Sunday, August 23, 2020

Unexpected Trip to Surabaya


Seperti yang sudah saya ceritakan di posting-an sebelumnya, jadi di akhir tahun kemarin, saya terpaksa harus berangkat ke Surabaya.. Tahu sendiri kan New Year itu tergolong high-season, orang pada liburan, dan salah satu tujuannya ya ke Bali.. Imbasnya ya harga tiket pesawat langsung melambung tinggi.. Sedangkan saya baru dapat info harus interview ke Surabaya tanggal 23 Desember 2019 sore harinya.. Jadwal interview-nya tanggal 30 Desember 2019, jadi saya harus buru-buru booking tiket pesawat dan hotel di OTA (online travel agent)..

Karena sedang high season, jadi kebanyakan maskapai sudah sold out dan kalaupun ada harganya mahal banget.. Waktu itu yang tersisa hanya si singa dan si burung biru.. Si burung biru sudah pasti tidak terjangkau buat saya, harganya sudah berjuta-juta untuk one way.. Ya akhirnya terpaksa ambil si singa.. Itupun harganya sudah di kisaran 650k one way, padahal normalnya masih di angka 300-an.. Itupun saya harus memundurkan jadwal kepulangan, karena tanggal 30 Desember 2019, untuk rute SUB-DPS untuk sold out semua maskapai, yang tersisa hanya penerbangan transit di Lombok atau Jakarta.. Jadi bayangkan saja, saya harus ke Jakarta dulu, baru dari Jakarta ke Bali.. Terpaksa pulangnya mundur ke tanggal 31 Desember 2019 dan naik si singa lagi.. Untuk urusan hotel, untungnya saya sudah punya hotel incaran di Surabaya, dan kebetulan lokasinya dekat banget dengan lokasi interview saya.. Jadi sudah langsung booked langsung.. Untuk review hotelnya, akan saya review di post terpisah ya..

Saya mengambil first flight dari Denpasar ke Surabaya.. Berharap kalau first flight, si singa tidak bakalan delay.. hehehe.. First flight si singa itu depart di jam 07.00 dan kali ini saya cukup beruntung.. Dua flight saya dengan si singa, dua-duanya on time.. hahaha.. Saya terakhir naik si singa kayaknya 10 tahun yang lalu, zaman rute DPS-SUB masih dilayani Wings Air dengan pesawat baling-balingnya.. Oh ya kali ini, selain dengan adik saya, kami juga ditemani kedua orang tua saya.. Rencana awal, yang berangkat hanya saya dan adik saya.. Tapi sehari sebelumnya, akhirnya papa mama diajak juga karena biar bisa sekalian refreshing.. Untungnya masih dapat tiket si singa, padahal booking last minutes banget.. Mama papa saya sudah pasti happy banget diajak liburan tipis-tipis ke Surabaya.. Apalagi mama saya kesampaian juga foto boncengan dengan Bapak Jokowi.. Replika atau diorama Bapak Jokowi dengan sepedanya ini sebenanrya sudah menghiasi Ngurah Rai Airport sejak tahun 2018.. Kaminya saja yang belum pernah terbang domestik sejak tahun 2018.. hahaha.. Sembari menunggu waktu boarding, saya menghabiskan waktu di Starbucks.. Lumayan dapat gratisan dari kartu kredit.. hahaha..


















Sekitar pukul 06.50, si singa dengan flight code JT929 yang saya naiki mendarat dengan selamat di Juanda International Airport.. Hello again Surabaya, long time no see.. Setelah 8 tahun, kembali juga saya ke kota penuh kenangan ini.. hehehe.. Di Juanda, si singa beroperasi di Terminal 1, yang menurut saya agak kuno.. Contohnya karpetnya sudah tergolong using, belum lagi kalau harus turun ke lantai bawah, hanya ada tangga manual.. Untuk transportasi ke kota, saya memilih memesan di Traveloka.. Lumayan harganya masih lebih murah dibandingkan menggunakan taxi bandara.. Oh ya, di Juanda Grab dilarang mengambil penumpang ya, hanya boleh mengantar penumpang saja.. Tarif airport transfer dari Traveloka, untuk rute Juanda ke Mayjend Sungkono, adalah sebesar 150k dan sudah include tol dan parkir.. 
 







Kami tentu saja sampai di hotel kepagian banget.. Jadi kami hanya menitipkan tas, dan langsung keluar hotel untuk cari sarapan.. Setelah jalan kaki cukup jauh dan gagal menemukan tempat makan, akhirnya kami naik Grab menuju Yung Ho Restaurant (read here).. Dari Yung Ho kami kembali ke hotel untuk menunggu jam 10.00 terlebih dahulu.. Jadi tujuan kami pagi itu adalah Pasar Atom, dan Pasar Atom-nya memang baru buka pukul 10.00.. Di Pasar Atom kami tentu saja kuliner-an (read here, here, here) dan sedikit shopping.. Puas jalan-jalan di Pasar Atom, kami menyebrang ke ITC Surabaya.. 










Di ITC kami tidak belanja apa-apa.. Barangnya kurang menarik.. hahaha.. Jadi kami langsung meluncur ke Panen Raya.. Nah Panen Raya ini adalah toko oleh-oleh favorit saya.. Biasanya saya suka belanja produk-produknya di Shopee.. hahaha.. Saya memilih mendatangi cabang mereka yang berada di Pasar Genteng.. Karena lokasinya lebih dekat dari Pasar Atom.. Di dekat Panen Raya Pasar Genteng ini juga banyak toko oleh-oleh lainnya seperti Toko Bhek, Lapis Kukus Pahlawan, dll.. Yang wajib dibeli di Panen Raya versi NatInBali adalah aneka kripik hasil laut seperti teripang/terung, lorjuk, dll.. Kemudian ada kripik singkong dan pisang merk Lumba-Lumba.. Ada juga Bandeng Asep, yang menjadi favorit papa saya.. Di Panen Raya ini juga ada oleh-oleh khas Surabaya lainnya seperti Sambal Bu Rudy, aneka Spiku (Lapis Surabaya), dll.. Di sini service-nya juga oke.. Barang belanjaan kita bakalan di-packing dengan rapi, jadi ga perlu repot-repot packing segala.. Dari Panen Raya, kami kembali naik Grab menuju hotel.. Sejam kemudian, kami kelaparan, jadi kami jalan ke Hok Siong yang berada di sebelah hotel (read here).. hahaha..
















Malam harinya kami naik Grab menuju Ciputra World.. Padahal dari hotel, jaraknya hanya sekitar 1,5 km.. Kalau di luar negeri, biasanya saya memilih jalan kaki.. hahaha.. Ciputra World ini adalah salah satu mall elite di kota Surabaya.. Akhirnya saya bisa juga melihat Christmas tree dan ornament Natal lainnya yang menghiasi setiap sudut mall.. Di Bali kagak ada yang seperti ini soalnya.. hahaha.. Mall-nya sih lumayan lengkap ya, begitu pula dengan tempat makannya.. Tapi malam itu, kami memilih untuk makan di Bakwan Kapasari (read here)..




















Esok harinya, setelah breakfast di hotel, kami berangkat menuju tempat interview.. Untuk pengalaman saya menjalani interview terkait pengajuan visa China saya, bisa dibaca di sini ya.. Selesai interview, kami makan siang di Nasi Campur Pojok Tambak Bayan (read here) dan nge-dessert di Madame Chang (read here).. Dari Madame Chang kami menuju Pakuwon Mall yang connect langsung dengan Pakuwon Trade Center (PTC).. Nah kalau mall yang satu ini lebih cocok buat saya dibandingkan dengan si Ciputra World yang toko-tokonya lebih high-end.. Di Supermall Pakuwon juga banyak brand-brand yang lagi promo, seperti Mango, H&M, Pull & Bear, Cotton On, dll.. Sempat belanja di store-nya Onitsuka Tiger dan kata papa saya barangnya lebih oke dibandingkan di Malaysia.. Berbanding terbalik dengan brand Rubi dan Cotton On.. Kalau brand ini, justru lebih oke yang di Singapore dan Malaysia.. Harganya juga lebih mahal di Indonesia.. Di PTC, kami juga sempat kuliner-an.. Untuk review-nya bisa dibaca di sini






























Capek belanja dan makan-makan, kami pun kembali ke hotel.. Naik Grab lagi tentunya.. Satu hal yang saya notice, Grab ini laris manis lho di Surabaya.. Kebanyakan orang ke mall juga naik Grab.. Masuk akal sih, naik Grab kalau dekat palingan hanya 20-40k.. Bayar karcis parkir di mall saja bisa lebih mahal.. Belum lagi harus repot-repot cari space parkir.. Hal lain yang saya notice, driver Grab di Surabaya itu lebih suka menerima pembayaran menggunakan OVO (kalau Gojek, ya Gopay).. Setelah tanya-tanya dengan driver Grab-nya, jadi ketika custome bayar pakai OVO, driver-nya juga bakalan dapat point.. Saya lupa persentase-nya.. Kalau pakai OVO pun, mereka juga tidak perlu repot-repot menyediakan uang kembalian.. Makanya driver Grab di sana suka heran melihat saya yang membayar menggunakan uang cash.. hahaha.. Akhirnya setelah itu, saya dan adik saya kalau bayar Grab pakai OVO juga.. Padahald di Bali, kami seringkali ditolak kalau memilih payment menggunakan OVO atau GoPay.. Ternyata beda kota, beda juga karakteristik orangnya ya.. Oh ya, another thing, Grab di Surabaya itu murah banget lho.. Untuk jarak yang dekat-dekat, biasanya kami kena 26k.. Itupun kata driver Grab-nya, tarifnya sudah naik menjelang New Year.. Berarti kalau normal bisa lebih murah.. Dari Mayjend Sungkono ke Tunjungan Plaza kena 35k saja dan kalau ke Pasar Atom 45k.. Kalau di Bali, dari rumah saya di belakang Lottemart ke Mall Bali Galeria saja sudah kena 50k..


Malam harinya, giliran kami menyambangi mall paling hits di kota Surabaya, apalagi kalau bukan Tunjungan Plaza (TP).. Terakhir saya ke TP, TP nya hanya sampai TP 4, tapi kali ini sudah ada tambahan TP 5 dan TP 6.. hehehe.. Tapi tetap TP favorit saya ya TP 3.. Jadi kami memilih turun di TP 3.. Setelah shopping sebentar, kami makan malam di Ka Soh Restaurant (read here), nyobain Fore (read here), dan lanjut shopping lagi.. Karena keasyikan shopping, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.00.. Toko-toko sudah mulai ditutup.. Kami 4 orang dari Bali ini langsung kebingungan mencari jalan keluar.. Maunya cari lobby yang gampang dapat Grab-nya.. Setelah putar sana putar sini, sampai tanya ke security, akhirnya kami diarahkan menuju Sogo.. Nah Sogo-nya itu pintu teralis-nya sudah ditutup oleh security-nya.. Akhirnya saya mohon-mohon dan pasang wajah memelas ke security-nya.. Pertamanya ditolak, disuruh lewat TP 5, tapi saya bilang, saya orang luar kota dan tidak tahu jalan.. Mungkin karena kasihan, akhirnya kami diperbolehkan masuk.. Jadi ibaratnya cuma numpang lewat di dalam Sogo-nya.. hahaha..  Malam itu, kami akhiri dengan dinner (lagi) di Kwetiaw Medan Akiat yang berada di samping hotel (read here).. 







Keesokan harinya, karena kamar kami tidak include breakfast, jadi kami mengandalkan GoFood.. Sayang karena hari itu tanggal 31 Desember 2019, jadi banyak tempat makan terkenal yang sudah tutup.. Jadi akhirnya pesan lemper-nya Depot 168 untuk dibawa pulang ke Bali.. Lempernya ini recommended banget ya.. Harganya memang 12k per bijinya, tapi ukurannya besar banget dan isinya melimpah.. Selain lemper, depot ini juga terkenal akan mie-nya yang enak.. Sayangnya karena masih pagi, mie-nya belum available.. Untuk sarapan, kami pesan Nasi Pecel dan Nasi Krawu.. Walaupun tempatnya asal pilih, ternyata rasanya enak-enak..

Siang harinya sekitar pukul 11.00, kami check-out dari hotel dan menuju Pasar Atom untuk makan siang sekaligus beli oleh-oleh.. Pasar Atom siang itu ramainya kebangetan, mungkin orang-orang pada belanja untuk keperluan New Year ya.. Sorenya kami kembali ke hotel untuk mengambil luggage dan lanjut naik Grab menuju Juanda International Airport.. Untuk Grab-nya sendiri, karena kami pesan yang 6-seater, jadi kena 150an ribu.. Ini belum termasuk biaya tol dan parkir sekitar 20k..

Si singa di bandara Juanda beroperasi di Terminal 1B.. Jadi pastikan turun di terminal yang benar ya.. Kondisi terminal keberangkatan-nya masih lebih baik dibandingkan terminal kedatangannya.. Toiletnya yang kali ini agak kotor, lebih bersih yang di terminal kedatangannya.. Untungnya ada Starbucks, jadi bisa claim minuman gratisan.. Lumayan bisa 2x menikmati minuman favorit saya, Peppermint Mocha.. hehehe.. Flight singa JT990 saya, take off lebih lambat 20 menit dari schedule dan landed di Ngurah Rai Airport sekitar pukul 22.00.. Ternyata perjuangan kami masih belum usai.. Kami masih harus mencari transportasi untuk pulang ke rumah.. Karena mendekati pergantian tahun, jadi tidak ada satupun Grab dan GoCar yang tersedia.. Sempat dapat satu GoCar, sudah janjian di depan Solaria, tapi kami terus di PHP-in, bahkan sampai disuruh cancel di aplikasi karena takut ketahuan.. Kami menunggu sekitar 45 menit dan akhirnya menerima tawaran dari driver Grab yang lain.. Rupanya karena high demand, driver-driver ini pada matiin aplikasi, dan memilih untuk langsung mencari penumpang.. Tarifnya guess what, dari airport ke rumah saya, driver-nya minta 200k.. Karena no choice, ya terpaksa diambil.. Anyway, Grab sekarang tarifnya rada melonjak untuk pick-up point di airport.. Karena saya cek di aplikasi pun, harganya sudah di kisaran 190-210k.. Bandingkan saja dengan rute yang sama tapi dibalik (menuju airport), yang tariff-nya hanya di kisaran 60k.. So saran saya lebih baik pakai Traveloka airport transfer (no endorse) yang harganya masih di kisaran 135k (untuk rute yang sama)..






Akhirnya sampai juga di penghujung #NatTravelDiaries edisi “Trip Mendadak ke Surabaya”.. Awalnya sih super kesal dan bête karena harus berangkat ke Surabaya untuk interview.. Tapi setelah dipikir-pikir, saya dan keluarga bisa sekalian jalan-jalan dan refreshing.. Jadi kembali lagi, harus tetap bersyukur dan percaya akan rencana Tuhan.. hehehe.. Sampai jumpa di #NatTravelDiaries berikutnya.. 

1 comment:

  1. iya.. sdh jauh-jauah ke Surabaya soalnya.. hehehe.. sia-sia sih ga ya.. tp mencoba utk mengambil hikmahnya.. bs punya byk waktu di rumah.. bersyukur msh diberi kesehatan dan rejeki dr yg di atas.. hehehe..

    ReplyDelete