), dll.. Di sini service-nya juga oke.. Barang belanjaan kita bakalan di-packing dengan rapi, jadi ga perlu repot-repot packing segala.. Dari Panen Raya, kami kembali naik Grab menuju hotel.. Sejam kemudian, kami kelaparan, jadi kami jalan ke Hok Siong yang berada di sebelah hotel (read here).. hahaha..
Malam harinya kami naik Grab
menuju Ciputra World.. Padahal dari hotel, jaraknya hanya sekitar 1,5 km..
Kalau di luar negeri, biasanya saya memilih jalan kaki.. hahaha.. Ciputra World
ini adalah salah satu mall elite di kota Surabaya.. Akhirnya saya bisa juga
melihat Christmas tree dan ornament Natal lainnya yang menghiasi setiap sudut
mall.. Di Bali kagak ada yang seperti ini soalnya.. hahaha.. Mall-nya sih
lumayan lengkap ya, begitu pula dengan tempat makannya.. Tapi malam itu, kami
memilih untuk makan di Bakwan Kapasari (read here)..
Esok harinya, setelah breakfast di hotel, kami berangkat menuju tempat interview.. Untuk pengalaman saya menjalani interview terkait pengajuan visa China saya, bisa dibaca di sini ya.. Selesai interview, kami makan siang di Nasi Campur Pojok Tambak Bayan (read here) dan nge-dessert di Madame Chang (read here).. Dari Madame Chang kami menuju Pakuwon Mall yang connect langsung dengan Pakuwon Trade Center (PTC).. Nah kalau mall yang satu ini lebih cocok buat saya dibandingkan dengan si Ciputra World yang toko-tokonya lebih high-end.. Di Supermall Pakuwon juga banyak brand-brand yang lagi promo, seperti Mango, H&M, Pull & Bear, Cotton On, dll.. Sempat belanja di store-nya Onitsuka Tiger dan kata papa saya barangnya lebih oke dibandingkan di Malaysia.. Berbanding terbalik dengan brand Rubi dan Cotton On.. Kalau brand ini, justru lebih oke yang di Singapore dan Malaysia.. Harganya juga lebih mahal di Indonesia.. Di PTC, kami juga sempat kuliner-an.. Untuk review-nya bisa dibaca di sini
Capek belanja dan makan-makan,
kami pun kembali ke hotel.. Naik Grab lagi tentunya.. Satu hal yang saya
notice, Grab ini laris manis lho di Surabaya.. Kebanyakan orang ke mall juga
naik Grab.. Masuk akal sih, naik Grab kalau dekat palingan hanya 20-40k.. Bayar
karcis parkir di mall saja bisa lebih mahal.. Belum lagi harus repot-repot cari
space parkir.. Hal lain yang saya notice, driver Grab di Surabaya itu lebih
suka menerima pembayaran menggunakan OVO (kalau Gojek, ya Gopay).. Setelah
tanya-tanya dengan driver Grab-nya, jadi ketika custome bayar pakai OVO,
driver-nya juga bakalan dapat point.. Saya lupa persentase-nya.. Kalau pakai
OVO pun, mereka juga tidak perlu repot-repot menyediakan uang kembalian..
Makanya driver Grab di sana suka heran melihat saya yang membayar menggunakan
uang cash.. hahaha.. Akhirnya setelah itu, saya dan adik saya kalau bayar Grab
pakai OVO juga.. Padahald di Bali, kami seringkali ditolak kalau memilih
payment menggunakan OVO atau GoPay.. Ternyata beda kota, beda juga
karakteristik orangnya ya.. Oh ya, another thing, Grab di Surabaya itu murah
banget lho.. Untuk jarak yang dekat-dekat, biasanya kami kena 26k.. Itupun kata
driver Grab-nya, tarifnya sudah naik menjelang New Year.. Berarti kalau normal
bisa lebih murah.. Dari Mayjend Sungkono ke Tunjungan Plaza kena 35k saja dan
kalau ke Pasar Atom 45k.. Kalau di Bali, dari rumah saya di belakang Lottemart
ke Mall Bali Galeria saja sudah kena 50k..
Malam harinya, giliran kami
menyambangi mall paling hits di kota Surabaya, apalagi kalau bukan Tunjungan
Plaza (TP).. Terakhir saya ke TP, TP nya hanya sampai TP 4, tapi kali ini sudah
ada tambahan TP 5 dan TP 6.. hehehe.. Tapi tetap TP favorit saya ya TP 3.. Jadi
kami memilih turun di TP 3.. Setelah shopping sebentar, kami makan malam di Ka
Soh Restaurant (read here), nyobain Fore (read here), dan lanjut shopping
lagi.. Karena keasyikan shopping, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul
22.00.. Toko-toko sudah mulai ditutup.. Kami 4 orang dari Bali ini langsung
kebingungan mencari jalan keluar.. Maunya cari lobby yang gampang dapat
Grab-nya.. Setelah putar sana putar sini, sampai tanya ke security, akhirnya
kami diarahkan menuju Sogo.. Nah Sogo-nya itu pintu teralis-nya sudah ditutup
oleh security-nya.. Akhirnya saya mohon-mohon dan pasang wajah memelas ke
security-nya.. Pertamanya ditolak, disuruh lewat TP 5, tapi saya bilang, saya
orang luar kota dan tidak tahu jalan.. Mungkin karena kasihan, akhirnya kami
diperbolehkan masuk.. Jadi ibaratnya cuma numpang lewat di dalam Sogo-nya..
hahaha.. Malam itu, kami akhiri dengan
dinner (lagi) di Kwetiaw Medan Akiat yang berada di samping hotel (read here)..
Keesokan harinya, karena kamar
kami tidak include breakfast, jadi kami mengandalkan GoFood.. Sayang karena
hari itu tanggal 31 Desember 2019, jadi banyak tempat makan terkenal yang sudah
tutup.. Jadi akhirnya pesan lemper-nya Depot 168 untuk dibawa pulang ke Bali..
Lempernya ini recommended banget ya.. Harganya memang 12k per bijinya, tapi
ukurannya besar banget dan isinya melimpah.. Selain lemper, depot ini juga
terkenal akan mie-nya yang enak.. Sayangnya karena masih pagi, mie-nya belum
available.. Untuk sarapan, kami pesan Nasi Pecel dan Nasi Krawu.. Walaupun
tempatnya asal pilih, ternyata rasanya enak-enak..
Siang harinya sekitar pukul
11.00, kami check-out dari hotel dan menuju Pasar Atom untuk makan siang
sekaligus beli oleh-oleh.. Pasar Atom siang itu ramainya kebangetan, mungkin
orang-orang pada belanja untuk keperluan New Year ya.. Sorenya kami kembali ke
hotel untuk mengambil luggage dan lanjut naik Grab menuju Juanda International
Airport.. Untuk Grab-nya sendiri, karena kami pesan yang 6-seater, jadi kena
150an ribu.. Ini belum termasuk biaya tol dan parkir sekitar 20k..
Si singa di bandara Juanda
beroperasi di Terminal 1B.. Jadi pastikan turun di terminal yang benar ya..
Kondisi terminal keberangkatan-nya masih lebih baik dibandingkan terminal
kedatangannya.. Toiletnya yang kali ini agak kotor, lebih bersih yang di
terminal kedatangannya.. Untungnya ada Starbucks, jadi bisa claim minuman
gratisan.. Lumayan bisa 2x menikmati minuman favorit saya, Peppermint Mocha..
hehehe.. Flight singa JT990 saya, take off lebih lambat 20 menit dari schedule
dan landed di Ngurah Rai Airport sekitar pukul 22.00.. Ternyata perjuangan kami
masih belum usai.. Kami masih harus mencari transportasi untuk pulang ke
rumah.. Karena mendekati pergantian tahun, jadi tidak ada satupun Grab dan
GoCar yang tersedia.. Sempat dapat satu GoCar, sudah janjian di depan Solaria,
tapi kami terus di PHP-in, bahkan sampai disuruh cancel di aplikasi karena
takut ketahuan.. Kami menunggu sekitar 45 menit dan akhirnya menerima tawaran
dari driver Grab yang lain.. Rupanya karena high demand, driver-driver ini pada
matiin aplikasi, dan memilih untuk langsung mencari penumpang.. Tarifnya guess
what, dari airport ke rumah saya, driver-nya minta 200k.. Karena no choice, ya
terpaksa diambil.. Anyway, Grab sekarang tarifnya rada melonjak untuk pick-up
point di airport.. Karena saya cek di aplikasi pun, harganya sudah di kisaran
190-210k.. Bandingkan saja dengan rute yang sama tapi dibalik (menuju airport),
yang tariff-nya hanya di kisaran 60k.. So saran saya lebih baik pakai Traveloka
airport transfer (no endorse) yang harganya masih di kisaran 135k (untuk rute
yang sama)..
Akhirnya sampai juga di
penghujung #NatTravelDiaries edisi “Trip Mendadak ke Surabaya”.. Awalnya sih
super kesal dan bête karena harus berangkat ke Surabaya untuk interview.. Tapi
setelah dipikir-pikir, saya dan keluarga bisa sekalian jalan-jalan dan
refreshing.. Jadi kembali lagi, harus tetap bersyukur dan percaya akan rencana
Tuhan.. hehehe.. Sampai jumpa di #NatTravelDiaries berikutnya..
iya.. sdh jauh-jauah ke Surabaya soalnya.. hehehe.. sia-sia sih ga ya.. tp mencoba utk mengambil hikmahnya.. bs punya byk waktu di rumah.. bersyukur msh diberi kesehatan dan rejeki dr yg di atas.. hehehe..
ReplyDelete